Alumnus UNS Dibalik Suksesnya Kebab Turki Baba Rafi: Dari Lantai Trotoar ke Lantai Bursa

Alumnus UNS Dibalik Suksesnya Kebab Turki Baba Rafi Dari Lantai Trotoar ke Lantai Bursa

UNS — Eko Pujianto, Alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membagikan ceritanya Kebab Turki Baba Rafi bermula dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) gerobakan hingga bisa menjadi salah satu jaringan waralaba kebab terbesar di dunia.

Menariknya Eko Pujianto yang saat ini menjabat sebagai CEO Kebab Turki Baba Rafi/PT Sari Kreasi Boga Tbk ini mengatakan bahwa sebelumnya dirinya tidak menekuni dunia bisnis sejak awal.

”Saat merantau ke Jakarta saya bekerja sebagai supir. Tapi di sisi lain saat itu saya juga ngikutin salah satu orang yang punya bisnis bagus, hal ini kemudian membuat saya belajar juga tentang financial,” ujarnya dalam siaran langsung melalui Instagram idx_channel bertemakan Strategi UMKM Gerobakan yang Kini Sukses Hingga ke Mancanegara pada Kamis (18/8/2022).

Dirinya yang sukses membawa Kebab Turki Baba Rafi menjadi salah satu UMKM yang menembus pasar global ini bersyukur Kebab Turki Baba Rafi dapat terus bertumbuh dan mampu bertahan di tengah pandemi. Tak hanya itu, PT Sari Kreasi Boga Tbk yang menaungi Kebab Baba Rafi juga sudah IPO atau tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten RAFI. Adapun saat ini, Kebab Turki Baba Rafi sudah memiliki 1.300 cabang di 10 negara dalam waktu 13 tahun.

Sementara perasaan Eko setelah IPO tentu sangat luar biasa bangga. Karena end level dari sebuah perusahaan adalah yang terbuka. Dengan adanya IPO, tim dan manajemen perusahaan diharapkan semakin terkelola dengan baik, rapi, juga professional. Dengan begitu dapat menciptakan kepercayaan di masyarakat. Selain itu dengan IPO juga mendapatkan akses pemodalan. Lebih lanjut, setelah IPO secara perusahaan dan brand bisa lebih percaya diri, lebih dikenal. Serta tak ketinggalan, dapat men-trigger UMKM lain untuk melantai pula di pasar modal Indonesia. Yang perlu diingat untuk IPO tak perlu menunggu bisnis besar terlebih dahulu. Tapi jadilah besar dengan IPO.

 “Ketika ingin memulai bisnis di Food and Beverages (F&B), kita akan menghadapi dengan kerigidan dan kerumitan yang luar biasa tapi ini terpola. Maka harus kita kontrol betul dan jangan sampai lengah. Misalnya saja memastikan apakah stok yang ada sinkron dengan penjualan, karena dalam bisnis ini uang tak hanya dalam bentuk fisik saja. Efisiensi kita saat memasak, ketersediaan stok juga termasuk uang. Maka pahami betul sistem bisnis F&B adalah hal yang penting. Kemudian kita pastikan produk yang dijual enak dan disukai konsumen. Setelah itu kita perhatikan branding dan promotion untuk memperkuat produk F&B kita,” terang Eko. 

Sementara itu, selama mengembangkan bisnis Kebab Turki Baba Rafi yang namanya kendala pasti ada.  Namun sebagaimana yang diungkapkan Eko kendala tersebut justru yang menandakan bisnis kita berkembang. Kuncinya adalah kita harus persistem dan tahan banting terhadap kendala itu. Terkadang kendala terbesar hadirnya dalam diri kita. Kita yang tak mau belajar atau tak mau naik kelas untuk mencari solusi saat menghadapi kendala tersebut.

“Di sisi lain cara kami bisa existing sampai saat ini kuncinya ada pada inovatif, atraktif, dan adaptif. Untuk inovasi bisa dengan inovasi produk atau inovasi model. Kemudian atraktif kita harus mampu membuat orang lain terarik terhadap produk kita. Terakhir adaptif kita harus sesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan market,” tutur Eko.

Lebih lanjut, strategi untuk menggaet pasar baru dengan menganalisa kebutuhan target market kita apa. Kemudian kita coba penuhi kebutuhan mereka.

Terakhir Eko berpesan bahwa untuk sukses, seseorang tidak boleh melupakan orang penting serta orang yang memberikan manfaat.

”Kita harus mengingat dan membalas jasa orang-orang yang sudah berinvestasi untuk kesuksesan kita,” pungkas Eko. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content