Grup Riset UNS Beri Pelatihan Penyusunan Dilemma Stories untuk Guru Kimia SMA

Grup Riset UNS Beri Pelatihan Penyusunan Dilemma Stories untuk Guru Kimia SMA

UNS — Grup Riset Kimia Analitik, Lingkungan, dan Pembelajaran Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberi pelatihan guru kimia SMA wilayah Solo Raya, Sabtu (25/6/2022). Kegiatan diikuti 35 guru kimia SMA yang terdiri dari, 10 guru kimia SMA dari Solo, 6 guru kimia SMA dari Karanganyar, 10 guru kimia SMA dari Sukoharjo, dan 9 guru kimia SMA dari Boyolali.

Pelatihan ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) UNS. Tajuk kegiatan yang diusung yakni “Pelatihan Penyusunan Dilemma Stories pada Pembelajaran Kimia Berbasis Transformative Learning untuk Guru Kimia SMA”. Tim pelaksana pelatihan ini antara lain Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D.; Lina Mahardiani, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D; Dr. Budi Hastuti, M.Si.; Dr. Endang Susilowati, M.Si.; Dr. Nanik Dwi Nurhayati, M.Si.; dan Dr. rer.nat. Wirawan Ciptonugroho, M.S.

Potensi siswa dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari cocok bila dikembangkan dengan transformative learning atau pembelajaran transformatif. Pembelajaran jenis ini dilakukan oleh seorang pendidik dalam mengubah persepsi, pendapat, sikap, pola pikir, dan minat siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran transformatif dalam pembelajaran kimia adalah Dilemma Stories.

Strategi pembelajaran dilemma story dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dengan penyesuaian isi pada kurikulum bidang studi yang bersifat kontekstual. Bentuk cerita yang yang disajikan dengan strategi ini menimbulkan perdebatan atau diskusi. Cerita memancing adanya solusi yang paling tepat untuk dilakukan dengan melalui analisis teori.

Prof. Sulistyo memaparkan bahwa dalam menyusun dilemma stories dapat dibuat semenarik mungkin dengan memperhatikan beberapa hal. Pertama, pola penyusunan pembuka cerita memberikan pengenalan singkat mengenai situasi. Kedua, yakni inti cerita disajikan permasalahan dan pilihan-pilihan yang dapat diambil oleh siswa. Terakhir, adanya penutup dengan memberikan pertanyaan yang mengarahkan pada perdebatan atau diskusi.

“Proses diskusi mengenai dilemma stories dapat membantu peserta didik memperoleh learning skill abad 21, yaitu critical thinking, creativity, communication, dan collaboration,” tutur Prof. Sulistyo.

Hal tersebut sangat dimungkinkan mengingat peserta didik akan melakukan analisis teori terhadap isu-isu yang diberikan berdasarkan pokok pengetahuan sesuai topik. Selain itu, siswa melakukan eliminasi terhadap pilihan-pilihan yang kurang sesuai dan menyimpulkan pilihan mana yang paling tepat disertai dengan hasil analisis dan pembahasannya.

Pelatihan ini mendapatkan tanggapan positif dari para guru SMA selaku peserta. Mereka melihat ini sebagai suatu strategi baru yang menarik untuk diimplementasikan. Peserta didik dapat mengaitkan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contoh penerapan yang diajarkan pada materi larutan penyangga adalah dilema merokok. Merokok bagi sebagian orang dapat memberikan manfaat untuk mengurangi rasa kantuk dan menghilangkan kebosanan. Namun, kandungan rokok berdampak pada kesehatan dan dapat dihubungkan dengan keseimbangan asam basa pH darah.

Materi lain yang dicontohkan adalah koloid. Koloid dihubungkan dengan kegiatan industri. Industri sebagai penggerak ekonomi masyarakat nyatanya terdapat negatif yang ditimbulkan, antara lain asap buangan sebagai polusi udara sehingga berbahaya bagi kesehatan.

Di akhir acara, peserta diberikan penugasan untuk membuat satu dilemma stories original dengan memilih suatu topik bebas. Cerita tersebut harus dapat dihubungkan dengan materi kimia SMA oleh para guru. Penyusunan cerita menggunakan perencanaan yang sudah dirancang oleh tim PKM. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content