LJUN Siswa SMA/MA/SMK/SMALB Mampir ke UNS untuk Dipindai

Kesibukan para petugas dalam memindai LJUN Siswa SMA/MA/SMK/SMALB se-derajat di Gedung IKA UNS lantai 2.
Kesibukan para petugas dalam memindai LJUN Siswa SMA/MA/SMK/SMALB se-derajat di Gedung IKA UNS lantai 2.

Universitas Sebelas Maret (UNS) mendapatkan mandat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membantu pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMA/MA/SMK/SMALB se-derajat di wilayah Solo Raya yang meliputi 7 kabupaten/kota. Tujuh kabupaten/kota tersebut adalah Surakarta, Boyolali, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, dan Klaten.

Ada dua tugas yang dilaksanakan UNS. Pertama, mengawasi jalannya UN mulai dari pendistribusian soal sampai pelaksanaan UN di ruang ujian. Kedua, melakukan pemindaian Lembar Jawaban UN (LJUN) yang menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK) untuk hasilnya dikirimkan ke Kemendikbud. Tugas untuk mengawasi UN ini sudah berjalan selama empat tahun, sedangkan untuk proses pemindaian sendiri baru tahun ini. Tugas pengawasan dilaksanakan oleh seluruh ketua jurusan (kajur) yang berasal dari FKIP.

“Yang terlibat di sini untuk pemindaian kita ambilkan teman-teman karyawan dari bidang manapun yang paham komputer,” terang Wakil Rektor I UNS Sutarno selaku penanggung jawab. Orang-orang tersebut berasal dari Bagian Pendidikan, Bagian Perencanaan, UPT Puskom, dan juga beberapa fakultas. Untuk mendukung kinerja pemindaian, lanjut Sutarno, pemerintah awalnya mengirimkan 8 scanner, lalu beberapa hari setelahnya pemerintah menambah 5 buah.

Proses pemindaian tersebut bertempat di Gedung IKA UNS, sebelah Sekretariat SPMB UNS. Sebelum kumpulan LJUN tersebut dipindai, semua LJUN yang berasal dari 7 kabupaten/kota tersebut dikumpulkan terlebih dahulu di lantai 1. Setelah dikategorikan berdasarkan tiap-tiap kabupaten/kota, baru di bawa ke lantai 2 untuk diproses. Kegiatan ini dimulai sejak UN dimulai, 13 April 2015, hingga 25 April 2015.

Sutarno mengungkapkan harapannya terkait dengan pelaksanaan UN tahun ini yang tidak dijadikan suatu indikator kelulusan. “Mudah-mudahan kejujuran ada, integritasnya tinggi, karena nanti sekolah juga dinilai dari indeks integritasnya juga,” ungkap Sutarno. [] (dodo.red.uns.ac.id)

Skip to content