Mau Lebih Sehat selama Pandemi? Simak Anjuran Ahli Gizi RS UNS Terkait Asupan Gula dan Garam

Mau Lebih Sehat selama Pandemi? Simak Anjuran Ahli Gizi RS UNS Terkait Asupan Gula dan Garam

UNS — Pandemi Covid-19 memang mengajarkan banyak orang terkait pentingnya menjaga kesehatan diri dan kebersihan. Tapi, di satu sisi, bagi beberapa orang yang memiliki segudang rutinitas padat selama work from home, kesehatan diri kerap terabaikan karena tenggat waktu pekerjaan yang mepet. Hal ini membuat pola makan dan gaya hidup menjadi tidak sehat, serta mereka tidak memperhatikan asupan nutrisi yang dikonsumsi dalam sehari.

Belum lagi dengan embel-embel self reward dan cheating day, beberapa orang seakan-akan “menghalalkan” makanan dan minuman tidak sehat dalam sehari sebagai “imbalan” atas diet atau pekerjaan berat yang telah dilakukan. Dalam satu hari saja mereka bisa bolak-balik memesan makanan dan minuman melalui aplikasi pesan antar maupun ojek online yang kebanyakan mengandung tinggi gula dan garam.

Padahal, menurut ahli gizi Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Banun Ma’rifah Fatshidi, S.Gz., perilaku makan sehat tersebut tidaklah baik. Pasalnya, makanan maupun minuman yang tinggi gula dan garam dapat mendatangkan berbagai penyakit dalam tubuh.

“Risiko kalau gulanya berlebihan akan meningkatkan diabetes melitus atau banyak orang lebih umum menyebut penyakit gula,” ujar Banun dikutip uns.ac.id dari kanal YouTube RS UNS, Senin (14/2/2022).

Sedangkan jika asupan garam tidak terkendali, bahkan sampai berlebihan dapat mengakibatkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Cara Mengontrol Asupan Gula dan Garam

Mau Lebih Sehat selama Pandemi? Simak Anjuran Ahli Gizi RS UNS Terkait Asupan Gula dan Garam

Nah, karena kebanyakan orang tidak begitu memperhatikan asupan gula dan garam dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi, Banun memiliki tips agar kita bisa mengontrolnya.

Pertama, ia menyarankan orang-orang untuk mematuhi anjuran konsumsi gula, garam, dan lemak dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Taun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. “Pedomannya adalah G4 G1 L5,” ujar Banun.

G4 G1 L5 yang dimaksudnya adalah anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah sepuluh persen dari total energi atau setara 200 kkal. “Gula empat sendok makan per orang yang setara dengan 50 gram per orang per hari,” terangnya.

Kemudian, untuk anjuran asupan garam adalah sebanyak 2.000 mg natrium atau setara garam satu sendok teh per orang per hari. Jika disetarakan dengan kebutuhan rumah tangga, asupan garam menurut Kemenkes tersebut sama dengan 50 gram per orang per hari.

Selain anjuran G4 G1 L5, Banun juga meminta orang-orang untuk melakukan pelacakan terhadap makanan apa saja yang telah dikonsumsi selama sehari.

“Kalau pagi sudah teh manis ya harus di-tracking agar siang atau sore tidak minum yang manis-manis,” tambah Banun.

Ia menjelaskan bahwa secara sederhana gula merupakan hasil metabolisme dari karbohidrat yang memiliki banyak jenis secara kimia. Sedangkan, garam yang mengandung natrium dapat dijumpai pada garam dan dalam sehari Banun meminta orang-orang untuk membatasi makanan yang berbumbu lebih. Humas UNS

Reporter: Y.C.A. Sanjaya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content