Wedangan IKA UNS: Beberkan Rahasia agar Penghasilan Melejit selama Pandemi

Wedangan IKA UNS: Beberkan Rahasia agar Penghasilan Melejit selama Pandemi

UNS — Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Wedangan IKA UNS seri ke-70 bertajuk “Bagaimana di Era Sulit Penghasilan Melejit?”, Rabu (11/8/2021) malam, melalui Zoom Cloud Meeting.

Ada sejumlah pembicara yang dihadirkan dalam Wedangan IKA UNS seri ke-70 kali ini. Mereka adalah Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI Prof. Zudan Arif Fakrullah dan pengusaha, penulis buku, sekaligus motivator kenamaan tanah air Tung Desem Waringin.

Jalannya acara dibuka langsung oleh Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho dan Ketua IKA UNS Ir. Budi Harto. Dalam sambutannya, Prof. Jamal mengucapkan terima kasih kepada IKA UNS yang terus konsisten menggelar Wedangan IKA UNS.

Ia juga menyampaikan, Wedangan IKA UNS yang sudah memasuki seri ke-70 sangat ditunggu oleh banyak orang. Sebab, mengulas soal kewirausahaan, terutama kiat sukses agar penghasilan melejit selama pandemi Covid-19.

“Ini kalau semisal dibuka untuk seluruh masyarakat Indonesia, pasti langsung banyak yang bergabung,” ujar Prof. Jamal.

Menyambung sambutan yang disampaikan Prof. Jamal, Ir. Budi Harto melalui Wedangan IKA UNS, mengajak para peserta agar dapat bersama-sama berkontribusi mencegah dan mengurangi penularan SARS-CoV-2 supaya tidak semakin meluas.

“Kita sebentar lagi memeringati hari kemerdekaan. kita mudah-mudahan di hari yang kita nantikan dapat pencerahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, kita diberi kondisi yang lebih baik dari sekarang,” imbuhnya.

Prof. Zudan sebagai pembicara pertama, menceritakan kisah perjalanan hidup yang ia pernah lalui kepada para peserta Wedangan IKA UNS. Berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang saat ini tengah terjadi, ia mengungkapkan pilihannya untuk menikmati dan menjalani hidup.

“Saya menempatkan hidup sebagai sebuah perjalanan sehingga saya menikmati tahapan-tahapan. Dari pagi ke malam sehingga dari perjalanan waktu ada titik-titik di mana saya harus berhenti, beristirahat, dan harus berlari. Oleh karena itu, hanya masing-masing yang tau posisinya,” ucap Prof. Zudan.

Ia menambahkan, selama pandemi Covid-19 ada sejumlah tipe kepribadian manusia. Pertama, adalah kepribadian yang suka mengkritik, mencaci maki, dan marah-marah.

Kedua, kepribadian yang ‘semeleh’ alias dapat berdamai dan menerima kondisi sulit seperti yang terjadi saat ini. Dan, yang ketiga adalah kepribdian yang mampu melahirkan banyak kreativitas selama pandemi Covid-19.

Prof. Zudan menyebut, tipe kepribadian kedua dan ketiga yang seharusnya diadaptasi oleh masyarakat agar bisa bertahan selama pandemi Covid-19.

Wedangan IKA UNS: Beberkan Rahasia agar Penghasilan Melejit selama Pandemi

“Karakter yang ketiga adalah manusia yang berkreasi naik satu tingkat ke masalah yang ada dan bisa naik kelas dari pandemi Covid-19. Di satu sisi ada pribadi-pribadi yang memunculkan kreasi-kreasi baru. Hidup ini pertandingan, tidak selamanya kita menang namun berdoalah agar kalau kalah tidak menangis dan sedih,” katanya.

Menyambung perkataan yang disampaikan Prof. Zudan, Tung Desem Waringin atau yang beken disapa TDW mengungkapkan, selama masa-masa sulit hendaknya setiap manusia memahami pentingnya alokasi, ketimbang spekulasi.

Maksudnya, sebelum masa-masa sulit melanda, TDW menyarankan agar masyarakat menginvestasikan uangnya pada bisnis atau aset yang tahan terhadap krisis. Ia tidak menyarankan masyarakat menginvestasikan uang pada bisnis atau aset yang sedang hype saja.

“Tiga kali masa sulit penghasilan melejit. Tahun 1997-1998 penghasian melejit berkali-kali lipat. Di tahun 2007-2008, Lehman Brothers, saya meledak (penghasilannya),” ujar TDW.

Alumnus Fakultas Hukum (FH) UNS 1987 ini mengatakan, investasi leher ke atas juga penting dalam menghadapi masa-masa sulit yang membuat ekonomi masyarakat terpuruk.

Investasi leher ke atas merupakan istilah untuk menyatakan investasi di organ tubuh yaitu otak. Investasi yang dimaksudkan adalah investasi ilmu baru, berinvestasi tidak selalu dalam bentuk fisik tapi juga dapat dilakukan dalam bentuk ilmu atau pengetahuan.

TDW menambahkan, sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia dan Indonesia, ia juga sudah mempelajari dinamika politik dan ekonomi antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.

Ia menyebut, sejak tahun 2017 sudah melihat kecenderungan perang dagang antara kedua negara besar tersebut akan semakin sengit. Sehingga, yang terpenting baginya adalah cash is king.

TDW menceritakan, sebelum pandemi Covid-19 menerjang, ia sudah memutuskan untuk menjual sejumlah hotel di beberapa kota dan mengalihkan bisnisnya pada usaha laundry.

Baginya, usaha laundry adalah salah satu bisnis yang tahan krisis, walau ia tidak menampik sempat mengalami penurunan omzet akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan mobilitas dan perekonomian masyarakat berkurang.

“Jadi antisipasi di 2017, saya baca buku, dan ikut seminar. AS dan Tiongkok mulai berperang currency dari perang dagang tarif dan currency. Kalau saya sekarang sudah beli 15 properti. Orang sukses antisipasi tapi jangan bereaksi. Juga aset alokasi bukan spekulasi. Kalau saya aset alokasi beda sekali dengan spekulasi,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content