8th International Indonesia Forum , Ajang Diskusi Internasional tentang Tradisi dan Modern

8th International Indonesia Forum

Sejumlah 125 orang berkebangsaan Indonesia, Malaysia, Cina, Australia, Jerman, dan kawasan Eropa lainnya, tampak sibuk berdiskusi di lantai dua gedung pusat dr. Prakosa, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Rupanya mereka merupakan peserta International Indonesia Forum (IIF), sebuah organisasi internasional non-profit yang membahas isu-isu kontemporer di Indonesia yang diselenggarakan pada Rabu-Kamis (29-30/7/2015). IIF ke-8 kali ini mengusung tema “Discourses Exploring the Space between Tradition and Modernity in Indonesia”.

iki wae

Sejak zaman pemerintahan Soeharto dan sebelumnya, tradisi dan modern yang terjadi di Indonesia merupakan dua hal yang selalu berseberangan. Sebagian orang mengatakan bahwa tradisi tidak berkaitan dengan modern, begitu pun sebaliknya. Berbekal isu-isu tersebut, para peserta dan 46 pembicara mendiskusikan apa sebenarnya kaitan antara tradisi dan modern di Indonesia. Selama dua hari berlangsung, IIF ke-8 yang membahas tradisi dan modern menghasilkan bahwa tradisi itu bisa menumbuhkan modern.

Ditemui seusai penutupan IIF ke-8, koordinator acara yang juga member IIF Hermanu Joebagio menjelaskan hasil dari diskusi tersebut. “Ternyata dari hasil diskusi, tradisi itu bisa menumbuhkan modern. Bisa juga sebaliknya,”tuturnya. Hermanu memberi contoh salah satunya yaitu tradisi kotoran Kyai Slamet (nama salah satu kerbau di Keraton Solo) yang biasa diperebutkan masyarakat setiap bulan Sura. “Rebutan kotoran Kyai Slamet itu dianggap sebagai suatu tradisi yang sebenarnya bisa menumbuhkan modernitas. Yaitu kotoran Kyai Slamet tadi bisa jadi pupuk yang menyuburkan tanah,”jelas dosen Sejarah FKIP UNS ini.
Selain membahas tradisi dan modern di Indonesia, pada kesempatan tersebut panitia berharap bisa menjalin kerjasama dengan hubungan luar kampus. Salah satunya dengan menjalin kerjasama riset. “Tadi sewaktu ngobrol santai coffee break dan lunch, kami sudah saling setuju untuk menjalin kerjasama riset kedepan,”ungkap Hermanu. [](afifah.uns.ac.id)

Skip to content