Dari Lulusan Terbaik UNS Hingga Menjadi Islamic Finance Specialist di PBB

Dari Lulusan Terbaik UNS Hingga Menjadi Islamic Finance Specialist di PBB

UNS — Menjadi mahasiswa yang aktif berorganisasi kerap kali dipandang sebelah mata. Kesibukan dan aktivitas yang begitu banyak mengakibatkan tugas belajar terbengkalai. Namun, hal itu dipatahkan oleh sosok inspiratif alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Ia adalah Greget Kalla Buana, lulusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS dengan segudang prestasi dan pengalaman organisasi.

Tim uns.ac.id berkesempatan untuk mendengar ceritanya saat menjadi mahasiswa dan perkembangan karirnya sekarang. Pria yang akrab disapa Greget ini mengenyam bangku kuliah pada tahun 2009-2013. Selama 3 tahun 8 bulan ia menyandang status sebagai mahasiswa Manajemen UNS yang lulus dengan predikat cumlaude IPK 3,96. Di samping berjuang untuk meraih IPK yang spektakuler tersebut, Greget juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Antara Niat, Mindfulness, dan Perencanaan

Pria yang hobi menulis dan berlari ini tercatat mengikuti lebih dari 10 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), baik di tingkat jurusan, fakultas, universitas, maupun di luar kampus. Beberapa diantaranya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UNS, Badan Pengkajian dan Pengamalan Islam FEB UNS, Himpunan Jurusan Manajemen, Kajian Ekonomi Islam, Jamaah Nurul Huda Unit Kegiatan Mahasiswa Islam UNS, Student English Forum, dan Putra-Putri Solo.

“Kalau ada yang bilang berorganisasi karena ingin mencari pengalaman, itu sudah biasa. Waktu itu saya terdorong oleh rasa penasaran yang besar, seolah-olah tertantang. Saya ingin memiliki portofolio yang komprehensif. Dimulai dari mengenal kemudian mendalami,” ujar Greget, Jumat (9/4/2021).

Tentu, menjadi mahasiswa produktif yang tetap unggul di bidang akademik bukanlah suatu hal yang mudah. Di sini, Greget berbagi strategi dalam menjalani keduanya secara seimbang. Pertama, pentingnya niat. Greget sendiri sangat antusias dalam menekuni apa yang menjadi pilihannya. Ia ingin memberikan potret pemuda muslim yang unggul, tidak hanya dalam berpikir, tetapi juga dalam berperilaku. Ia meniatkannya untuk beribadah kepada Tuhan.

Kedua, hadir seutuhnya dalam setiap aktivitas yang sedang dilakukan mindfulness. Ia selalu berkonsentrasi penuh agar dapat menyerap informasi secara optimal.

“Saya menekankan totalitas ke diri sendiri. Ketika di kelas, fokusnya ke mata kuliah. Ketika berorganisasi, ya kepentingan organisasi. Ketika lagi main, ya dinikmati. Dengan begitu, saya tidak perlu mengulang satu hal yang sama untuk kedua kalinya,” jelas Greget.

Ketiga, perencanaan. Greget paham betul apa yang akan dilakukannya selama sepekan ke depan, semuanya terencana. Kehidupannya teratur dan tertata. Menurutnya, manusia harus fleksibel serta memberi ruang untuk alternatif-alternatif dalam berencana agar seterjal apapun eksekusi dari sebuah rencana, tujuan akhirnya selalu dapat dicapai. 

Tujuan akan selalu menemukan Jalan

Padatnya kegiatan Greget saat mahasiswa tentu menimbulkan pertanyaan bagaimana ia mengelola waktu. Selain perencanaan, ia juga akan membuat skala prioritas. Apa yang harus diutamakan, mana yang bisa diwakilkan, dan tinggalkan yang kurang bermanfaat. Ia meyakini adanya keberkahan waktu. Tujuan yang mulia akan selalu menemukan jalan dan didukung oleh semesta, termasuk waktu.

