Mahasiswa FP UNS Berhasil Lolos Magang Riset di NPUST Taiwan dengan Beasiswa

Mahasiswa FP UNS Berhasil Lolos Magang Riset di NPUST Taiwan dengan Beasiswa

UNS — Livy Febria Tedjamulia merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Teknologi Pangan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Sejak mahasiswa baru, Livy begitu sapaan akrabnya memiliki keinginan kuat untuk bisa berkesempatan belajar di luar negeri.

“Ketika masih menjadi mahasiswa baru, saya memiliki keinginan untuk suatu saat dapat merasakan international exposure di luar negeri, seperti mengikuti agenda pertukaran pelajar, short course, atau magang. Oleh karena itu, saya selalu mencari kesempatan untuk bisa ke luar negeri gratis,” ujar Livy saat diwawancara tim uns.ac.id pada Selasa (14/2/2023).

Karena keinginannya tersebut, Livy pun mencoba mendaftar program-program yang dapat menghantarkannya ke luar negeri. Misalnya saja, dirinya turut mendaftar program International Student mobility Awards (IISMA) 2022.

“Setelah melewati tahap interview nasional, saya merasa puas dan optimis dapat mengikuti pertukaran pelajar ke Barcelona sebagai kota tujuan kampus saya kala itu. Akan tetapi, ternyata saya dinyatakan tidak diterima. Tentu hal ini sangat menyakitkan, namun tidak membuat saya putus asa untuk dapat ke luar negeri secara gratis,” tutur Livy.

Hingga pada Juni 2022, salah satu dosen akademik Livy yakni Dimas Rahadian Aji Muhammad, S.T.P., M.Sc., Ph.D. memberikan informasi terbuka kepada seluruh mahasiswa Ilmu Teknologi Pangan FP UNS terkait kesempatan mengikuti beasiswa Taiwan Experience Education Program (TEEP) untuk magang riset di National Pingtung University of Science and Technology (NPUST) di bawah bimbingan Prof. Dr. Jenshinn Lin, alumnus Penn State University.

“Apabila lolos seleksi, mahasiswa akan berkesempatan melakukan riset di lab Profesor Lin dan mendapat uang saku $NT12.000 per bulan. Hal ini membuat saya tertarik untuk berjuang mengikuti seleksinya. Hingga akhirnya pada September 2022, saya membuka E-mail dan mendapatkan pesan dari beliau bahwa saya diterima menjadi mahasiswa magang di NPUST,” jelas Livy.

Keseharian Livy selama Magang di NPUST

Aktivitas yang Livy lakukan sehari-hari selama di laboratorium adalah menjadi asisten profesor dengan melakukan riset serta analisis yang dibutuhkan terkait tanaman biji-bijian dan serealia (grains and cereals). Misalnya melakukan analisis ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay), antioksidan, total kandungan senyawa fenol, menjalankan proses ekstrusi untuk membuat makanan ringan, dan melakukan analisis pangan, misalnya kandungan protein dengan metode Kjeldahl. Seluruh prosedur ini dilakukan dengan bantuan mahasiswa lokal atau mahasiswa internasional yang sedang mengambil S-2 (Master degree) dan S-3 (Doctor degree) di NPUST.

“Hal yang memotivasi saya untuk magang di luar negeri adalah keinginan untuk merasakan kerja di laboratorium luar negeri dengan metode serta mesin dan alat analisis yang berbeda. Terutama keingintahuan untuk bisa mengoperasikan teknologi canggih dan membantu intepretasi data. Selain itu, memiliki banyak teman dari luar negeri juga menjadi motivasi sendiri bagi saya untuk terus melakukan internasionalisasi,” papar Livy.

Suka Duka Livy Selama Magang di NPUST

Livy mengakui hal yang menjadi kesenangan saat magang di luar negeri adalah bertemu dengan banyak orang baru dari negara yang berbeda-beda. Karena dari sini dapat terjadi ekspansi koneksi dan pertukaran budaya yang masif.

“Selain itu, seluruh rangkaian aktivitas laboratorium yang saya lakukan di NPUST tidak pernah saya lakukan sebelumnya di laboraturium UNS karena mesin dan alat yang berbeda sehingga tentu hal ini menjadi penambah wawasan yang utuh. Sementara itu, untuk dukanya karena saya magang di negara dengan bahasa ibu non-Inggris terkadang menjadi kesulitan tersendiri bagi saya untuk memahami kalimat yang diucapkan karena aksen dan dialek bahasa Mandarin yang kental,” lanjut Livy.

Hal Paling Menantang Saat Magang di NPUST

Hal yang sangat menantang bagi Livy selama magang adalah tuntutan untuk mempelajari banyak hal baru setiap hari dan beradaptasi cepat dengan lingkungan kerja. Karena terkadang saat melakukan analisis tertentu membutuhkan kecepatan gerak.

