Dominart 2015, Memerdekakan Arti Seni

Dominart 2015
Fashion Show Dominart 2015 membagi ruang berekspresi bagi desainer muda Solo.
Fashion Show Dominart 2015 membagi ruang berekspresi bagi desainer muda Solo.

Suara musik menghentak mengiringi langkah peragawan dan peragawati yang memamerkan busana-busana apik dari sang desainer. Penonton mengelilingi panggung yang memanjang, seakan tak ingin kehilangan setiap momen. Malam itu, Sabtu (25/4/2015) di salah satu ruangan Taman Budaya Jawa Tengah, Jurusan Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) menghelat Dominart, yang salah satu sub acaranya adalah peragaan busana.

Kebebasan berekspresi tampaknya masih dirasa belum sepenuhnya bebas oleh pelaku seni, termasuk di antaranya desainer-desainer muda Solo. Oleh karena itu, dengan mengangkat tema “Freedom in Realizing Art” panitia ingin membagi ruang kepada para seniman untuk berkarya. “Melalui acara ini semoga bisa jadi wadah untuk mengekpresikan karya mereka. Seperti desainer-desainer Solo yang ternyata kurang diberi ruang untuk berekspresi,” tutur Putri Andhita, Ketua Panitia Dominart yang juga mahasiswa Jurusan Kriya Tekstil UNS ini.

Seni Yang Merdeka

Gaun malam bernuansa emas terpasang di tengah-tengah arena pameran. Tak kalah menarik mata, beberapa dikenakan pada manekin tanpa kepala yang tergantung di langit-langit ruangan. Deretan kain batik berjajar membentuk barisan simetris di salah satu sudut ruangan. Warna-warni ikat celup juga memanjakan mata pengunjung.

Sudut-sudut lain sudah terisi puluhan karya seni yang juga terpajang memenuhi arena pameran. Inilah ruang Artwork Exhibition, bagian lain dari acara Dominart 2015. Keliaran berpikir pelaku seni bisa tercermin dari karyanya. “Seni itu tidak ada batasnya. Kadang kita masih terkotak antara budaya barat dan timur. Kalaupun ada batasnya, batas seni adalah etika,” ujar Putri berbagi ide tentang kebebasan berekpresi dalam dunia seni.

Para pengunjung menikmati karya seni tanpa batas.
Para pengunjung menikmati karya seni tanpa batas.

Acara Fashion Show  yang menjadi puncak acara Dominart 2015 malam itu menjadi ajang mempromosikan karya desainer-desainer muda Solo. “Ada yang memang mahasiswa Kriya, ada juga desainer dari luar jurusan,” tambah Putri menimpali. Desainer yang turut berpartisipasi antara lain Nifira Shinta, Monique Gracia, Laurensia Inka, Dhimas Saktyo, Saputri Puput, Vivian Aprida Syafira, Connie Ayu, Safira Hanif, dan Tiwi Bina Affanti yang juga merupakan Ketua Jurusan Kriya Tekstil UNS.

Selain itu, Batik Design Competition, Workshop “Happy Crafternoon”, dan Live Performance Dance turut memeriahkan acara yang hanya berlangsung satu hari itu. “Untuk workshop, kami membidik siswa-siswa SMA, bukan SMK, untuk berbagi apa itu kebebasan dalam seni,” pungkas Putri. Tak hanya menarik penonton dari kalangan pelaku seni, acara ini juga mampu menarik penonton umum dan  para pecinta fotografi untuk sekadar menghabiskan waktu malam Minggu sembari berburu foto. [] (nana.red.uns.ac.id)

Skip to content