Wisuda Diploma UNS, Ravik: Saya Jamin 100% Kita Tidak Abal-abal

Wisudawan UNS 100% Tidak Abal-abal

wisuda uns

Sabtu (28/9/2015), Universitas Sebelas Maret (UNS) mewisuda 1.749 wisudawan. Bertempat di Auditorium, pelaksanaan wisuda kali ini merupakan Wisuda Periode Pertama Program Diploma Tahun Akademik 2015/2016.Para wisudawan tersebut terdiri dari 3 program Diploma UNS. Sebanyak 172 Program Diploma IV berasal dari Fakultas Kedokteran (FK). 1.507 w’isudawan Program Diploma III berasal dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FIB), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), dan FK. Terakhir, sebanyak 70 wisudawan Program Diploma II berasal dari FT, FP, dan FMIPA.

wisuda diploma uns

“Di tengah maraknya isu adanya wisuda abal-abal, saya jamin 100% kita tidak abal-abal,” papar Rektor UNS, Ravik Karsidi, dalam pidatonya. “Ijazah yang baru saja saudara terima, adalah resmi, adalah asli dan bisa dipertanggungjawabkan,” sambungnya.Sebanyak 188 wisudawan berhasil lulus dengan predikatdengan pujian atau cumlaude. Ke 188 wisudawan tersebut terbagi dalam 4 Fakultas, antara lain: FIB 7 wisudawan, FEB 95 wisudawan, FISIP 83 wisudawan, dan FSRD 3 wisudawan. Rekor lulusan termuda pada wisuda kali ini disabet oleh Bryan Kusuma Maharesi dari Program Diploma III, Program Studi Teknik Informatika FMIPA, dengan usia sampai dengan saat lulus adalah 19 tahun 3 bulan. Sedangkan rekor lulusan tertua disematkan pada Sujasa dari Program Diploma II, Program Studi Teknologi Hasil Pangan FP, dengan usia sampai dengan saat lulus adalah 54 tahun 9 bulan.

Ravik juga menambahkan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang resmi dilaksanakan pada 31 Desember 2015 mendatang diperlukan strategi. “Situasi ini belum pernah terjadi pada saya dan guru-guru saudara, sehingga tidak ada contoh. Oleh karena itu, satu kunci anda memasuki MEA yaitu kemampuan adaptasi. Jangan pernah merasa menang sendiri, Anda harus bisa mengakui orang lain. Jangan pernah mengatakan APBD, aku paling bener dewe,” Ravik berpesan. Selain itu, agar dapat menjembatani rencana peningkatan income per capita Indonesia dari US$ 3.500 menjadi US$ 12.000, maka Ia juga mempertegas bahwa fresh graduate atau yang baru saja lulus harus memiliki nilai tambah.[] (danur.red.uns.ac.id)

Skip to content