Terakhir Livy pun berpesan bahwa beranilah bermimpi besar dan memiliki visi, lalu berikan konsistensi dan dedikasi diri.

“Janganlah takut untuk melakukan internasionalisasi, karena hal ini dapat mengasah softskill adaptasi, komunikasi, dan utamanya menjadi pembeda bagi kita dari ribuan pelamar pekerjaan lainnya. Dengan demikian, kita mampu meraih visi yang diimpikan,” pungkas Livy. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa

Redaktur: Dwi Hastuti

Mahasiswa SV UNS Belajar dari Kandang “The Citizens”, ini yang Didapat

Mahasiswa SV UNS Belajar dari Kandang “The Citizens”, ini yang Didapat

UNS — Etihad Stadium tidak sekadar menjadi saksi kebesaran dan keperkasaan raksasa kota Manchester, Manchester City, selama mengarungi kompetisi teratas Liga Inggris maupun Liga Champions Eropa.

Lebih dari itu, kandang bagi klub berjuluk The Citizens tersebut menjadi tempat belajar bagi mahasiswa Program Studi (Prodi) D-3 Manajemen Pemasaran Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS), Adenia Nadira Tuzenitha.

Nadira -sapaan akrabnya- berkesempatan untuk mengunjungi Etihad Stadium pada akhir November 2022 lalu berkat program “Pride the Britain” sebagai bagian dari program Indonesian International Student Mobility Awards edisi Vokasi (IISMAVO).

Ia berkunjung ke markas Erling Haaland, dkk bersama 42 mahasiswa vokasi asal Indonesia yang diakomodasi oleh Coventry University untuk mempelajari secara detail tujuh perusahaan ternama di Inggris.

“Kunjungan ke Etihad Stadium ini adalah salah satu dari rangkaian industrial visit Pride of Britain Tour yang paling menarik meskipun saya bukan penggemar bola,” ujar Nadira.

“Saya tidak menyangka sebuah klub bola memiliki peran yang besar terhadap terjadinya revolusi industri pertama dan terbesar di dunia,” tambahnya.

Lantas, selama berkunjung ke Negeri Ratu Elizabeth, hal apa saja yang didapat dan dipelajari Nadira?

Berkesempatan kunjungi Coventry University

Dalam keterangan tertulisnya, Nadira mendapat kesempatan untuk mengikuti pembelajaran kelas dunia di Coventry University. Ini adalah previlege yang didapat Nadira sebagai awardee IISMAVO skema B (Vocational Engineering and Business Management in ACTION).

Perlu diketahui bahwa IISMAVO adalah bagian dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI.

Program tersebut bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang memberikan beasiswa kepada total 400 mahasiswa vokasi untuk belajar dan magang di luar negeri melalui lebih dari 40 universitas mitra yang tersebar di 10 negara.

“Saya belajar banyak hal baru di sini, seperti penerapan konsep sustainability dan circular economy di negara maju. Contohnya Inggris,” terangnya.

Selama berada di Coventry University, ia mengatakan bahwa mahasiswa di universitas ini dipancing untuk melakukan diskusi dengan kelompok dan masalah atau isu yang sedang dibahas di dalam kelas menggunakan media interaktif.

Contoh dari penerapan metode pembelajaran tersebut adalah mahasiswa diberikan proyek untuk menganalisis penggunaan kemasan bioplastik di Inggris dan perkembangan motor listrik di Indonesia.

Ikuti Pembelajaran yang Adaptif

Nadira menambahkan, 30 mahasiswa yang masuk ke dalam skema B IISMAVO mengikuti pembelajaran di kampus dengan mata kuliah yang mengikuti perkembangan dunia.

Mereka mengikuti pembelajaran di bawah Professor of Sustainability and Supply Chain Management di Centre for Business in Society, Benny Tjahjono.

Ada pun, pembelajaran yang sempat diberikan, seperti Industry 4.0, Management of E-Commerce, Contemporary Issues in Enterprises and Innovation Management, Circular Economy, dan Data Analytics.

Sementara 12 mahasiswa lainnya menjalani program magang di tiga perusahaan yang berbeda, yakni Mercedes-Benz, Unipart Logistic, dan Malone Group.

Nadira membeberkan, MBKM memberikan kesempatan untuk belajar langsung dari industri ternama di luar negeri dan membuka wawasan baru terhadap cara kerja dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri saat ini.

