Kunjungan Kerja DPRD dan Pejabat Pemkot Cimahi ke Fakultas Teknik UNS

Wahyudi Sutopo, Ketua Pusat Inovasi Teknologi UNS menyampaikan mata kuliah Teknoprener yang diselenggarakan sebagai mata kuliah pilihan di Fakultas Teknik.
Wahyudi Sutopo, Ketua Pusat Inovasi Teknologi UNS menyampaikan mata kuliah Teknoprener yang diselenggarakan sebagai mata kuliah pilihan di Fakultas Teknik.
Wahyudi Sutopo, Ketua Pusat Inovasi Teknologi UNS menyampaikan mata kuliah Teknoprener yang diselenggarakan sebagai mata kuliah pilihan di Fakultas Teknik.

Wakil ketua II DPRD kota Cimahi, Santoso Anto didampingi beberapa Kepala Dinas Pemerintah Kota Cimahi, pelaku usaha kecil menengah Cimahi serta perwakilan manajemen Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melakukan kunjungan kerja ke Pusat Inovasi Teknologi Universitas Sebelas Maret Solo, Rabu (30/9/2015). Kunjungan tersebut ditujukan untuk mempelajari konsep dan model Pusat Inovasi dan kurikulum Kewirausahaan berbasis teknologi. Tim diterima oleh Dekan Fakultas TeknikSholihin As’ad, dan Ketua Pusat Inovasi Teknologi UNS, Wahyudi Sutopo.

Pusat Inovasi Universitas Sebelas Maret telah melakukan kerjasama dengan Balai Inkubator Teknologi BPPT untuk menghasilkan sarjana yang akan menjadi pengusaha berbasis teknologi (teknoprener) melalui kegiatan inkubasi bisnis yang terintegerasi dengan kurikulum kewirausahaan berbasis teknologi. Rombongan kerja selain melihat fasilitas inkubasi dari pusat inovasi juga melihat produk-produk unggulan yang dihasilkan para calon teknoprener dari mahasiswa UNS. Produk tersebut antara lain Baterai Litium; eco absorber sebagai panel peredam bising indoor; dan Batik Herbal. Baterai yang menggunakan teknologi LFP ini memiliki keunggulan aman, awet, heat resistance dan ramah lingkungan.

Produk-produk unggulan yang dihasilkan para calon teknoprener dari mahasiswa UNS.
Produk-produk unggulan yang dihasilkan para calon teknoprener dari mahasiswa UNS.

Wahyudi Sutopo yang juga merupakan Ketua Program Studi Teknik Industri berkesempatan menjelaskan mata kuliah teknoprener. Wahyudi menerangkan ada dua hal ketika hendak mengkomersialkan hasil teknologi, yakni harus ada teknologi dan yang kedua harus ada yang mengkomersialkan. “Teknoprener itu tidak hanya berdagang tetapi dimulai dengan melihat teknologi dan inovasi yang dihasilkan. Ujung akhir dari mata kuliah teknoprener adalah menciptakan calon-calon pengusaha yang capable,” jelas Wahyudi mengenai mata kuliah teknoprener yang sudah berjalan di tahun ketiga ini. Melalui teknoprener ini diharapkan mampu menumbuhkan budaya kewirausahaan berbasis teknologi. “Spesifiknya berbasis teknologi. Tidak bisa dipotong hanya menumbuhkan budaya kewirusahaan saja karena pada program-program yang ada pada pemerintahan dan pusat studi sudah lainnya sudah ada pengembangan budaya penelitian tapi belum tentu berbasis teknologi,” Wahyudi menekankan. []

Skip to content