Hari Film Nasional 2021: Lebih Dekat dengan Alumnus UNS Peraih Piala Citra

Hari Film Nasional 2021: Lebih Dekat dengan Alumnus UNS Peraih Piala Citra
Hari Film Nasional 2021: Lebih Dekat dengan Alumnus UNS Peraih Piala Citra

UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memiliki segudang alumni yang memiliki kontribusi besar di berbagai bidang. Dan, dari banyaknya alumni UNS yang tersebar di berbagai daerah, terdapat sosok Tonny Trimarsanto yang merupakan sutradara sekaligus produser kenamaan film dokumenter tanah air.

Spesial pada peringatan Hari Film Nasional ke-71, uns.ac.id berkesempatan untuk mengulik rekam jejak dan karya-karya yang dihasilkan Tonny Trimarsanto dalam kancah perfilman nasional dan internasional secara langsung.

Dalam perbincangan bersama Tonny Trimarsanto pada Sabtu (27/3/2021) melalui Zoom Cloud Meeting, ia menceritakan awal mula perjalanan kariernya di dunia perfilman tanah air.

Jauh sebelum mencintai dan terjun ke dalam dunia film dokumenter, Tonny Trimarsanto semasa kecil sudah terlebih dulu menyukai film. Kecintaannya terhadap film tumbuh ketika sang ayah sering mengajaknya pergi ke bioskop untuk menonton film.

“Sejak kecil saya suka nonton film. Masih ingat ketika TK atau SD, sering diajak bapak nonton film di bioskop. Film-film yang saya gemari dulu adalah komedi, seperti Ateng   Iskak Grup, pelawak film-film lawak Bagio. Sekitar tahun 70-an saya sering kali diajak bapak nonton itu,” ungkap Tonny Trimarsanto.

Bermula dari film-film komedi yang ia tonton, Tonny Trimarsanto kemudian mulai gemar menonton film aksi/ laga, kungfu, dan India.

Ia menceritakan semasa masih menjadi mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS, Tonny Trimarsanto sudah banyak membantu proses produksi film di Solo.

“Setiap kru dari Jakarta, entah sutradara yang pernah bekerja dengan saya atau yang belum pernah, itu selalu menghubungi saya kalau syuting di Solo, Jawa Tengah, dan di Jogja-Solo-Semarang. Pasti menghubungi saya. Karena kru film dulu yang berlatar belakang mahasiswa belum banyak,” ujarnya.

Alumnus UNS angkatan ’89 ini menceritakan di awal perjalanannya dalam dunia perfilman, ia lebih banyak melakukan riset dan mengumpulkan data. Hal tersebut ia sering lakukan sebab semasa mahasiswa, Tonny Trimarsanto merupakan Redaktur Majalah Visi FISIP UNS.

Dari pengalamannya itu, Tonny Trimarsanto mengaku kecintaannya pada dunia kepenulisan, sangat membantunya saat menulis script film.

“Waktu itu saya diminta  Bu Sofi -Ketua Jurusan Komunikasi- untuk mengajar dan berbagi pengetahuan saya kepada satu angkatan atau angkatan adik kelas. Kenapa saya di (red: film) dokumenter? Karena saya punya basic di dunia menulis, penelitian, dan saya juga punya passion di nonton film. Jadi, semuanya nyambung,” ujarnya.

Prestasi Tonny Trimarsanto

Hari Film Nasional 2021: Lebih Dekat dengan Alumnus UNS Peraih Piala Citra

Sosok Tonny Trimarsanto di kancah perfilman Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Hal tersebut ia buktikan melalui deretan prestasi yang pernah diraihnya di tingkat nasional maupun internasional.

Penghargaan tingkat nasional paling bergengsi yang pernah ia raih adalah Piala Citra pada tahun 2017 melalui filmnya yang berjudul “Bulu Mata”.

Tidak hanya itu, pada tahun-tahun sebelumnya –tepatnya pada tahun 2013 dan 2014- dua film karya Tonny Trimarsanto yang berjudul “Mangga Golek Matang di Pohon” dan “Ngulon”, juga masuk nominasi dalam gelaran Festival Film Indonesia (FFI).

Film berjudul “Mangga Golek Matang di Pohon” di tahun 2013 masuk dalam nominasi Film Dokumenter Panjang. Sedangkan, filmnya yang berjudul “Ngulon” pada tahun 2014 masuk dalam nominasi Film Dokumenter.

Selain di kancah nasional, Tonny Trimarsanto juga berhasil meraih berbagai prestasi di kancah internasional. Seperti, Excellence Award pada Earth Vision Tokyo International Film Festival 2003 lewat film “The Dream Land”, Best Short Asia Film lewat film “Renita Renita” pada 9th Cinemanila International Film Festival 2007 yang juga berhasil menyabet Best Film at Culture Unplugged Film Festival India, Special Award for Its a Beautiful Day pada Asia Africa and Latin America Film Festival, Milan Italy 2013.

