UNS Buka Layanan Konsultasi Psikologi Daring untuk Mahasiswa yang Cemas Akibat Covid-19

UNS – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta secara gratis membuka Layanan Konsultasi Psikologi Daring. Layanan konsultasi tersebut ditujukan bagi mahasiswa UNS yang mengalami kecemasan akibat merebaknya infeksi Coronavirus Disease (Covid-19) di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Solo.

Saat dihubungi uns.ac.id pada Selasa (31/3/2020), Koordinator Unit Layanan Psikologi Daring, Berliana Widi Scarvanovi, M.Psi, mengatakan bila layanan psikologi yang ditujukan bagi mahasiswa UNS tersebut dilakukan secara daring. Mahasiswa UNS dapat menghubungi narahubung Layanan Konsultasi Psikologi Daring untuk menentukan jadwal konsultasi. Sebelum memberikan konseling, psikolog FK UNS terlebih dahulu akan melakukan assessment atau pengambilan data untuk menentukan pola/ metode yang cocok dengan mahasiswa.

“Kami dari Program Studi (Prodi) Psikologi Fakultas Kedokteran (FK) UNS tenaga konsultasinya adalah dosen-dosen psikologi. Ada sekitar 7 orang yang kami rolling setiap hari. Jadi, dalam layanan psikologi ini kami melayani secara gratis, khususnya untuk mahasiswa UNS yang memang saat ini mengalami kecemasan akibat Covid-19,” ujar Berliana.

Berliana yang merupakan dosen pada Prodi Psikologi FK UNS, melihat adanya potensi menurunnya tingkat kesehatan mental mahasiswa UNS akibat status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 Kota Solo. Berliana menerangkan bila kecemasan maupun kekhawatiran dapat mengakibatkan turunnya tingkat kesehatan seseorang. Hal tersebut disebabkan oleh rasa khawatir/ cemas berlebihan yang pada akhirnya membuat kekebalan tubuh seseorang menjadi lemah dan membuatnya mudah terkena penyakit. Dalam situasi KLB Covid-19 di Solo seperti saat ini, Berliana memaklumi munculnya rasa cemas yang dialami oleh masyarakat, termasuk kalangan mahasiswa. Ia mengatakan bahwa rasa cemas yang dialami seseorang merupakan respon yang normal dari manusia saat mengalami kondisi krisis/ tertekan.

“Cemas itu tidak selalu buruk. Cemas adalah alarm dari tubuh bahwa ada suatu bahaya yang mendekat. Sebenarnya cemas itu dalam level yang normal justru sehat karena berarti kita diingatkan. Kondisi KLB Covid-19 ini intinya mengancam. Sebenarnya di saat seperti ini cemas cukup wajar. Namun, ada beberapa orang yang meresponnya secara berlebihan,” imbuhnya.

Saat berada di situasi krisis/ tertekan, tentu tingkat kecemasan masing-masing orang akan berbeda-beda. Ada yang menunjukkan kecemasan secara normal, namun ada juga yang cemas secara berlebihan. Berliana mengkhawatirkan bila kecemasan seseorang melebihi batas wajar, orang tersebut akan terganggu dengan kecemasannya dan berakibat pada ketidakmampuan dirinya berpikir secara rasional. Padahal, dalam kondisi krisis/ tertekan seseorang justru diharapkan untuk dapat berpikir secara rasional.

“Kami menangani supaya mahasiswa yang merasa terganggu dengan kecemasannya akibat Covid-19 agar bisa mengurangi rasa cemasnya, kesehatannya meningkat, bisa beraktivitas secara baik, berpikir lebih jernih. Kita juga berharap agar dia bisa survive. Jadi, konsultasi ini bukan konsultasi yang membuat si klien bergantung kepada kami, tapi kami juga akan memberikan beberapa tips agar bisa mengelola tingkat kecemasannya. Cemas boleh tapi juga harus tetap sehat,” terang Berliana.

Bagi mahasiswa UNS yang tidak mendaftarkan dirinya pada layanan psikologi, Berliana membagikan tips agar mahasiswa UNS dapat bersikap tenang. Caranya adalah dengan mengucapkan terima kasih kepada tubuh, bersyukur masih diberi kesehatan, dan melakukan hal-hal yang membuat tubuh menjadi rileks.

“Menyarankan agar tetap tenang. Kita juga harus mengucapkan terima kasih kepada tubuh kita yang telah menahan berbagai tekanan, bersyukur bahwa kita masih hidup, masih bisa bernapas dengan sehat, itu yang membuat tubuh kita agar tetap positif. Lakukan hal-hal yang membuat kita menjadi rileks, misalnya dengan menonton film. Kalau cocok bisa dengan relaksasi sambil mendengarkan musik-musik klasik, duduk dengan tenang, dan tarik napas panjang. Bernapas dengan panjang selalu membuat kita merasa baik dan tenang,” ujarnya.

Di akhir wawancaranya bersama uns.ac.id, Berliana mengatakan bahwa Layanan Konsultasi Psikologi Daring akan terus berjalan hingga kondisi pasca pandemi Covid-19. “Kemungkinan besar selama KLB atau ada himbauan dari pemerintah, atau kami merasa Covid-19 masih berpengaruh terhadap masyarakat. Pasti ada periode tertentu yang membuat masyarakat terguncang. Masing-masing dari kita punya dorongan untuk survive dan pada saatnya akan pulih. Dibutuhkan juga psychological first aid pasca bencana,” tutup Berliana. Humas UNS/Yefta

Skip to content