Kasus Covid-19 Indonesia Melonjak Drastis, UNS jadi PTM? Inilah Jawaban Rektor UNS

Kasus Covid-19 Indonesia Melonjak Drastis, UNS jadi PTM? Inilah Jawaban Rektor UNS

UNS — Dalam sebulan terakhir, angka penularan SARS-CoV-2 di Indonesia melonjak drastis. Pada tanggal 20 Juli 2021 saja, Indonesia mencatatkan pertambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 38.325.

Jumlah tersebut membuat total kasus positif Covid-19 di tanah air menjadi 2.950.058, dengan jumlah orang yang sembuh sebanyak 2.323.666, dan meninggal 76.200.

Melihat kondisi tersebut, Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho buka suara dan mengatakan UNS akan tetap mengutamakan prinsip diberlakukannya Perkuliahan Tatap Muka (PTM) dengan bersyarat dan bertahap.

Bersyarat artinya mahasiswa berkenan mengikuti PTM, orang tua memberikan izin, jumlah pertambahan kasus positif Covid-19 melandai, dan mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 Kota Surakarta. Sedangkan, bertahap artinya mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti PTM dibagi per angkatan.

Prof. Jamal juga menambahkan, dengan adanya pertambahan kasus Covid-19 yang terus melonjak, UNS tidak mau mengambil risiko untuk mengikutsertakan mahasiswa baru dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UNS yang rencananya digelar pada 13 Agustus mendatang.

“Kalau ganjil (red: mulai kegiatan perkuliahan) di Agustus. Jadi, penerimaan mahasiswa kira-kira tanggal 13 Agustus. Kalau keadaan seperti ini keadaannya, tidak berani luring. Tetap daring seperti tahun lalu,” ujar Prof. Jamal saat ditemui di acara penyembelihan hewan kurban, Rabu (21/7/2021) pagi.

Ia mengatakan, apabila jadi menggelar PTM, UNS akan mempertimbangkan dengan matang prinsip bersyarat dan bertahap. Dalam hal ini, jumlah mahasiswa per ruangan dibatasi hanya 20-25 saja, mata kuliah yang diajarkan dalam sehari hanya dua, dan per mata kuliah durasinya 100 menit saja.

“Mahasiswanya harus mau. Kalau ga mau ya jangan dipaksa. Dan, ruangan juga terbatas dan tidak semua (red: ruangan terisi penuh). Kalo besok semester satu atau tujuh yang tinggal lab. Kalau semester tujuh, sembilan, dan sebelas ya boleh diujiankan secara luring,” tambahnya.

Vaksinasi mahasiswa

Saat ditanya mengenai vaksinasi bagi mahasiswa, Prof. Jamal menuturkan UNS mendapat jatah vaksin dari TNI AD. Namun, ia ingin yang divaksinasi Covid-19 adalah mahasiswa UNS yang berasal dari wilayah Solo Raya terlebih dulu.

Ia mengkhawatirkan jika mahasiswa UNS dari luar provinsi/ pulau datang ke UNS hanya untuk disuntik vaksin dapat menimbulkan mobilitas yang tinggi.

“Kita alhamdulilah dapat bantuan vaksin dari TNI AD. Sebetulnya (red: TNI AD) menyiapkan vaksin sejumlah mahasiswa kita, semuanya. Tapi kan mahasiswa kita ada yang dari Jawa dan luar Jawa. Tentu kami tidak menginginkan mahasiswa dari luar (red: provinsi/ pulau) ke Solo hanya untuk vaksin. Ada kemungkinan mahasiswa itu sudah divaksin di daerah masing-masing,” jelas Prof. Jamal.

Sebagaimana yang telah diberitakan sebelumnya, UNS telah memulai vaksinasi Covid-19 bagi mahasiswa pada 5 Juli yang lalu. Dalam sehari UNS memberikan jatah vaksinasi bagi 1.000 mahasiswa di semua fakultas untuk mendaftar. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content