UNS — Dewan Profesor (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan kunjungan ke Universitas Mulawarman di Kalimantan Timur. Kegiatan DP UNS yang dalam hal ini diwakili Komisi 2 DP dilaksanakan pada 15 hingga 18 Februari 2022.
Dalam kunjungan ini, Komisi 2 DP UNS memiliki kegiatan utama yaitu menggali nilai etika Suku Dayak. Kunjungan Komisi 2 DP UNS bertema “Dewan Profesor UNS menggali nilai etika Suku Dayak” dengan diikuti oleh Prof. Dr. Suciati, M. Pd., Prof. Dr. Triyanto, M. Hum. dan Prof. Dr. Siswandari, M. Stats. Kunjungan DP UNS diawali terlebih dulu ke Universitas Mulawarman yang diterima langsung oleh Rektor Universitas Mulawarman, Dr. Ir. Abdunnur, M. Si. Pertemuan DP UNS dan Rektor Universitas Mulawarman diawali dengan Diskusi dengan para dosen peneliti Dayak, yakni Dr. Ndan Imang, Dr. Simon Devung dan Martinus, M.A.
Setelah pertemuan antara Komisi 2 DP UNS dengan Rektor Universitas Mulawarman, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan dan observasi ke suku kampung Dayak Pampang. Menurut Prof. Dr. Suciati, M.Pd. bahwa kunjungan Komisi 2 DP UNS ke Universitas Mulawarman bertujuan untuk menggali nilai-nilai dan etika masyarakat suku Dayak yang sudah menjadi sumber kajian pakar budaya setempat sejak lama.
“Hasil observasi dan identifikasi nilai-nilai tersebut diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan etika di lingkungan kampus UNS Surakarta yang saat ini menjadi bidang Komisi 2 DP UNS,” terang Prof. Suciati.
Sementara itu, Rektor Universitas Mulawarman, Dr. Ir. Abdunnur, M. Si. menyampaikan bahwa secara kelembagaan menyambut baik dan merupakan kehormatan dikunjungi oleh DP UNS. “Setelah ini diharapkan ada kerja sama bidang riset, khususnya terkait budaya Dayak yang dapat dikembangkan sebagai nilai-nilai etika dalam kehidupan akademik di Perguruan Tinggi,” terang Dr. Abdunnur.
Terakhir, kegiatan kunjungan ini ditindaklanjuti dengan kerja sama riset antara Universitas Mulawarman dan UNS. HUMAS UNS
UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta baru saja melepas Guru Besar dari Fakultas Teknik (FT) yang telah memasuki masa purnabakti. Guru besar FT UNS tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Susy Susmartini, MSIE.
Pelepasan purnabakti guru besar UNS dilakukan di Ruang Sidang 2 Gedung dr. Prakosa UNS pada Selasa (7/2/2023). Acara ini juga disiarkan langsung melalui YouTube UNS dan Zoom Meeting. Dalam acara tersebut hadir Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. dan Ketua Dewan Profesor UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. Hadir pula dalam acara tersebut Ketua Senat Akademik UNS, Prof. Dr. Adi Sulistiyono, M.H., dan Wakil Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UNS, Prof. Hasan Fauzi, M.B.A., Ph.D., C.A., CSRA.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Profesor UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono M.Sc., Ph.D. menyampaikan bahwa pihaknya memilih istilah purnabakti dengan alasan bagi guru besar yang memasuki usia 70 tahun dianggap telah mengembangkan UNS menjadi lebih maju. Oleh karena itu, jasa-jasa para Guru Besar harus diapresiasi saat purnabakti.
“Saya ucapkan selamat kepada Prof. Susy yang telah membersamai kami di Dewan Profesor. Selamat juga atas purnabaktinya. Acara purnabakti ini adalah budaya akademik yang kita kembangkan kepada sivitas akademika UNS. Terima kasih atas bakti Guru Besar yang telah dilakukan Prof. Susy terhadap UNS. Saya secara pribadi dan atas nama Dewan Profesor UNS sekali lagi menghaturkan selamat kepada Prof. Susy,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. juga turut mengucapkan terima kasih kepada Prof. Susy atas kiprahnya selama berbakti di UNS.
“Seperti yang kita ketahui bahwa kiprah dan prestasi yang telah Prof. Susy torehkan sangat banyak. Terima kasih telah berkenan senantiasa mengembangkan UNS. Prestasi yang ditorehkan Prof. Susy juga akan selalu dikenang. Terlebih prestasinya mengembangkan Program Studi (Prodi) Teknik Industri FT UNS. Meski sudah mengalami purnabakti, semoga Prof. Susy tetap dapat bermanfaat bagi banyak orang di luar sana,” tutur Prof. Jamal.
