IKA UNS Siapkan Diri Hadapi New Normal

UNS – Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersiap untuk menghadapi New Normal. Hal tersebut menjadi pembahasan dalam Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh IKA UNS pada Rabu (28/5/2020) kemarin melalui aplikasi Zoom Meeting dan akun Youtube IKA UNS.

Ketua Umum IKA UNS, Budi Harto membuka acara tersebut dengan memberikan pandangannya mengenai kondisi saat ini. Sebagai lulusan dari universitas terbaik, tentu IKA UNS harus memiliki peran memberikan kontribusi bagi masyarakat. Budi Harto mengajak alumni UNS untuk menciptakan inovasi dan menjadi pelopor dalam mengedukasi masyarakat terkait dengan kondisi Covid-19 serta memanfaatkan teknologi sebagai penunjang kehidupan kedepannya.

“Selama hampir tiga bulan, masyarakat Indonesia harus beradaptasi dengan tatanan baru akibat dari adanya Covid-19. Rasa bosan dan jenuh menjadi perasaan yang tidak dapat dihindarkan oleh masyarakat. Termasuk beberapa alumni UNS yang mengaku merasa tidak nyaman berada di situasi saat ini,” terang Budi Harto.

Pada kesempatan tersebut, 302 alumni hadir dari berbagai wilayah di Indonesia dan luar negeri. Acara ini dipandu oleh moderator Abdul Kohar dan Dr. Ary Ginanjar Agustian sebagai pembicara.

Mindset menjadi poin utama dalam menghadapi New Normal,” tutur Dr. Ary Ginanjar Agustian.

Menurut perumus Emotional Spiritual Quotient (ESQ) ini terdapat tiga hal yang bisa dipergunakan seseorang untuk menaikan energi positifnya. Ketiga hal tersebut adalah Brain wave, ESQ Matrix, dan Gerakan Kata Fokus (GKF). Dr. Ary Ginanjar Agustian menjelaskan bahwa banyak penemu dan tokoh-tokoh penting di dunia melahirkan ide yang bermanfaat karena ketenangan. Seperti Issac Newton yang menemukan teori gaya gravitasi saat melihat buah apel yang jatuh dari pohon dan Archimendes yang menemukan sebuah teori saat ia tengah berendam di bathtub.

Salah satu cerita dibagikan oleh Rektor UNS periode 2015-2019 yaitu Prof. Ravik Karsidi yang menilai bahwa bekerja dari rumah membuat dirinya lebih produktif. Banyak ide-ide yang ditemukannya ketika bekerja dari rumah. Hal tersebut juga didukung oleh Prof. Widodo Muktiyo yang menceritakan bahwa dalam sehari dirinya bisa melakukan lima rapat dengan kepentingan yang berbeda-beda. Kedua cerita tersebut memberikan testimoni baik dari aktivitas Work From Home.

Selain ketenangan, pola pikir untuk memberi kontribusi bagi orang lain juga kunci dari seseorang dalam sukses menebar manfaat. Dicontohkan oleh Dr. Ary Ginanjar Agustian bahwa penemu Facebook Mark Zuckerberg menciptakan aplikasi tersebut untuk membantu orang lain terkoneksi satu sama lain. Kemudian dari Indonesia, Achmad Zaki membuat Bukalapak untuk membantu UMKM masyarakat Indonesia.

Selanjutnya dalam menjalani kehidupan seseorang harus memiliki arti dan tujuan untuk menjaga dirinya dari hal-hal negatif. Tidak sedikit tokoh besar di dunia memutuskan mengakhiri hidup karena tidak mengerti tujuan hidupnya. Menurut ESQ Matrix, terdapat tujuh tingkatan tujuan hidup seseorang. Mayoritas masyarakat terutama di Indonesia masih dalam tingkatan pertama dalam menjalani kehidupan yaitu kepastian. Tingkatan ini berada di posisi bawah dan bermakna bahwa seseorang menjalani kehidupan hanya untuk mencari kepastian dirinya sendiri. Menurut matriks tersebut, tingkatan tertinggi terjadi ketika seseorang memiliki makna dan tujuan dalam hidupnya. Tujuan hidup tersebut yaitu memberi kontribusi serta mengabdi kepada Tuhan. Salah satu wujud nyata dari kontribusi dan mengabdi pada Tuhan ialah dengan menebar manfaat kepada masyarakat.

Kemudian yang tidak kalah penting adalah Gerakan Kata Fokus (GKF) yaitu afirmasi dari kata-kata positif perlu untuk dilakukan. Aktivitas ini dinilai memiliki pengaruh besar dalam kehidupan seseorang dalam menjalani kehidupan. Ketika seseorang mendapat energi positif kemudian secara rutin terus diperagakan maka tubuhnya akan merespon untuk melakukan tindakan yang positif pula. Aktivitas ini menjadi saran yang baik dilakukan oleh masyarakat di masa pandemi Covid-19.

“Kita harus tetap tenang dalam menghadapi Covid-19. Kita harus tenang menghadapi PSBB. Karena kalau kita tenang kita menang,” tutur Dr. Ary Ginanjar Agustian.

New Normal perlu dihadapi dengan pembaruan pada pola pikir masyarakatnya. Lingkungan yang positif dan saling mendukung perlu diciptakan sebagai penunjang menghadapi era baru di waktu yang akan datang. Alumni UNS bisa menjadi pelopor untuk menggerakkan masyarakat memunculkan inovasi dan ide-ide baru. Mengakhiri sesi, alumni IKA UNS diajak untuk mempraktikan apa yang sudah diajarkan oleh Dr. Ary Ginanjar Agustian. HUMAS UNS/Ratri

Skip to content