Riset Grup Prodi Agroteknologi UNS Adakan Pelatihan Pesemaian Jahe Merah di Jatiyoso, Karanganyar

Riset Grup Prodi Agroteknologi UNS Adakan Pelatihan Pesemaian Jahe Merah di Jatiyoso, Karanganyar

UNS — Riset Grup Tanaman Pangan dan Perkebunan Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pelatihan dan sosialisasi pesemaian jahe merah. Kegiatan ini berlangsung di Desa Wonorejo, Kecamatan  Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar dengam melibatkan mitra petani jahe. Tim Pengabdian Masyarakat Program Hibah Riset Group Non APBN UNS Tahun Anggaran 2021 ini diketuai oleh Prof. Supriyono dengan anggota Prof. Maria Theresia Sri Budiastuti, Ir. Trijono M.P., Ir. Sri Nyoto, M.S., dan Aprilia Ike Nurmalasari, M.Sc.

“Potensi keberhasilan usaha jahe merah saat ini cukup bagus. Dengan adanya pandemi, masyarakat perlu meningkatkan imun yang salah satunya dengan mengonsumsi jahe merah, baik dengan dibuat minuman jahe gepuk hingga obat masuk angin yang diproduksi berbagai pabrik jamu, salah satunya Bintang Toejoe. Perusahaan tersebut sanggup membeli produk jahe merah dari sini,” ungkap Prof. Supriyono.

Sebelum melakukan pelatihan pembuatan pesemaian jahe merah dalam pot maupun pada lahan, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi. Prof. Supriyono menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini juga sekaligus diadakan pelatihan manajemen usaha tani. Kegiatan ini dihadiri oleh 20 peserta dari masyarakat mitra dan 5 mahasiswa Prodi Agroteknologi yang sedang melangsungkan penelitian di Wonorejo.

Riset Grup Prodi Agroteknologi UNS Adakan Pelatihan Pesemaian Jahe Merah di Jatiyoso, Karanganyar

Usaha budidaya jahe merah di desa ini merupakan industri rumah tangga dengan manajemen usaha keluarga. Harga jahe merah yang menembus Rp 40.000/kg tentu dapat menguntungkan petani dibandingkan dengan jenis tanaman lain.

Dalam kegiatan sosialisasi yang berlangsung pada Sabtu (3/4/2021), Prof. Supriyono yang kerap disapa dengan Pak Pri menyampaikan bahwa penambahan pupuk organik pada tanaman jahe di lahan marjinal terbukti menampilkan pertumbuhan yang baik dengan produksi rimpang mencapai 19 – 28 ton/ha.
“Bahan organik dapat meningkatkan efektivitas pemupukan nitrogen karena pengikatan unsur N yang lepas terkendali dari pupuk sehingga tidak mudah tercuci. Hal ini merupakan suatu Langkah untuk penerapan Integrated Plant Nutrient System (IPNS),” katanya.

Selanjutnya Pak Pri menjelaskan cara penyemaian pada lahan atau bedengan dan pot.
“Benih dipotong setiap dua ruas jari. Media yang digunakan untuk pesemaian yaitu pupuk kandang matang dan tanah dengan perbandingan 1:2. Selanjutnya benih diletakkan pada pesemaian dan ditutup dengan tanah setebal 2 cm. Kemudian tunas akan tumbuh dalam 5 hari. Lalu, transplanting dilakukan saat tanaman telah minimal tumbuh 3 daun,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa cara perawatan  pesemaian jahe merah cukup sederhana, yaitu penyiraman. Penyiraman dilakukan secukupnya hingga media lembab dan penyemprotan fungisida dilakukan hanya jika terindikasi serangan penyakit akibat jamur.  Penyemaian pada bedengan ukuran 10×8 m membutuhkan benih berupa rimpang 1 ton untuk kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha.

Riset Grup Prodi Agroteknologi UNS Adakan Pelatihan Pesemaian Jahe Merah di Jatiyoso, Karanganyar

“Hasil pertumbuhan tanaman jahe merah dengan tanah dicampur pupuk kandang 1:2 di lahan dan pot menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik. Dengan pupuk kandang, tanaman hidup 76% dan panjang daun 11cm dibanding tanpa pupuk kandang. Tanaman hidup 56% dan panjang daun hanya 9 cm,” tambahnya.

Di akhir pelatihan, Pak Pri menyampaikan bahwa kegiatan selanjutnya yakni monitoring tentang hasil pesemaian tersebut dan evaluasi kegiatan. Melalui pengabdian ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil jahe merah yang diproduksi di Desa Wonorejo, Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content