Tri Endah Lestari, S.Si., Mengidolakan Albert Einstein

Tri Endah Lestari

Idola seringkali membuat seseorang termotivasi untuk menjadi seperti idolanya. Tak menutup kemungkinan termasuk dalam bidang keilmuan. Hal tersebut juga berlaku bagi Tri Endah Lestari. Lulus dari SMU N 1 Kebumen, awalnya Endah merasa tidak terlalu paham akan jurusan yang ada di universitas. Perempuan kelahiran tahun 1979 ini sempat melirik kuliah di bidang teknik karena pada dasarnya menyukai menghitung dan mengutak-atik rumus. Mengaku mengidolakan Albert Einstein, membawa Endah akhirnya memutuskan memilih kuliah di Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret.

Tri Endah Lestari
Tri Endah Lestari, S. Si., Alumni Berprestasi 2015

Setelah berhasil lolos masuk ke UNS dan diterima di Jurusan Fisika dalam jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) kala itu, ternyata Endah menjadi mahasiswa angkatan pertama di jurusan ini. Tidak adanya kakak tingkat sebagai tempat bertanya, sarana perkuliahan yang belum maksimal, semua baru saja dimulai, hal tersebut tentunya menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi mahasiswa angkatan pertama.
Mahasiswa benar-benar dituntut untuk mandiri, apalagi belum adanya teknologi secanggih saat ini. Endah juga mengisahkan bahwa buku-buku teks untuk menunjang perkuliahan dalam bahasa Indonesia masih terbatas sehingga mahasiswa harus menerjemahkan sendiri. Tanpa sadar, hal ini justru memberikan manfaat lain bahwa mahasiswa menjadi terbiasa dengan bahasa asing. “Modulnya bahasa Inggris, jadi harus menerjemahkan karena sudah terbiasa jadi keasyikan menerjemahkan sambil mengerjakan,” terangnya.
1504101_3921085162964_343362865_n
Selesai menamatkan kuliah di Jurusan Fisika, Endah mengungkapkan bahwa apa yang diperolehnya saat dibangku kuliah, ia rasa tidaklah cukup untuk memasuki dunia kerja karena lebih banyak ke teori saja. Pekerjaan yang ia dapatkan saat ini juga masih jauh dari harapan, dalam artian seharusnya sebagai seorang fisikawan yang idealis tentunya ia berharap bisa menekuni bidangnya dengan baik misalnya saja menjadi peneliti, atau bekerja di lembaga penelitian. Seperti keinginan lazim dari orang yang memang bertujuan mengambil kuliah di Jurusan Fisika untuk kemudian benar-benar bisa terjun di bidang ini setelah lulus.
Walaupun kurang sesuai dengan bidang fisika, tetapi Endah menyebutkan bahwa dasar dari ilmu fisika tetap dibutuhkan dan menunjang pekerjaannya saat ini sebagai konsultan produk kesehatan di PT Roche Indonesia. Berpusat di Swiss, perusahaan asing ini menawarkan produk original, juga berperan dalam penemuan, pengembangan, produksi, dan pemasaran solusi pelayanan kesehatan terbaru. Dengan banyaknya produk tiruan yang beredar di Indonesia, perusahaan ini meneliti dan juga menjamin produk yang kemudian disarankan ke masyarakat. Jadi tidak hanya menitik beratkan kepada penjualan saja, tetapi juga menekankan pada kualitas produk.
Selain itu, menurutnya ilmu yang diperoleh semasa kuliah dibutuhkan pula untuk menghitung, dan juga masih ada kaitannya dengan Ilmu Matematika. Manfaat lain yang dirasakan saat kuliah adalah pikiran menjadi lebih sistematis dan yang terpenting adalah bagaimana kemudian terbentuknya pola pikir. “Bidang Fisika dasarnya yang dipakai, Matematika juga kepakai, jadi sistematis, terpakai untuk pola pikir juga,” tutur Endah.
Pada masa itu untuk Jurusan Fisika sendiri, juga mengarah untuk menjadi guru setelah lulus. Tapi setelah berpikir, jika menjadi seorang guru menurutnya hanya akan menetap di daerah saja, sementara Endah memiliki keinginan agar bisa kebanyak daerah. Dan melalui pekerjaannya yang sekarang inilah keinginannya tersebut bisa sekaligus terwujud, sekaligus mengantarkannya untuk mengunjungi beberapa negara diantaranya Thailand, Singapura, Jepang, juga berkesempatan ke Macau dan Hongkong.
“Kehidupan bukan selembar kertas, tapi penerapan di kehidupan” sebuah pandangan hidup yang dimiliki oleh Endah. Bagaimana hidup lebih dimaknai dengan diterapkan apa yang sudah diperoleh. Terkait hal akademis, Endah sebenarnya memiliki keinginan untuk melanjutkan lagi, namun terkendala beberapa hal lainnya, dan mencoba untuk lebih realistis.
Semasa kuliah, Endah sempat ikut mendirikan Himpunan Mahasiswa Jurusan Fisika dan juga terlibat di Badan Eksekutif Mahasiswa MIPA. Haryono menjadi salah satu dosen yang cukup berkesan bagi Endah. Baginya, dosen tersebut memiliki pola pikir dan wawasan yang luas dan bisa menulari mahasiswanya ke arah yang lebih positif serta berpikiran terbuka. Selain itu, dosen tersebut juga dianggap memberikan gambaran secara nyata bagaimana kemudian penerapan ilmu fisika di kehidupan nyata.
Harapan Endah yakni setiap mahasiswa yang lulus nantinya tidak dimodali dengan teori saja. Sehingga setelah lulus tidak bingung untuk mencari kerja. Ia juga berpesan agar mahasiswa juga membekali diri dengan kemampuan lainnya. Dicontohkan oleh Endah diantaranya, kemampuan akan relationship, di mana seseorang kemudian bisa membangun sebuah hubungan dengan baik, kemampuan bahasa, dan juga kemampuan berkomunikasi. Berangkat dari pengalamannya selama ini, Endah dapat menyimpulkan hal-hal tersebut kelak akan sangat berpengaruh di dunia kerja. Seperti kemampuan bahasa asing misalnya, bisa membuat posisi seseorang menjadi lebih tinggi dalam sebuah perusahaan.
Endah juga mengingatkan kepada mahasiswa yang saat ini masih kuliah agar tidak seperti dirinya dahulu yang cenderung “kuper”, lebih banyak menghabiskan waktu hanya dengan kuliah kemudian pulang, atau di perpustakaan, kos, dan kantin saja. Tetapi mahasiswa juga harus mau untuk membaur dengan lainnya untuk bersosialisasi. [*]

Skip to content