Prodi Seni Rupa Murni UNS Gelar Workshop Implementasi Limbah Kaca Menjadi Karya Mozaik Bertema Cerita Rakyat

Prodi Seni Rupa Murni UNS Gelar Workshop Implementasi Limbah Kaca Menjadi Karya Mozaik Bertema Cerita Rakyat

UNS — Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi (Prodi) Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan Workshop Mozaik Kaca. Workshop ini merupakan salah satu agenda dari program pengabdian yang berjudul “Implementasi Limbah Kaca untuk Membuat Karya Mozaik Bertema Cerita Rakyat”. Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari, pada tanggal 24 dan 25 Juni 2022 bertempat di Studio Tatah Surung, Desa Sawit.

Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Seni Rupa Murni FSRD UNS, diketuai oleh Dr. Nooryan Bahari, M.Sn. Dengan beranggotakan Joko Lulut Amboro, S.Sn., M.Sn.; Novita Wahyuningsih, S.Sn., M.Sn.; Dyah Yuni Kurniawati, S.Sn., M.Sn.; Dr. Setyo Budi, M.Sn.; Novia Nur Kartikasari, S.Pd., M.A.; dan Yayan Suherlan, S.Sn., M.Sn.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Dr. Nooryan Bahari, M.Sn., mengatakan bahwa pelatihan workshop kaca ini dalam rangka mengedukasi kepada generasi muda agar lebih memahami bahwa limbah tidak selesai ketika dibuang begitu saja.

“Limbah ketika dibiarkan begitu saja, selain akan menumpuk justru akan berdampak tidak sehat bagi lingkungan. Lebih lanjut limbah juga memiliki potensi untuk memiliki nilai ekonomi yang lebih. Dengan tema mozaik yang mirip seperti puzzle juga dapat menjadi sarana refresing bagi mereka, bermain bentuk dan bermain warna,” terang Dr. Nooryan Bahari dalam rilisnya, Kamis (21/7/2022).

Dr. Nooryan Bahari menambahkan bahwa hari pertama workshop diberikan pengarahan baik tata kelola limbah kaca, objek yang akan dijadikan inspirasi, serta contoh-contoh visualisasi karya mozaik untuk memantik kreatifitas peserta.

“Kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi praktik dari panitia, mulai dari persiapan bahan dan alat, memotong kaca, menyusun dan menempelkan potongan kaca pada papan, hingga finishing karya mozaik kaca. Sembari diberi contoh, peserta juga mencoba melakukan praktik memotong kaca secara bergiliran,” lanjut Dr. Nooryan Bahari.

Selanjutnya pada hari kedua peserta melanjutkan praktik membuat karya mozaik kaca. Karya dibuat seukuran kertas A4 dengan bingkai yang sudah tersedia, untuk dijadikan dekorasi rumah atau interior.

Adapun tema besar yang diambil untuk pembuatan mozaik kaca yakni Panggung Krapyak atau Kandang Menjangan sebagai salah satu lokasi dan bangunan yang ikonik di Bantul.

“Beberapa alternatif objek yang diolah oleh peserta yakni bangunan Kandang Menjangan itu sendiri, pohon atau tanaman, serta menjangan atau rusa,” ucap Dr. Nooryan Bahari.

Sementara peserta workshop ini dibatasi dengan jumlah 5 orang, yang terdiri dari perwakilan kelompok muda-mudi Noloro dari Desa Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY. Pembatasan peserta dilakukan agar pelatihan dapat berlangsung intens, serta bahan limbah kaca yang riskan hingga dibutuhkan perlakuan khusus. Maka dari itu, panitia membatasi jumlah peserta supaya dapat dengan cermat mengawasi peserta agar tidak terjadi kecelakaan saat proses pelatihan. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content