Kemudian acara dilanjutkan dengan orasi kehormatan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Susy Susmartini, MSIE. Beliau menyampaikan orasi berjudul “Perkembangan Keilmuan Teknik Industri dalam Pembangunan Inklusif Akses Teknologi dan Sains untuk Orang dengan Disabilitas”.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan tongkat estafet kepada kolega muda. Prof. Dr. Ir. Susy Susmartini, MSIE. menyerahkan tongkat estafetnya kepada Dr. Ir. Lobes Herdiman, M.T. Kemudian acara ditutup dengan pemberian selamat purnabakti oleh segenap Dewan Profesor yang hadir kepada Guru Besar yang purnabakti. Humas UNS
UNS — Dewan Profesor (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan acara “Penguatan Peran Dewan Profesor dalam Memajukan Universitas Sebelas Maret” bertempat di Atria Hotel Magelang, Selasa (6/12/2022). Agenda tersebut dihadiri hampir seluruh anggota DP UNS. Di sana, masing-masing komisi memaparkan program tahun 2022 yang sudah dilaksanakan dan agenda program kegiatan tahun 2023.
Ketua DP UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa UNS telah bertransformasi status sejak berdiri pada tahun 1976, mulai dari Perguruan Tinggi (PT) Satker, PT Badan Layanan Umum (BLU), sampai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Status terbaru tersebut berdasarkan Peraturan Presiden (PP) Nomor 56 Tahun 2020.
“Sebagaimana PP Nomor 56 Tahun 2020 bahwa UNS ini ada 4 Organ, yakni Majelis Wali Amanah (MWA), Senat Akademik (SA), Pimpinan PT, dan Dewan Profesor (DP) yang setiap organnya mempunyai tugas pokok dan fungsi masing-masing,” terang Prof. Suranto.
Menurut Prof. Suranto Tjiptowibisono, keberadaan DP UNS termuat pada pasal 55 PP nomor 56 Tahun 2020. DP UNS memiliki tupoksi memberikan pertimbangan kepada Rektor dan SA dalam pengusulan profesor. Selain itu DP UNS turut memberikan pertimbangan atau pencabutan gelar doktor kehormatan, mengembangkan pemikiran atau pandangan dan memberikan masukan kepada organ UNS terkait pengembangan UNS.
Lebih lanjut, DP UNS juga menyampaikan pemikiran atau pandangan kepada organ UNS terkait pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengembangkan integritas moral dan etika serta wawasan kebangsaan pada Sivitas Akademika dan masyarakat, mengembangkan budaya akademik dan integritas intelektual Sivitas Akademika serta mengembangkan program dan strategi dalam pemberdayaan profesor.
Paparan Panja Dewan Profesor
Adapun Peran DP dapat terealisasi berkat kontribusi komisi atau kegiatan Panitia Kerja (Panja) yang dimilikinya. Kontribusi Panja Pancasila di mana UNS sebagai pelopor benteng Pancasila terbukti dengan melaksanakan lima kali FGD dan satu kali lokakarya untuk menghasilkan naskah akademik sebagai dasar mengambil kebijakan Pimpinan UNS.
Panja Energi, dimana UNS sebagai pelopor penerapan energi bersih yang telah melakukan seminar nasional dan webinar. Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan white paper sebagai dokumen kebijakan pemerintah, peta jalan/research activities UNS dan baterai lithium untuk konsorsium kendaraan listrik nasional.
Ketiga, Panja Penulisan Buku Sejarah UNS menghasilkan satu-satunya buku yang didesain tentang proses berdirinya UNS mulai dari masa konsolidasi, masa pembangunan fisik, pengembangan akademik dan masa pertumbuhan menuju internalisasi.
“Kedepan, diharapkan tidak ada lagi istilah ‘buku merah’ dan ‘buku putih’ UNS, tetapi yang ada adalah Buku Sejarah tentang UNS yang dihasilkan oleh Dewan Profesor UNS,” tutur Prof. Suranto.
Keempat, Panja Penghargaan Purna Bakti Guru Besar UNS. Pengukuhan adalah awal Profesor menapaki tangga awal puncak karir Guru Besar. Sedangkan orasi kehormatan adalah ciri seorang Guru Besar menapaki puncak capaian sebagai ilmuwan, pendidikan, dan “Maha Guru” paripurna. Selanjutnya, ada harapan untuk terus dikembangkan dan dilanjutkan oleh dosen juniornya.
