Unagi Festival Indonesia, Kenalkan Sidat Indonesia di Kancah Dunia

Unagi Festival Indonesia
Di Jepang, sidat menjadi komoditas yang cukup mahal
Di Jepang, sidat menjadi komoditas yang cukup mahal

Dulu, ikan sidat asal dipandang sebelah mata bahkan ditolak di pasar dunia karena pencemaran sungai dan cara budidaya yang tidak sesuai menurut konsumen. Kini, ikan sidat asal Indonesia patut diperhitungan bahkan Indonesia menjadi salah satu negara penghasil ikan sidat yang cukup besar di dunia. Sayangnya, masyarakat Indonesia sendiri tidak familiar bahkan tidak memanfaatkan ikan sidat untuk konsumsi. Untuk itu, Tim Unagi Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar Unagi Festival Indonesia, Sabtu (25/7/2015).

Membaca potensi bisnis sidat, workshop menjadi salah satu rangkaian Unagi Festival Indonesia yang diselenggarakan di Auditorium UNS. Bertajuk Potensi Bisnis Sidat dan Pasarnya, panitia menghadirkan Agung Budiharjo, Nazmul Irfan, Adrian, Haryono, dan Matsuoka sebagai pembicara workshop. Tim Unagi UNS memaparkan hasil penelitian ikan sidat yang telah berjalan tiga tahun terakhir. Penelitian tersebut mengembangkan mulai produk pakan hingga cara budidaya ikan sidat.
Malam harinya, tim unagi UNS memperkenalkan sidat kepada sejumlah warga negara asing dalam gala dinner di Royal Heritage Hotel Solo. Menu masakan sidat atau olahan ikan sidat dihidangkan. Ali Rofiq, Ketua Panitia Unagi Festival Indonesia menjelaskan, di luar negeri seperti Jepang, ikan sidat menjadi komoditas yang cukup mahal. Sedang masyarakat Indonesia sendiri belum menikmati. Oleh sebab itu, Rofiq berharap festival ini bisa mengedukasi masyarakat. [] (nana.red.uns.ac.id)

Skip to content