Dosen Prodi Fisika FMIPA UNS Hibahkan Perangkap Hama untuk Petani Bawang Merah

Dosen Prodi Fisika FMIPA UNS Hibahkan Perangkap Hama untuk Petani Bawang Merah

UNS — Dosen Program Studi (Prodi) Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam Tim Grup Riset Material Maju menghibahkan perangkap hama bagi petani bawang merah, Selasa (21/6/2022). Mereka menciptakan alat berupa lampu perangkap hama. Alat ini praktis dan juga aman untuk pertanian komoditas bawang merah.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilakukan di Desa Srimulyo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen. Kegiatan ini bermitra dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bawang merah di desa tersebut. Momentum hibah turut dihadiri oleh Kepala Desa Srimulyo, Tri Prasetyo Utomo, S.Si., yang merupakan alumnus Prodi Fisika angkatan 2008. Selain itu, hadir pula sejumlah perangkat desa serta para petani.

Keberadaan hama klaper (Spodoptera exigua) dan lalat pengorok daun (Liriomyza) melatarbelakangi pengadaan program ini. Para petani mengalami permasalahan dalam pengendalian hama-hama tersebut. Hal ini mendorong peningkatan takaran, frekuensi, dan komposisi jenis campuran pestisida yang digunakan. Para petani beranggapan bahwa keberhasilan usaha tani ditentukan oleh keberhasilan pengendalian hama dan penyakit. Dampaknya, biaya usaha pertanian bawang merah semakin tinggi. Keuntungan yang diperoleh pun kian tidak sebanding.

Peningkatan penggunaan pestisida berpotensi melawan prinsip pertanian ramah lingkungan. Pestisida yang berlebih dapat menjadi sumber pencemar bagi bahan pangan, air, dan lingkungan hidup. Residu pestisida juga dapat tertinggal pada produk pertanian dan di dalam tanah. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan manusia dan alam.

Selain itu, para petani dihadapkan dengan adanya perbedaan jumlah produksi antara musim kemarau dan musim penghujan. Varietas unggul bawang merah yang resisten terhadap hama dan penyakit serta cocok pada musim penghujan belum cukup tersedia di sana. Ditambah lagi, adanya kendala dalam hal sosialisasi dan substitusi varietas unggul bawang merah menyebabkan para petani masih bergantung pada benih impor.

Alternatif lain yang telah dilakukan petani adalah dengan cara penanggulangan secara fisik. Mereka menggunakan lampu perangkap. Akan tetapi, lampu perangkap membutuhkan biaya yang mahal karena penggunaan genset dan PLN sebagai sumber listriknya dan operator alat.

Solusi yang diberikan oleh Tim Grup Riset Material Maju FMIPA UNS dalam PKM ini adalah dengan menggunakan lampu perangkap hama yang aman, praktis, dan tahan lama. Lampu perangkap ini memanfaatkan sumber energi listrik dari panel surya. Ditambah lagi, penyimpanan energi tersebut menggunakan baterai lithium-ion untuk menggantikan genset dan PLN.

Dosen Prodi Fisika FMIPA UNS Hibahkan Perangkap Hama untuk Petani Bawang Merah

Menurut Hendri Widiyandari, ketua kegiatan pengabdian tersebut, keunggulan yang dimiliki baterai lithium-ion adalah kapasitas energinya yang lebih besar. Waktu hidup baterai jenis ini juga lebih bertahan lama.

“Dengan adanya alat tersebut diharapkan dapat membantu para petani bawang merah dalam menangani permasalahan penanggulangan hama, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan hasil produksi bawang merah,” tutur Hendri. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content