Kelima, Panja Pangan Berkelanjutan. Panja ini mempunyai tujuan mengembangkan pemikiran dan konsep sistem produksi tanaman berkelanjutan (agroekosistem tropis) Indonesia. Adapun target output kegiatan Panja Pangan Berkelanjutan adalah buku tentang pengembangan sistem produksi pangan berkelanjutan di ekosistem tropis. Aspek bahasan mencakup sistem budidaya tanaman, pengelolaan tanaman, pengelolaan sumberdaya lahan, pengelolaan OPT, agro-pastoral, teknologi pangan dan pangan fungsional, serta pemberdayaan masyarakat. Beberapa dokumen akademik antara lain, identifikasi kebutuhan penelitian dan pembelajaran dan naskah akademik untuk inisiasi peraturan terkait Sistem Budidaya Tanaman Berkelanjutan di ekosistem tropis.
Keenam, Panja Departemenisasi. UNS dengan 170-an Program Studi tanpa punya departemen menyebabkan pengelolaan kurang efektif dan efisien. Dengan adanya 11 Fakultas dan 2 Sekolah, maka diharapkan tiap fakultas dan sekolah dapat dibentuk departemen-departemen. Sehingga efektifitas, efisiensi, dan fleksibilitas dapat berjalan dengan lancar.
“Departemen menjadi ujung tombak pencapaian IKU/target yang dicapai, sedangkan fakultas diharapkan berfungsi koordinasi, fungsi jaminan mutu dan yang ditetapkan bersama karena semua membawa konsekuensi persentase keuangan akan berkembang,” pungkas Prof. Suranto. Humas UNS
UNS — Dewan Profesor (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan kunjungan ke Sekolah Vokasi (SV) UNS Kampus Caruban, Madiun pada Selasa (16/11/2022). Dalam kunjungannya, Ketua DP UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. langsung diterima oleh pihak Dekanat SV UNS yang dilanjutkan dengan ramah tamah. Acara dilanjutkan dengan Kuliah Umum SV UNS Kampus Caruban, Madiun dari Ketua DP UNS tentang pentingnya Sekolah Vokasi menyongsong 100 Tahun NKRI.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua DP UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D disambut Dekan SV UNS, Drs. Santoso Tri Hananto, M.Acc., Ak., didampingi oleh Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan SV UNS, Agus Dwi Priyanto, S.S.,M.CALL. serta Wakil Dekan SDM, Keuangan, dan Logistik SV UNS, Abdul Aziz, S.Kom., M.Cs. dan Wakil Dekan Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi SV UNS, Dr. Eng. Herman Saputro, S.Pd., M.Pd., M.T.
Acara kunjungan Ketua DP UNS berlanjut dengan acara Kuliah Umum SV yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa dari tiga program studi (prodi) yaitu Diploma III Akuntansi, Diploma III Teknik Informatika, dan Diploma III Teknologi Hasil Pertanian (THP). Ketua DP UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. dalam Kuliah Umum SV menyampaikan cerita sukses tentang pendidikan vokasi. Beliau menceritakan pengalaman pendidikan vokasi di beberapa rumpun melayu seperti Malaysia dan Singapura dengan harapan agar Indonesia bisa bangkit dan bersaing dengan negara tetangga.
Beliau menjelaskan bahwa di Singapura, pendidikan vokasi dicanangkan tahun 1970-an kemudian ditingkatkan ekosistemnya di tahun 1979 dengan cara memperbarui SV menjadi Lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Industri atau VITB (Vocational and Industrial Training Board). Pada tahun 1992, Pemerintah Singapura mendirikan Institute of Technical Education sebagai penampungan anak sekolah selepas sekolah menengah atas. Lembaga ini memberikan pelatihan sebanyak 1,5 juta dari total penduduk Singapura yang berjumlah 4 jutaan pada saat itu.
Hal yang sama juga terjadi di Malaysia tahun 1906 yakni dengan menyediakan tenaga kerja terampil bagi perkeretaapian Tanah Melayu dan Jabatan Awam Malaysia di zaman kolonial menopang pembangunan ekonomi. Pendidikan Vokasi Malaysia ditambah pengetahuan dan teknologi dengan menunjuk lima PT dalam bidang teknik untuk menyelenggarakan Pendidikan Vokasi dalam bentuk Institute, Politeknik, dan Institute Colleges. Malaysia akhirnya berhasil mengembangkan pelatihan vokasi hingga 1.122 institusi pendidikan dan pelatihan vokasi hingga saat ini.
