Webinar Prodi Magister Pendidikan Seni UNS Bahas Pembelajaranan Seni di Era Pandemi Covid-19

Webinar Prodi Magister Pendidikan Seni UNS Bahas Pembelajaranan Seni di Era Pandemi Covid-19

UNS — Program Studi (Prodi) S-2 Pendidikan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar dengan topik “Pembelajaranan Seni di Era Pandemi Covid-19”. Webinar ini berlangsung secara daring melalui Zoom Cloud Meeting dan diikuti lebih dari 100 partisipan.

Kaprodi S-2 Pendidikan Seni UNS, Prof. Dr. Mulyanto M.Pd., menerangkan bahwa tujuan utama penyelenggaraan webinar ini adalah untuk menjalin kerja sama antara Prodi S-2 Pendidikan Seni UNS dengan para guru seni budaya yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Webinar ini menghadirkan dua pembicara yang juga merupakan alumni dari Prodi S-2 Pendidikan Seni UNS, yaitu Rohmadin, S.Sn., M.Pd., dan Yustian Patrich Rosalia S.Sn., M.Pd. Dalam keberjalanannya, Sri Kristati didapuk menjadi moderator dalam memandu webinar.

Webinar Prodi Magister Pendidikan Seni UNS Bahas Pembelajaranan Seni di Era Pandemi Covid-19

Pemaparan pertama webinar ini membahas cara mengatasi cabin fever melalui pembelajaran seni tari transisi dari pembelajaran jarak jauh menuju pembelajaran tatap muka terbatas. Yustian Patrich Rosalia S.Sn., M.Pd., menjelaskan bahwa cabin fever dapat diatasi dengan melakukan kegiatan kreatif.

Ia mengenalkan konsep UNIC, yaitu Unity, Noun, Interesting, dan Creative Process yang dapat diterapkan baik pendidik maupun pelajar. Konsep UNIC bagi pendidik dapat diterapkan salah satunya dalam pemberian referensi materi pembelajaran. Konsep UNIC juga dapat diterapkan oleh para peserta didik. Aspek-aspek seperti visualisasi karya, metode penyajian, penggunaan teknologi, dan peran media sosial dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran.

“Pendidik harus mempunyai ide-ide kreatif yang memberikan contoh langsung kepada peserta didik. Misalkan audio visual yang bisa menarik dan menstimulasi. Merangsang perasaan-perasaan peserta didik untuk mengubah apa yang dialami ketika cabin fever muncul,” terang Rosalia, Sabtu (25/9/2021).

Pemberian kebebasan peserta didik untuk berekspresi menjadi bentuk cara mengatasi cabin fever ini. Colaborative learning menjadi sebuah solusi yang ditawarkan Rosalia dalam proses pembelajaran seni tari.

“Pendidik dan peserta didik saya rasa harus berani terbuka bagaimana meningkatkan kreativitas peserta didik dengan menggali ide-ide anak muda yang saat ini menurut saya sangat luar biasa,” tuturnya

Webinar beranjak pada penyampaian materi kedua terkait growth mindset dalam pendidikan seni yang disampaikan Rohmadin, S.Sn., M.Pd. Demonstrasi pembelajar pendidikan seni yang menerapkan growth mindset dimulai dengan adaptasi. Rohmadin memberikan contoh seperti halnya mahasiswa baru yang beradaptasi dengan lingkungan perkuliahannya.

Webinar Prodi Magister Pendidikan Seni UNS Bahas Pembelajaranan Seni di Era Pandemi Covid-19

“Dengan growth mindset berdasarkan kemampuan personal, kemampuan orang lain, dan pola peristiwa disekitar kita akan terjadi feedback psikologi untuk meningkatkan energi positif di dalam diri,” tutur Rohmadin.

Growth mindset lebih ditujukan kepada peserta didik sebagai upaya resiliensi terhadap dinamika pembelajaran yang terjadi. Rohmadin menjelaskan bahwa melalui growth mindset menjadikan peserta didik lebih adaptif dan menjadikan suatu tantangan bukan sebagai halangan dalam meraih keberhasilan.

“Ini membuka pola pikir pembelajar supaya mereka tidak gampang putus asa. Menghilangkan hal demikian sehingga pemikiran yang positif bisa menghasilkan suasana pembelajaran yang diinginkan,” jelas Rohmadin.
Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content