Dr. Ir. Heru Tjahjono, Bersaing di Era Globalisasi

“Orang hidup harus berguna untuk orang lain.”

Itulah motivasi Heru Tjahjono, Alumni Teknil Sipil UNS angkatan ‘81 dalam menjalani aktivitasnya kini. Bekerja sebagai pemimpin di Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, membuatnya sadar betul untuk terus bermanfaat bagi orang banyak. Tak hanya bermanfaat bagi rekan kerjanya semata, tapi sebisa mungkin lelaki kelahiran Kota Gudeg Yogyakarta tersebut dapat mengabdikan dirinya di lingkungan masyarakat sekitar dan juga keluarga. Hal itu pula yang mendasari Heru berbagi kisahnya semasa kuliah di UNS. Supaya kelak ada hikmah dan manfaat yang dapat dipetik lewat kisah-kisahnya tersebut.
Kala itu, matahari sudah terbenam beberapa jam ke belakang. Rembulan telah bertugas di angkasa. Tepatnya pukul 8 malam. Baru beberapa menit yang lalu, Heru tiba di rumahnya. Tanpa kenal lelah, ia pun mengisahkan masa-masa menjadi mahasiswa UNS melalui sambungan telepon.
“Yang saya ingat tentang UNS itu kampusnya rindang dan besar,” tuturnya memulai cerita. Dulu semasa kuliah, ia sering pindah-pindah gedung. Maklum, UNS saat itu belum seperti sekarang yang gedungnya banyak dan fasilitasnya lengkap. Selain itu, untuk mencari dosen yang bergelar doktor dan profesor masih terbilang susah. Tak seperti sekarang yang rata-rata dosen sudah menyandang gelar doktor.
Di kampus Sebelas Maret, Heru muda tak hanya menjalani hari-harinya dengan mendengarkan ceramah dosen saja. Ia berusaha mengembangkan softskillnya lewat berbagai kegiatan. Salah satunya dengan mengikuti organisasi minat-bakat maupun organisasi berbau politik. Di antaranya yaitu senat mahasiswa dan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM). Kala itu, ia pernah mendapat amanah sebagai ketua umum BPM tingkat Fakultas Teknik. Belakangan nama Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), diganti dengan istilah yang lebih praktis, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Menurutnya, mengikuti organisasi semacam itu akan berdampak besar bagi kehidupannya kelak. Karena lewat organisasi, seseorang akan belajar banyak hal yang tak dipelajarinya di bangku kuliah. Seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, manajemen diri yang baik, dan masih banyak lagi. Beberapa keahlian yang diperoleh dari organisasi diatas merupakan modal utama dalam bekerja. Mengingat dalam bekerja bukan hanya intelektualitas semata yang dibutuhkan. “Untuk itu, mahasiswa sekarang jangan cuma kuliah saja, tapi ikutilah berbagai organisasi dan kegiatan,” pesannya dengan nada ramah.
Bapak dari dua orang anak ini pun mengaku, bahwa untuk dapat sukses dalam pekerjaan dibutuhkan komitmen yang kuat, keseriusan, dan ilmu pendidikan yang tinggi. Jika masih bergelar sarjana, seseorang berkewajiban melanjutkan pendidikannya hingga menyandang gelar magister bahkan doktor. Semua itu diperlukan untuk meningkatkan profesionalitas dan kompetensi diri. Mengingat di zaman globalisasi ini, pelamar kerja yang menjadi saingan kita tak hanya warga Indonesia saja, tapi juga dari mancanegara.
Atas dasar tersebut, Heru yang pernah menjabat sebagai Bupati Tulungagung, akhirnya melanjutkan studi program magister di Universitas Merdeka Malang. Mengambil konsentrasi Manajemen, ia pun bertekad untuk dapat mengelola instansi yang tengah ia jabat di daerah Tulungagung. Kemudian, ia kembali menjalani masa-masa belajar di Universitas Brawijaya Malang. Konsentrasi ilmu yang dipelajari pun berbeda dengan sebelumnya. Di kampus Brawijaya Malang tersebut, Heru menekuni bidang Kajian Lingkungan dan Pembangunan. Lalu berhasil menyandang gelar doktornya pada tahun 2014 kemarin.
Untuk menunjang kemampuannya, Heru juga menyempatkan membaca beragam buku di tengah kesibukan yang ia jalani. Baik buku fiksi, non-fiksi, buku teknik, hingga buku di luar displin ilmunya. Karena setiap lembaran dari buku, terselip sejuta makna yang berhubungan dengan realitas kehidupan. Entah ber-genre apapun.
Mengakhiri perbincangan malam yang semakin dingin, lelaki yang hobi menggunakan motor gede tersebut menyelipkan doanya. Ia berharap kelak UNS dapat menjadi universitas terbaik nomer 1 di Indonesia dengan kualitas pendidikan yang semakin baik. “Semoga UNS dapat menjadi universitas nomer 1. Karena kan sekarang fasilitasnya sudah lengkap ditambah lagi banyak dosen yang sudah menjadi profesor,” ungkapnya penuh harap. Untuk mahasiswa UNS, tak lupa ia berpesan untuk tak puas mencari ilmu di S1 saja, tapi berusaha sampai bergelar doktor. “Untuk mahasiswa UNS jangan cuma berhenti di S1 saja. Tapi belajarlah sampai S3. Wong yang sudah tua saja banyak yang sudah jadi doktor,” tukasnya menginspirasi. [*]

Skip to content