Prof. Suranto menambahkan bahwa di Thailand dengan penduduk 70 juta orang mempunyai model pendidikan vokasi yang mirip dengan di Indonesia. Lama studi SV di Indonesia tiga tahun sedangkan di Thailand lima tahun. Thailand menerapkan “long life learning”. Institusi hanya memberi sertifikat tertulis seperti keahlian menjahit dan mengelas. Thailand membuat kebijakan sekolah gratis hingga tamat SMA.
Model-model pendidikan vokasi tersebut diharapkan dapat dipelajari oleh pengelola pendidikan vokasi dan dapat diadaptasi bagian-bagian yang berhasil. “Namun, hal itu tentu harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Saya berharap pendidikan vokasi khususnya di UNS dapat semakin maju,” terang Prof. Suranto. Humas UNS
UNS — Dewan Profesor (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Workshop “Akselerasi Lektor Kepala Menjadi Guru Besar” pada Jumat (18/11/2022). Ketua DP UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. dengan didampingi Sekretaris DP UNS, Prof. Dr. Cucuk Nur Rosyidi S.T., M.T. membuka sekaligus memberikan pengantar acara Workshop Akselerasi Lektor Kepala Menjadi Guru Besar yang diikuti anggota DP UNS.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D selaku Ketua DP UNS menyampaikan bagaimana menyiapkan dokumen yang baik. Pertama, mempersiapkan Kum bidang pendidikan atau pengajaran. Nilai kredit yang didapat pada saat studi mengajar atau memberi kuliah tidak dapat digunakan. Namun, nilai kredit sebelum dan sesudah belajar dapat digunakan.
“Kedua, untuk Kum C, yaitu penelitian dan publikasi dibutuhkan beberapa jurnal internasional bereputasi, jurnal internasional, jurnal nasional terakreditasi, jurnal nasional, buku teks, dan publikasi yang dihasilkan selama studi dapat digunakan,” terang Prof. Suranto.
Dalam hal ini, Prof. Suranto mendorong sejawat bergelar doktor agar segera ke jenjang jabatan profesor. Ada beberapa alasan, salah satunya tidak semua orang senang melihat temannya berstatus guru besar atau profesor. Kedua, tidak semua yang diduga mempunyai sifat-sifat tidak senang tersebut benar adanya. Ketiga, diperlukan pribadi-pribadi yang tepat untuk mendorong dosen-dosen ke guru besar atau profesor.
“Salah satu organ yang tepat adalah Dewan Guru Besar atau Profesor, atau Majelis Guru Besar, atau Komisi Guru Besar di Institusi Perguruan Tinggi untuk mendorong supaya segera menjadi guru besar. Kelima, pribadi-pribadi di institusi tersebut, pastinya tidak diragukan lagi, namun “exception” pasti ada,” terang Prof. Suranto.
Selain itu, Prof. Suranto juga menyampaikan bahwa di sinilah kepentingan institusi dan pribadi-pribadi calon yang mau ke guru besar perlu disinergikan. Di sisi lain, institusi mempunyai keperluan supaya jumlah guru besar bertambah. Pada lain pihak, institusi juga perlu meyakinkan bahwa jabatan guru besar juga berdampak positif secara ekonomi terhadap keluarganya. Inilah hal-hal kecil yang mungkin dapat membangkitkan semangat calon guru besar. Harapan dari pimpinan kepada yang bersangkutan kadang diperlukan, walaupun kalau dihitung secara finansial tidak besar, tetapi apresiasi yang diberikan lebih berarti. Dengan demikian, terobosan dari pimpinan di tingkat institusi atas sampai ke bawah diperlukan.
Prof. Suranto menambahkan bahwa para dosen bergelar doktor jangan hanya disuruh ke guru besar saja, tetapi tidak juga didukung dengan kebijakan atau finansial. Oleh karena itu, sangat diperlukan percepatan menuju guru besar dengan cara membangkitkan sejawat yang sedang menjalankan proses guru besar.
Hal yang dapat dilakukan yang pertama adalah dibutuhkan kesabaran. Kedua, diperlukan ketulusan dan sentuhan yang benar-benar menjadi pemicu untuk bangkit. Hal itulah yang coba dilakukan oleh Dewan Profesor UNS dalam acara ini. Humas UNS