Webinar PSB UNS Bahas Strategi Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 Bersama Guru Besar UPI

Webinar PSB UNS Bahas Strategi Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 Bersama Guru Besar UPI

UNS — Pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 kerap ditemukan kendala dalam pelaksanaannya. Di lingkungan perguruan tinggi, dosen hingga mahasiswa terus berusaha mempersiapkan diri agar pembelajaran daring dapat berjalan dengan lancar. Memahami permasalahan tersebut, Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengambil langkah inisiatif. Melalui webinar, PSB UNS memprakarsai diskusi bertemakan “Strategi Pembelajaran Daring Mahasiswa Universitas Sebelas Maret di Era Pandemi Covid-19” pada Selasa (6/8/2021). Menghadirkan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Enok Maryani, M.S, webinar diselenggarakan melalui Zoom Cloud Meeting dan diikuti lebih dari 90 peserta.

Membuka sesi pemaparannya, Prof. Enok menilai wajar ketika mahasiswa maupun dosen ‘gagap’ dalam melaksanakan pembelajaran daring. Hal ini dikarenakan pembelajaran daring hadir atas situasi pandemi yang memaksa pembelajaran tatap muka tidak dilaksanakan secara langsung.

Prof. Enok mengingatkan bahwa mutu pendidikan bukan hanya diukur dari perkembangan keterampilan teknis dan non-teknis saja. Namun, siswa diharapkan juga mampu berkolaborasi dan berkomunikasi secara global. Prof. Enok menggarisbawahi kemandirian sebagai indikator yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran daring.

“Fungsi pendidikan bukan hanya sekadar mampu mengajak siswa untuk survive dalam keterampilan dasar, tetapi juga harus mampu beradaptasi dan berintegrasi dengan dengan masyarakat global,” terang Prof. Enok.

Berdasarkan hasil survei, rata-rata anak Generasi Z menggunakan gawai dengan durasi 7 jam setiap hari. Konten-konten teks mengalami perubahan menjadi tampilan visual yang menarik. Kemajuan teknologi dan moderenisasi dapat bersifat positif maupun negatif. Perkembangan literasi digital yang cepat sejalan dengan penggunaan internet yang juga berkembang dengan pesat. Bahkan pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penggunaan internet dunia.

Pembelajaran pada masa pandemi perlu didukung dengan beberapa hal. Demi terciptanya proses belajar yang lancar, ketersediaan gawai dan internet menjadi dua hal yang saling berkaitan. Spesifikasi gawai dan kualitas jaringan internet perlu dipersiapkan dengan baik untuk menciptakan kapasitas teknologi penunjang pembelajaran daring. Pendekatan selama proses pembelajaran juga dapat berlangsung sangat fleksibel. Pendekatan massal pada proses belajar sinkronus mampu memfasilitasi banyak mahasiswa untuk bergabung dalam satu ruangan virtual untuk melangsungkan proses pembelajaran daring. Di sisi lain, pendekatan secara individual tercipta saat mahasiswa menghubungi dosen melalui pesan singkat secara pribadi. Learning Management System (LMS), kreativitas, dan inovasi guru menjadi faktor penting lainnya dalam menggugah kualitas pengajaran. Prof. Enok juga menilai bahwa pembelajaran daring lebih dominan dalam transfer pengetahuan melalui lisan. Hal ini dikarenakan pembelajaran secara tatap maya dinilai cukup sulit menyampaikan pesan melalui bahasa tubuh.

Pada pemaparannya, Prof. Enok menyampaikan beberapa solusi yang bisa dijadikan upaya mengurai kendala dalam pembelajaran daring. Ketersediaan fasilitas penunjang yang merata dan terstandarisasi menjadi solusi awalnya. Berikutnya, kebutuhan akan peningkatan keterampilan penggunaan teknologi menjadi upaya tindak lanjut dari fasilitas yang telah dimiliki. Barulah ketika fasilitas dan keterampilan dasar tersebut telah terpenuhi, kemandirian belajar dapat menjadi fokus selanjutnya. Kemandirian belajar ini meliputi bagaimana motivasi, manajemen waktu, dan kontrol diri dapat bersinergi dengan baik. Solusi lain yang ditawarkan adalah peningkatan literasi informasi, kreativitas, inovasi, dan jejaring.

Selain mahasiswa, dosen diharapkan juga dapat mempersiapkan strategi pembelajaran yang memadai dalam perkuliahan. Berbagai persiapan dapat dilakukan melalui upaya pengembangan sumber daya manusia. Pembelajaran berbasis visual seperti penggunaan tutorial yang mengedepankan penyampaian informasi melalui audio dan visual dinilai cocok untuk dijalankan. Dosen juga dapat menciptakan kondisi belajar yang berpusat pada mahasiswa dengan proses belajar berpikir kritis dan kreatif.

“Kita tidak bisa lagi idealis. Kita harus memilih capaian-capaian pembelajaran yang esensial. Eksplorasi kita dalam memberi contoh pengayaan itu terbatas,” tutur Prof. Enok. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content