Inovatif, Sekoci Karya Alumnus UNS Raih Paragon Innovation Awards 2021

Sekoci Alumnus UNS

UNS — Program inovatif bernama Sekoci dari Rizka Ayu Setyani,. SST., MPH., alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, diganjar Paragon Innovation Awards 2021. Pada ajang gelaran PT. Paragon Technology and Innovation tersebut, Rizka dan tim menyabet predikat Peserta Terbaik untuk Kategori Health.

Saat dihubungi uns.ac.id melalui sambungan telepon, Rizka menjelaskan, Paragon Innovation Awards merupakan wujud apresiasi bagi para inovator bangsa yang melahirkan inovasi untuk masyarakat. Ada 5 kategori penghargaan ini, yaitu Education, Health, Social, Sociopreneur, dan Youth Change Maker.

Sementara itu, Sekoci atau Sekolah Komplementer Cinta Ibu ialah inovasi pengembangan Kelas Ibu Hamil di dua Puskesmas di Yogyakarta yang dimulai Rizka bersama dua rekannya pada awal 2020 lalu. Menyematkan kata ’komplementer’ pada namanya, Sekoci hadir untuk melengkapi dan menambahkan asuhan kebidanan atau materi yang belum ada di Kelas Ibu Hamil.

Rizka mengaku bahwa sebenarnya ia dan tim tidak pernah menargetkan penghargaan tertentu atas hadirnya Sekoci yang menjadi wujud kontribusi mereka di bidang kesehatan. Alasan awal mendaftarkan diri ke penghargaan ini, hanyalah untuk mencari pengalaman saja.

“Ada kesempatan ini, kami ikut. Bahkan, saya tidak tahu kalau Paragon Award sebesar ini penghargaannya. Ada beberapa menteri dan tokoh inovator yang hadir. Saya masih speechless sampai sekarang,” ujarnya, Minggu (28/3/2021).

Perihal tahapan seleksi, ada dua tahap yang harus dilewati. Tahap pertama antara lain mendaftar di formulir daring, seleksi administrasi, mengirim abstrak inovasi, serta pencatuman tautan media sosial dan berita tentang Sekoci.

Sekoci pun dinyatakan lolos tahap pertama bersama 4 nominator lainnya di kategori Health. Kemudian para nominator harus wawancara via Zoom Cloud Meeting dan memaparkan kembali inovasinya di hadapan para juri.

Rizka mengatakan, poin penting dalam penilaian ini adalah seberapa besar dampak yang dirasakan masyarakat dengan adanya inovasi itu. Apakah sesuai kebutuhan masyarakat atau sekadar inovatif tetapi tidak dibutuhkan dan kurang tepat saat diterapkan di masyarakat.

“Kalau saya analisis sendiri, Sekoci berbeda dengan nominator lainnya. Yang lain inovasinya berupa produk atau alat kesehatan. Sekoci ini satu-satunya program inovasi yang berangkat dari masalah di satu daerah. Masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara gratis dan dampaknya langsung ke masyarakat,” tutur Rizka yang juga tengah menempuh studi Program Doktor di UNS ini.

Di akhir perbincangan, Rizka berpesan, satu poin penting dalam membuat inovasi adalah berangkat dari masalah yang ada di masyarakat. Sebab, inovasi yang bagus adalah inovasi yang dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat target.

“Jadi buat analisis masalahnya dulu. Jangan dibalik. Percuma, konsep bagus tapi kalau tidak dibutuhkan masyarakat. Dan selagi muda, tetap berkarya dengan hati,” ungkap Rizka. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content