UNS Kukuhkan Sahid Jadi Guru Besar Onomastika

Kepala Institut Javanologi Universitas Sebelas Maret Sahid Teguh Widodo dikukuhkan menjadi guru besar UNS bidang Onomastika, Selasa (25/2). Onomastika atau biasa disebut Onomalogi adalah kajian linguistik yang khusus mempelajari tentang nama diri.

Menurut Sahid, kajian tentang nama diri seharusnya dipandang melalui perspektif yang lebih luas. Nama diri melibatkan banyak aspek baik kebahasaan maupun struktur, makna, dan konsteks yang membentuknya. Nama diri juga bisa memperkuat identitas seseorang.

Nama diri dalam tradisi Jawa berkaitan dengan aspek-aspek lain, misal doa, harapan, tujuan, waktu, tempat, status sosial, sejarah, dan tradisi lain yang khas. Sahid mengelompokkan perkembangan nama-nama dalam tradisi Jawa menjadi beberapa fase, meliputi: fase Hindu – Budha, Jawa – Hindu, Jawa – Islam, Jawa – Modern, dan Jawa Kontemporer.

Laki-laki yang juga mengajar Sastra Jawa di Jurusan Sastra Daerah UNS ini mengungkapkan, nama diri dalam tradisi Jawa berkembang mengikuti dinamika masyarakatnya. Nama diri mulai dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa, budaya, proses simbolik, organiasi sosial dan ekonomi, serta beberapa aspek lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian nama dalam tradisi Jawa tidak selalu menjadikan realitas semesta sebagai pijakan, tetapi juga gambaran fenomena terbayang yang menjadi way of life dan way of thinking dalam masyarakat Jawa.

Sahid juga menuturkan, agar UNS juga bisa memberikan nama pada gedung Auditorium. Dengan memiliki nama, gedung tidak sekadar tertuju secara fungsional saja tetapi ia juga memiliki makna.

Pada kesempatan yang sama juga dikukuhkan Prof. Julianus Johny Sarungu sebagai guru besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Julianus menyampaikan pidatonya bertajuk Orientasi Pemikiran Ekonomi Kontemporer Masalah Hakikat dan Ideologi. Ia menjadi guru besar ke-158 UNS dan ke-7 FEB. Sedangkan Prof. Sahid menjadi guru besar ke-159 UNS dan ke-19 di FSSR.[]

Skip to content