Direktur SDM PT Sucofindo Raih Gelar Doktor Ilmu Hukum UNS dengan Predikat Cumlaude

Direktur SDM PT Sucofindo Raih Gelar Doktor Ilmu Hukum UNS dengan Predikat Cumlaude

UNS — Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Sucofindo, Yohanes Nanang Marjianto berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Hukum dari Program Studi (Prodi) S3 Ilmu Hukum Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dengan predikat cumlaude atau dengan pujian.  Nanang berhasil mempertahankan disertasinya dihadapan dewan penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. dengan judul Rekonstruksi Hukum Pembentukan Holding Badan Usaha Milik Negara Pangan Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan. Ujian terbuka promosi doktor digelar di Aula FH UNS, Kamis (26/1/2023).

Di hadapan Tim Penguji dan Promotor, Nanang menyampaikan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah alat kelengkapan negara yang dibentuk untuk mewujudkan tujuan negara sebagaimana tertuang di dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945.

Kondisi BUMN pada umumnya tidak ideal, sebagai badan usaha, kebanyakan BUMN tidak mampu memberikan kontribusi positif terhadap keuangan negara. Di sisi yang lain, BUMN diharapkan lebih banyak berperan dalam program-program Pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Jumlah BUMN di Indonesia pada akhir tahun 2018 mencapai 143 perusahaan. Namun dari 143 BUMN, hanya ada 20 BUMN yang mampu berkontribusi menghasilkan 90% dari total pendapatan seluruh BUMN. Sampai dengan bulan Juni 2022, terdapat 91 BUMN di Indonesia (79 Persero dan 12 Perum) yang tersebar di 12 sektor Industri dengan total nilai Kekayaan Negara Dipisahkan yang diinvestasikan kepada BUMN sebesar Rp2.469 Triliun (s.d. tahun 2021). Diperlukan restrukturisasi BUMN agar peran BUMN menjadi lebih optimal. Salah satu strategi restrukturisasi adalah pembentukan holding company BUMN, yang merupakan suatu inisiatif value creation. Potensi holding BUMN sangat besar.

Berdasarkan laporan kinerja BUMN tahun 2020 untuk total aset BUMN mencapai Rp 8.400 triliun sehingga jumlah itu lebih besar dari aset milik pemerintah dan total pendapatan BUMN Rp. 2.400 triliun, yang berarti hampir sama dengan pendapatan pemerintah. Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2019, Kementerian Keuangan mencatat bahwa pendapatan bagian laba BUMN Perbankan sebesar Rp. 18,595 triliun dan BUMN Non Perbankan Rp. 32,038 triliun. Kementerian BUMN telah berkontribusi memberikan dividen senilai Rp. 388 triliun sedangkan PNM yang digelontorkan pemerintah senilai Rp. 148 triliun.

Kontribusi dividen BUMN 2011-2020 tersebut lebih besar daripada PNM yang diberikan, yaitu lebih besar 2,5 kali. Selama 10 tahun terakhir, kontribusi pajak dari perusahaan BUMN senilai Rp. 1.864 triliun dan PNBP sebesar Rp. 1.030 triliun. Jika dijumlahkan, total kontribusi penerimaan negara dari BUMN baik dari dividen, PNBP, dan pajak adalah senilai Rp. 3.282 triliun.

Dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan, pemerintah melalui BUMN sesuai dengan bidang tugasnya dapat berperan serta melalui pelaksanaan produksi, distribusi, perdagangan, konsumsi pangan, penyelenggaraan Cadangan Pangan Masyarakat, pencegahan dan penanggulangan rawan Pangan dan Gizi, penyampaian informasi Pangan dan Gizi, keterjangkauan Pangan, Penganekaragaman Pangan, Keamanan Pangan, dan/atau peningkatan Kemandirian Pangan rumah tangga. Badan Usaha Milik Negara juga memastikan kualitas konsumsi pangan masyarakat.

“Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu Untuk mendapatkan penjelasan tentang urgensi rekonstruksi hukum dalam pembentukan holding BUMN pangan dalam upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia. Lalu juga untuk menganalisis rekonstruksi hukum dalam pembentukan holding BUMN pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan,” terang Nanang.

Sementara itu, Ketua Penguji dan Promotor, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. mengucapkan selamat kepada promovendus karena telah melaksanakan ujian terbuka dengan lancar. “Saudara lulus dengan predikat cumlaude, dengan IPK 3,80, lama studi tiga tahun enam bulan. Doktor Nanang ini merupakan lulusan doktor ke-901 UNS dan ke-193 FH UNS,” ujar Prof. Jamal.