Tidak berhenti di situ, film berjudul “Serambi” yang ia sutradarai juga berhasil meraih prestasi dalam Competition at 59th Cannes Film Festival 2006 (Un Certain Regard), 24 th Miami International Film Festival 2007, San Fransisco International Film Festival, dan Tokyo International Film Festival.

Jauh sebelum menjadi seorang sutradara dan produser film dokumenter, Tonny Trimarsanto juga pernah meraih penghargaan Best Art Director di perhelatan Indonesian Cine Club Festival.

Penghargaan itu berhasil ia sabet saat membantu sutradara Garin Nugroho sebagai penata artistik dalam pembuatan film berjudul “Daun di Atas Bantal” tahun 1997.

“Saya awalnya periset, penata artistik, lalu selama hampir 7-8 tahun saya kayaknya sudah cukup di layar lebar sebagai penata artistik dan saya ingin masuk ke dunia yang berbeda dan jatuh ke film dokumenter. Selama 20 tahun saya memproduseri dan menjadi sutradara, ada kenikmatan ketika menjalani film dokumenter karena saya selalu menemukan hal-hal baru,” tutur Tonny Trimarsanto.

Upaya edukasi Tonny Trimarsanto bagi orang-orang yang tertarik terjun dalam dunia film dokumenter

Hari Film Nasional 2021: Lebih Dekat dengan Alumnus UNS Peraih Piala Citra

Selama menjadi sutradara dan produser film dokumenter, Tonny Trimarsanto tidak lupa untuk memberikan kontribusi lain pada bidang yang ia cintai, salah satunya melalui jalur edukasi.

Sejak tahun 2002, Tonny Trimarsanto sudah mendirikan sanggar seni bernama “Rumah Dokumenter”. Dilansir dari laman rumahdokumenter.com, sanggar seni tersebut merupakan lembaga yang bergerak dalam produksi, jejaring, dan pendidikan untuk film dokumenter.

“Kita impikan yaitu edukasi tentang film dokumenter agar sampai ke penonton. Rumah Dokumenter sejak 2002, mulai melakukan edukasi dengan sistem memutar film. Kita datang ke satu lokasi, lalu berpindah lokasi untuk sekadar pemutaran film. Kemudian, ada diskusi, film-film yang kami putar adalah film dokumenter pada umumnya,” jelas Tonny Trimarsanto.

Tonny Trimarsanto membuka Rumah Dokumenter untuk pelajar SMA/ SMK, mahasiswa, dan masyarakat umum yang berkeinginan mempelajari dunia film dokumenter, dari proses penggalian ide sampai produksi film.

“Yang datang ke sini mereka mahasiswa dari seluruh Indonesia. Misalnya, dari ISBI Makassar, ISBI Kaltim, ISBI Bandung, ISI Solo, dan saat ini sedang bekerja sama dengan Amikom dan juga UAD. Kemarin dengan IAIN Malang menjalin kerja sama untuk pemagangan mahasiswa di sini,” lanjutnya.

Harapan dan pesan bagi insan perfilman Tanah Air di Hari Film Nasional 2021

Pada peringatan Hari Film Nasional ke-71, Tonny Trimarsanto menyampaikan pesan dan harapannya bagi insan perfilman tanah air. Baginya, pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia, harus dimaknai sebagai dorongan untuk menciptakan kreasi-kreasi baru.

Tonny Trimarsanto mengatakan insan perfilman memiliki tuntutan untuk cepat beradaptasi sebagai siasat baru memproduksi film. Selain itu, ia meminta agar insan perfilman tanah air lebih peka untuk menggali ide melalui situasi yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

“Konsekuensi pada situasi seperti ini dan strategi yang bisa dilakukan para pembuat film dokumenter adalah mencoba melihat yang dekat dan meraba apa yang ada di sekitar mereka untuk dikerjakan menjadi film,” ucap Tonny Trimarsanto.

Dengan demikian, insan perfilman tanah air dapat membiasakan diri untuk melahirkan kreasi-kreasi baru menjadi sebuah inspirasi dalam proses pembuatan film tanpa harus bepergian jauh ke luar kota/ pulau, yang dikhawatirkan Tonny Trimarsanto dapat membebani ongkos produksi film.

“Tentu pada situasi seperti ini semua menjadi mahal. Ke luar pulau perlu rapid antigen. Pasti berimplikasi pada biaya produksi. Selain itu, belum tentu semua masyarakat mau menerima orang asing. Ketika saya datang ke Kalimantan, belum tentu mereka mau menerima langsung,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content