FISIP UNS Gelar Semnas Peran Pemuda dalam Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045

UNS – Mempersiapkan peran pemuda untuk mewujudkan visi Indonesia emas di usia keseratus tahunnya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS) Surakarta menggelar Seminar Nasional Diplonary 2018. Seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Diploma (HMD) FISIP UNS ini mengangkat tema “Peran Pemuda dalam Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045”. Acara ini diselenggarakan di Aula Gedung F Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS pada Minggu (11/11/2018).

Beranjak dari tema tersebut, semnas ini mengambil subtema yang berkaitan dengan permasalahan sosial para pemuda sebagai kaum milenial sekaligus generasi penerus bangsa, di antaranya mengenai kemajuan teknologi di masa depan, berkembangnya jiwa entrepreneurship, dan menuju politik yang berkualitas. Materi-materi tersebut dibahas oleh pembicara yang telah berpengalaman di bidangnya, yaitu Krishna Adityangga sebagai Founder of Oorth, Ken Handersen sebagai Property Developer dan Investor, dan Pangi Syarwi Chaniago sebagai Executive Voxpol Center Research and Consulting.

Membahas kemajuan teknologi di masa depan, Krishna Adityangga berbagi pengalamannya mengenai start-up yang didirikannya, yaitu Oorth. Founder of Oorth ini mengatakan bahwa speed, adaptive, dan social impact adalah prinsip kerja yang harus digunakan di era ini. Selain itu, pembicara juga menambahkan bahwa teknologi atau industri yang paling baik adalah teknologi yang mampu menjawab keresahan, kegelisahan, dan permasalahan sosial masyarakat. Manusia dituntut untuk peka terhadap permasalahan dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sosial sebab yang paling fundamental daripada teknologi itu sendiri adalah man power, yaitu manusia sebagai pencipta teknologi.

Dekan FISIP UNS, Ismi Dwi Astuti Nurhaeni memukul gong sebagai tanda pembukaan acara seminar nasional.

Pembicara kedua, Pangi Syarwi Chaniago mengajak pemuda untuk kembali mengingat perjuangan para pahlawan dalam memerdekakan Indonesia. Ia menyebut tujuan negara Indonesia dalam alenia keempat UUD 1945 sudah mampu mewakili apa yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini.

“Mimpi para founding fathers kita itu luar biasa. Mestinya, narasi politik saat ini seperti yang dinyatakan founding fathers kita. Tujuan negara kita hanya ada empat, yaitu memajukan kesejahteraan umum, melindungi segenap tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta menjaga ketertiban dunia. Di tahun 1945, kita sudah bicara bahwa kita harus menjadi polisi dunia untuk kedamaian dunia. Bukan hanya mengurus dirinya sendiri, tetapi juga mengurus dunia,” jelas Pangi Syarwi Chaniago menyampaikan materi politik yang berkualitas bagi kaum milenial.

Selanjutnya, Ken Handersen mengajak para pemuda untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship. Property Developer ini mengatakan bahwa entrepreneur itu adalah tentang mindset seseorang untuk mengatur keuangan yang lebih baik. Pendiri Handersen Succes Academy ini juga menambahkan bahwa modal itu tidak hanya uang, tetapi juga waktu dan tenaga. Di dalam berwirausaha, tentu dibutuhkan sikap kerja keras dan pantang menyerah dalam mengalami kegagalan. Apabila seseorang gagal, maka yang harus dilakukannya adalah terus mengubah pola pikir (mindset), maka akan merubah cara kerja sehingga hasil juga akan berubah. Keberhasilan akan didapatkan apabila seseorang terus mencoba.

Seminar nasional ini dihadiri lebih dari lima ratus orang, baik peserta maupun tamu undangan. Acara dibuka oleh Ismi Dwi Astuti Nurhaeni selaku Dekan FISIP UNS. Pembahasan materi semnas dimoderatori oleh Isna Nur Insani, Mawapres FISIP UNS 2018. Seminar Nasional Diplonary 2018 merupakan seminar nasional yang diselenggarakan oleh beberapa program studi diploma di FISIP UNS, yaitu D-3 Perpustakaan, D-3 Manajemen Administrasi, dan D-3 Komunikasi Terapan yang terdiri dari peminatan Penyiaran, Periklanan,dan Hubungan Masyarakat. humas.red-uns/Zul/Isn

Skip to content