“Prinsip saya waktu semester 1, sebisa mungkin jangan bolos. Kalau ada beberapa agenda bersamaan, yang lebih dulu saya korbankan adalah yang tidak mendesak, apalagi yang tidak begitu membutuhkan kehadiran saya. Ada juga strategi yang bisa diterapkan, misalnya memanfaatkan notulensi atau rekap acara supaya bisa mengejar ketertinggalan. Dulu pernah beberapa kali punya pengalaman ada banyak kegiatan dalam satu waktu, tapi ujung-ujungnya ada yang dibatalkan, diundur, diwakili oleh tim, dan sebagainya. Saya percaya Allah yang mengatur semua itu,” ungkapnya.

Dengan kegigihannya, Greget semakin bersinar ketika ia dinobatkan masuk ke dalam 10 besar Mahasiswa Berprestasi Nasional pada tahun 2012. Selain itu, deretan prestasi pernah ia raih, seperti menjadi Duta Bahasa Nasional 2010, memenangkan sejumlah kompetisi esai atau karya tulis, dan mewakili UNS dan bahkan Indonesia di berbagai ajang internasional pertukaran budaya, lingkungan, pemuda antara lain di Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Swis, dan Thailand. Tak heran, namanya semakin dikenal.

Konsistensi adalah Kunci

Semenjak masih kuliah, Greget sudah menapaki dunia karir dengan menjadi peserta Cooperative Academic Education Program di Telkom Indonesia. Lulus dari UNS, ia diamanahi sebagai Koordinator Program Pendidikan Beasiswa Luar Negeri di Dompet Dhuafa. Di sana, ia sembari mempersiapkan rencananya untuk melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana.

Sebelum benar-benar meninggalkan karir profesionalnya untuk hijrah ke Inggris, Greget sempat menjejakkan kakinya di Otoritas Jasa Keuangan sebagai Asisten Peneliti di Departemen Perbankan Syariah. Durham University di Inggris dipilihnya karena program Master in Islamic Finance and Management menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Ia benar-benar jatuh hati dengan industri keuangan syariah yang sudah ditekuninya sejak tahun 2009.

Semangat memelajari hal baru membuatnya tak berhenti sampai di situ. Ia mendaftarkan diri dalam program Dissertation Abroad di University of Mannheim, Jerman dari Erasmus+. Sebelumnya, ia pernah menerima program beasiswa selain dari UNS atas prestasinya, yakni Bakti Nusa, BRI, DataPrint, Turki, dan terakhir dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang berhasil mengantarkannya mendapatkan penghargaan sebagai Alumni dengan Prestasi Terbanyak yang diserahkan langsung oleh Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan.

Saat ini Greget bekerja di Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/UNDP) sebagai Islamic Finance Spesialist, menjadikannya sosok profesional muda yang mumpuni, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah global. Ia berprinsip pekerjaan yang diembannya harus dapat memberikan manfaat.

“Saya bersyukur bisa bergabung dengan PBB. Pekerjaan saya tidak berorientasi pada diri sendiri atau organisasi, tetapi pada gol yang lebih besar untuk kepentingan banyak orang,” kata Greget.

Empat kata yang selalu dipegang Greget dalam menjalani kehidupannya kejarlah akhirat, dunia menyertaimu. Ketika segala daya dan upaya dikerahkan untuk mempersiapkan kehidupan yang akan datang, kesuksesan dunia akan mudah diraih.

UNS dan Nilai-nilai Luhur

Perjalanan hidup Greget yang luar biasa, tentu tidak lepas dari proses yang ia tekuni di UNS. Banyak nilai-nilai positif yang ia dapatkan. Nilai-nilai yang lahir dari keluhuran manusia, seperti tata krama dan pentingnya adab sebelum ilmu. Di UNS, ia dididik di lingkungan yang mengedepankan unggah-ungguh dan kesantunan. Kekayaan ilmu memperkuat karakter seorang individu dan mengejawantahkannya ke dalam peran dan kebermanfaatan.

Di akhir sesi, Greget berpesan, Enjoy the moment, trust the process. “Nikmati apapun yang sedang dihadapi. Kita harus memiliki purpose. Dari tujuan, kita turunkan ke perencanaan. Saat sedang di bawah, cari hikmah dan perbaiki diri. Ketika di atas, syukuri dan berbagi. Jadi, yakinlah pada prosesnya,” pungkasnya. HUMAS UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content