Mewakili seluruh tim penguji dan promotor, Prof. Jamal mengucapkan terima kasih kepada tamu undangan yang hadir. “Terima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo serta bupati dan wakil bupati yang hadir dalam sidang terbuka ini. Ini menunjukkan bahwa Doktor Nanang dikenal oleh banyak kalangan,” pungkas Prof. Jamal. HUMAS UNS

UNS Tanda Tangani Kerja Sama dengan PT Sucofindo

UNS Tanda Tangani Kerja Sama dengan PT Sucofindo

UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menandatangani kerja sama dengan PT Sucofindo. Penandatanganan kerja sama antara UNS dengan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa survei ini dilangsungkan secara luring di Ruang Sidang 2 Kantor Pusat UNS pada Senin (29/8/2022).

Dalam penandatanganan tersebut hadir secara langsung Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho didampingi Wakil Rektor Perencanaan, Kerja Sama, Bisnis, dan Informasi, Prof. Dr. rer.nat Sajidan, M.Si serta jajaran direktur dan wakil dekan berbagai fakultas di UNS. Sementara itu, Direktur Utama PT. Sucofindo, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi juga hadir langsung didampingi Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Sucofindo, Johanes Nanang Marjianto beserta staf.

UNS Tanda Tangani Kerja Sama dengan PT Sucofindo

Sebelum menjalin kerja sama, UNS dan PT Sucofindo menandatangani nota kesepahaman terlebih dahulu. Nota kesepahaman tersebut bertujuan untuk mewujudkan kerja sama kedua belah pihak dalam bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan sumber daya manusia. Hal tersebut melingkupi peningkatan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia dengan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan seminar, serta diskusi publik.

Rektor UNS, Prof. Jamal menyambut baik penandatanganan tersebut. Beliau berharap usai penandatanganan, kedua belah pihak segera merealisasikan kerja sama yang telah disepakati.

“Perjanjian kerja sama itu mudah untuk dilakukan tetapi harapan kami tidak sekadar tanda tangan. Setelah ini segera kerja keras, yang belum S-2 segera S-2, yang belum S-3, segera S-3. Yang bapak ibu pengin mengajar di UNS dengan kriteria-kriteria tertentu kita akan membukakan pintu-pintu itu. Dan tentu saya sangat berharap kesempatan untuk magang, KKN, dan kesempatan-kesempatan lain dapat dibukakan untuk UNS oleh Sucofindo,” ujar Prof. Jamal.

Selain lingkup peningkatan kompetensi SDM, UNS dan Sucofindo juga akan bekerja sama di bidang penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi. Kedua belah pihak juga sepakat menyelenggarakan pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Direktur Utama PT. Sucofindo, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi dalam kesempatan tersebut mengaku bahwa tantangan ke depan akan lebih berat. Untuk itu, pihaknya meyakini bahwa menyiapkan sumber daya manusia yang unggul merupakan salah satu cara menyiapkan masa depan.

“Sebanyak 85 persen pegawai Sucofindo adalah lulusan S-1. Nah hal ini memudahkan kami dalam memimpin mereka. Namun demikian, kami melihat tantangan masa depan, perusahaan akan menghadapi berbagai tantangan yang kemudian jawabannya adalah mempersiapkan sedini mungkin sumber daya manusia Sucofindo agar dapat menghadapi tantangan di masa depan. Oleh karena itu, kami direksi Sucofindo saat ini meyakini menyekolahkan pegawai, mempersiapkan pegawai untuk masa depan, akan lebih baik daripada diam saja,” ujar Direktur Utama PT Sucofindo.

Dalam kerja sama yang telah ditandatangani, PT Sucofindo akan mengirim pegawainya untuk mengikuti program pascasarjana maupun short course di UNS. Sementara itu, UNS akan mengirimkan mahasiswa-mahasiswa untuk Magang Merdeka di PT Sucofindo. Selain itu, PT Sucofindo juga melaksanakan program rekrutmen bagi alumni UNS.

UNS Tanda Tangani Kerja Sama dengan PT Sucofindo

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Sucofindo, Johanes Nanang Marjianto menegaskan hal itu dalam sambutannya. Kerja sama ini akan dilaksanakan selama empat tahun.

“Nanti memang kita kepingin juga program MBKM tadi kita tindak lanjuti segera, Humas UNS

Reporter: Ida Fitriyah
Editor: Dwi Hastuti