Inovasikan Batik Ciprat Karya Difabel, Alumnus UNS Berjaya di Desamind Award

Batik Ciprat Menang Desamind Award
Batik Ciprat Menang Desamind Award

UNS – Terjun di dunia sosial menjadi kesenangan tersendiri bagi Dian Nugroho, seorang alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Baginya, berbagi kebahagiaan dan memberikan manfaat pada sekitar adalah hal yang berarti dalam hidupnya. Berangkat dari rasa pedulinya, ia pun berkecimpung di dunia kewirausahaan pada usaha Batik Ciprat.

Batik Ciprat tersebut melibatkan difabel dalam proses produksinya. Usaha ini terletak di Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri yang bernama Sheltered Workshop Peduli (SWP) Karya Barokah. Dian membuat inovasi pada produk dan pemasaran.
“Yang aku inovasi itu di inovasi produk dan pemasaran. Inovasi produk dikombinasikan batik tulis dengan perpaduan warna dan motif berdasarkan ilmuku di seni rupa dulu, kan aku ambil pendalamannya tekstil dan lebih fokusnya batik. Pas juga KKN dulu sama PPM Dikti juga tentang batik di Bayat Klaten. Aku berani jamin ini satu-satunya di Wonogiri bahkan di Indonesia yang batik ciprat disabilitasnya kombinasi batik tulis,” terang Dian saat dihubungi tim uns.ac.id beberapa saat yang lalu.

Batik Ciprat sudah berdiri sejak awal 2018 yang termasuk dari program Desa Pucung untuk mewadahi masyarakat difabel. Di desa ini, terdapat lebih dari 50 orang difabel mulai dari tunagrahita, tunarungu, tunawicara, hingga tunadaksa. Pihak desa pun mewadahi mereka dengan batik ciprat pada akhir 2018 yang mendapatkan pendampingan dari Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini, Temanggung Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).

Batik Ciprat Menang Desamind Award

Dian mengatakan bahwa jumlah difabel yang terlibat aktif saat ini ada 10 orang. Usai sidang skripsi dan yudisium, Dian memutuskan untuk bergabung pada usaha ini pada awal September 2020 lalu. Berkat, kegigihannya dalam membuat inovasi-inovasi pada usaha Batik Ciprat ini, pada Sabtu (20/3/2021), Dian dinobatkan sebagai pemenang Desamind Award 1.0 di Bidang Kewirausahaan Sosial. Ia mengaku terkejut ketika mengetahui pengumuman pemenang tersebut.
“Kaget, nggak nyangka aja. Sainganya bagus-bagus. Pengumumannya kan sore, pas aku lagi ngajar adik-adik binaan Bintang Timur Foundation (BTF), ada notif Instagram di HP terus aku buka, wah nggak nyangka bisa juara 1, Alhamdulillah,” tutur Dian.

Kedepannya, Dian berharap agar batik ciprat karya difabel ini dapat dikenal di kancah nasional mau pun internasional.
“Harapanku sih Batik Ciprat disabilitas ini semakin terkenal di kancah nasional bahkan internasional,” harap Dian.

Tidak hanya itu, Dian mengaku ketika ia mengikuti lomba ini ia menjadi lebih bersemangat untuk terus belajar dan berkarya di bidang tekstil terutama batik. Ia juga berpesan kepada mahasiswa maupun putra daerah untuk menggunakan ilmu yang telah diperoleh untuk kebermanfaatan bersama.
“Buat mahasiswa, putra daerah, ayo lah kita gunakan ilmu yang telah kita peroleh di dunia kampus untuk kemaslahatan bersama. Aku pribadi juga masih banyak belajar di sini, cuma bagiku pengabdian macam ini membuat hidup itu kayak berkah gitu. Pesanku juga bagi teman-teman yang merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya, cobalah tengok saudara-saudara kita yang disabilitas ini. Mereka memiliki semangat yang luar biasa untuk berkarya. Memang butuh kesabaran dan waktu untuk mendidik. Tapi kalau disabilitas saja bisa kenapa kita yang orang seperti pada umumnya tidak bisa,” pesan Dian.

Ia juga menambahkan bahwa jangan pernah menilai diri sendiri maupun orang lain itu dari kekurangannya. Menurut Dian, terkadang dari kekurangan itu lah kelebihan dapat muncul.

Sekarang, pemasaran Batik Ciprat adalah instansi pemerintah seperti layanan pembuatan seragam, warga lokal Wonogiri, dan umum. Saat ini, Instagram Batik Ciprat mulai aktif pada akun @batik_ciprat_pucung dan juga laman Facebook pada Batik Ciprat Karya Barokah. Pada akhir bulan lalu, mereka pernah bekerja sama dengan desainer nasional bernama Didiet Mulyana. Bersama Didiet, Batik Ciprat melakukan siaran langsung di Instagram guna kepentingan pemasaran.

Sebagai informasi tambahan, Dian kini berprofesi sebagai guru animasi di SMK Dayawangsa Wonogiri. Meskipun ia sudah melalui yudisium, ia masih menunggu wisuda. Dari pengakuannya, ia akan diwisuda April besok. HUMAS UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content