“Sebagai mahasiswa vokasi yang memang sejak awal dirancang untuk berinteraksi dengan industri, program ini tentu sangat bermanfaat bagi kami dalam mempersiapkan karier ke depannya,” cetusnya. Humas UNS

Reporter: Y.C.A. Sanjaya
Redaktur: Dwi Hastuti

Intip Cerita Rizki, Mahasiswa SV UNS Lolos IISMA Edisi Vokasi di University of Pécs

Intip Cerita Rizki, Mahasiswa SV UNS Lolos IISMA Edisi Vokasi di University of Pécs

UNS — Indonesian International Student Mobility Awards Edisi Vokasi (IISMAVO) merupakan program terobosan baru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program IISMAVO bertujuan untuk mendekatkan pendidikan vokasi Indonesia dengan industri internasional. Program ini juga untuk mempersiapkan mahasiswa pendidikan vokasi menghadapi tuntutan dunia industri yang kian mengglobal. 

Peluang ini pun yang coba ditangkap oleh Septiawan Rizki Atseadam, mahasiswa Program Studi (Prodi) D4 Demografi dan Pencatatan Sipil Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. 

Saat diwawancarai pada Selasa (6/12/2022), Rizki bergitu sapaan akrabnya mengatakan sudah memiliki ketertarikan ketika pertama kali melihat program IISMAVO. Karena diakuinya, cukup sulit untuk menemukan beasiswa yang diperuntukkan bagi mahasiswa diploma, terlebih lagi beasiswa untuk pertukaran pelajar. 

“Namun, ketika di awal tahun 2022 beredar informasi mengenai IISMAVO, dari situ aku tertarik untuk mencoba peluang ini. Mulai saat itulah, aku juga mengumpulkan niat untuk mencari tahu tentang detail beberapa persyaratan yang diperlukan seperti sertifikat bahasa Inggris dan essai. Selain itu, aku juga berusaha aktif mencari informasi terupdate tentang IISMA khususnya IISMAVO ini,” tutur Rizki.

Persiapan yang matang itupun yang menghantarkan Rizki menjadi salah satu awardee IISMAVO 2022. Rizki berkesempatan untuk belajar di University of Pécs pada Faculty of Humanities and Social Sciences dengan jurusan Community Development.

Intip Cerita Rizki, Mahasiswa SV UNS Lolos IISMA Edisi Vokasi di University of Pécs

“Alasan aku memilih University of Pécs ini karena merupakan universitas pertama dan tertua di Hungaria yang berdiri sejak tahun 1367. Selain itu, University of Pécs juga memiliki banyak program yang telah berstandar internasional sehingga sangat ramah, aman, dan tentu nyaman untuk mahasiswa internasional yang ingin menempuh pendidikan di sini dengan bahasa pengantarnya bahasa Inggris,” ujar Rizki.

Lebih lanjut, tak hanya kuliah selama 1 semester secara offline, Rizki juga mengikuti magang dan pernah juga mengikuti kegiatan volunteer.

Momen Life Changing Selama di University of Pécs

“Momen yang paling life changing di sini ialah dari aspek pembelajaran selama kuliah. Di University of Pécs ini aku menemukan new way of learning. Dosen-dosen sangat aktif untuk membangun sesi diskusi dan sangat menghargai pendapat mahasiswa. Seluruh mahasiswa didorong untuk selalu bisa beropini dan menanggapi materi yang disampaikan dosen. Sehingga dengan kata lain, secara tidak langsung kita bisa melatih skill berkomunikasi. Untuk tugaspun sering juga di minta untuk membuat presentasi,” terang Rizki.

Lebih lanjut, selama di sana Rizki juga belajar banyak hal, seperti belajar hidup mandiri dan beradaptasi dengan bahasa, budaya, serta lingkungan yang serba baru, yang mana sangat berbeda dengan Indonesia.

Sementara itu, menurut Rizki bagi mahasiswa SV UNS yang ingin mendaftar IISMAVO tahun 2023 jangan ragu untuk mencoba. Lakukan riset tentang program ini sedalam-dalamnya. Cari informasi secara detail kampus tujuan, jurusan atau mata kuliah yang kalian minati.

“Kemudian jika terkait penulisan essai, kemas dengan baik essai sehingga isi tulisan bisa menggambarkan diri kamu. Bisa juga dihubungkan dengan misi atau tujuan personal kamu dengan visi IISMAVO itu sendiri. Atau dengan kata lain, bagaimana IISMAVO dapat mendukung kamu untuk mencapai tujuan kamu,” jelas Rizki.

Terakhir Rizki pun berpesan untuk jangan pernah takut mencoba sesuatu. “Dulu aku juga pernah mengalami beberapa penolakan. Dari situ aku jadi paham jika kita tidak mencoba sama sekali peluang untuk berhasil adalah 0. Sedangkan jika kita sudah mencoba tentu kita akan memiliki peluang untuk berhasil ataupun gagal. Yangmana intinya kita bisa belajar banyak hal dari selama menjalani prosesnya. Entah hasilnya nanti akan berhasil ataupun gagal. You never know until you try. Good luck!,” tutup Rizki. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Redaktur: Dwi Hastuti