Dokter RS UNS Sampaikan Gejala dan Cara Pengobatan Penyakit Kusta

Dokter RS UNS Sampaikan Gejala dan Cara Pengobatan Penyakit Kusta

UNS — Dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia, Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Dialog Sehat dengan mengusung tema Bertindaklah Sekarang, Akhiri Kusta. Dalam kesempatan tersebut, Dokter Spesialis Dermatologi dan Veneorologi RS UNS, dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK. membahas seputar penyakit kusta.

“Kusta/lepra/Morbus Hansen adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan Mycobacterium lepromatosis yang memiliki masa inkubasi rata-rata 5 tahun atau lebih yang dapat menyerang mukosa, saluran napas atas, dan mata. Serangan ini berupa bercak mati rasa dengan penebalan saraf yang dalam kondisi parah dapat mengakibatkan kecacatan,” papar dr. Ammarilis, di sela-sela acara Dialog Sehat dengan mengusung tema Bertindaklah Sekarang, Akhiri Kusta secara luring di Ruang Tunggu Poliklinik Barat Lantai 2 Gedung Utama RS UNS pada Senin, (30/1/2023).

Cara Penularan Kusta

Sebagaimana yang diungkapkan dr. Ammarilis bahwa kusta dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui percikan cairan dari saluran pernapasan (droplet) yang terhirup selama kontak dekat dan sering, dengan penderita yang belum diobati.

“Sementara itu, ada beberapa faktor risiko penularan penyakit kusta, diantaranya yaitu kontak dekat dengan penderita, ada di rentang usia 15 – 71 tahun dengan rata-rata 34 tahun, dan higienitas yang buruk pada lingkungan tempat tinggal,” ujar dr. Ammarilis.

Meskipun demikian, dr. Ammarilis turut menghimbau bahwa penyakit kusta bukan tidak dapat disembuhkan. Kusta dapat disembuhkan dengan mengenali gejala-gejala penyakit kusta, sehingga dapat dilakukan penanganan dan pengobatan yang tepat pada penderita.

Tanda dan Gejala Penyakit Kusta

dr. Ammarilis mengatakan kita perlu mengenali beberapa tanda dan gejala penyakit kusta. Tanda dan gejala tersebut diantaranya, adanya bercak putih/coklat/merah yang mati rasa; bercak tidak sembuh dengan obat kulit biasa; kulit kering, kaku, telinga menebal, luka sulit sembuh, dan rambut rontok; bercak umumnya tidak nyeri maupun gatal; ada gangguan saraf tepi yang menyebabkan kelemahan otot, lumpuh, rasa tebal; dan kadang disertai demam, tidak nafsu makan, mual, muntah, nyeri kepala.

Pengobatan Penyakit Kusta

Pengobatan bagi penderita kusta ditujukan untuk memutus terjadinya penularan, menurunkan angka kejadian penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita, serta mencegah timbulnya kecacatan pada penderita. Penderita juga wajib patuh pada terapi pengobatan rutin setiap hari dengan program MDT (Multi Drug Therapy) selama 6 – 18 bulan tergantung keparahan penyakit, agar bebas dari penyakit kusta.

Perlu diketahui bahwa kuman kusta di luar tubuh manusia dapat hidup selama 24 – 48 jam, dan ada yang berpendapat hingga 7 – 9 hari, tergantung dari suhu dan cuaca di luar tubuh manusia tersebut. Makin panas cuaca, maka makin cepat bakteri penyebab kusta mati.

“Adapun untuk pencegahan penyakit kusta dapat dengan membiarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah, lakukan pola hidup sehat, skrinning jika ada teman/keluarga dekat yang terkena penyakit lepra/kusta, dan segeralah berobat sampai tuntas apabila terdiagnosis agar tidak terjadi kecacatan permanen,” jelas dr. Ammarilis.

Terakhir dr. Ammarilis juga menghimbau untuk segera menemui dokter sesaat setelah menemui bercak putih di kulit dan mati rasa. RS UNS pun sudah siap membantu Anda untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan penyakit kusta. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Redaktur: Dwi Hastuti

Rahasia Taklukan Interview dari Sisi Rekruiter

Rahasia Taklukan Interview dari Sisi Rekruiter

UNS — Alumnus Program Studi (Prodi) Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Josephine Angelina Christyanti membeberkan rahasia menghadapi interview dari sisi rekruiter. Josephine yang saat ini bekerja sebagai Employer Branding di Dagangan membawakan materi tentang Setting the Right Mindset to Prepare for Job Interview.

“Pertama, pahami sisi rekruiter. Sebagai rekruiter kita nggak mencari kandidat yang perfect. Tapi kita mencari kandidat yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Recruitment is all about placing the right person in the right place at the right time. Kita nggak cuman ingin tahu apa yang kandidat bisa, tapi juga apa yang kandidat harapkan dari karirnya dan dari perusahaan. Karena sebagai rekruiter kita juga nggak mau rekrut kandidat yang tidak sesuai dengan kebutuhannya dia. Selain itu, menjadi kandidat yang cocok untuk bisa dipilih oleh rekruiter, harus memiliki kesamaan visi dan kesamaan dengan apa yang sedang dicari oleh perusahaan melalui posisi yang dilamar,” ujar Josephine saat menjadi narasumber talkshow Behind The Mind of The Interviewers: Kupas Tuntas Persiapan Interview dengan Ahlinya pada Selasa (7/6/2022).

Josephine menambahkan bahwa modal saat interview adalah diri sendiri. Kamu bisa memoles Curriculum Vitae (CV) atau resume semenarik mungkin. Namun pada akhirnya ketika saatnya interview, kamu hanya memiliki diri kamu sendiri.

“Kemudian saat interview ada 3 hal yang rekruiter butuhkan yakni pengetahuan tentang diri kamu, pengalaman kamu, dan kemampuan yang kamu punya. Kamu tahu apa yang terbaik untuk dirimu sendiri, tahu kekuatan diri, tahu kesempatan untuk bertumbuh, tahu aspirasi diri, dan sebagainya. Kemudian kamu bisa menceritakan dan menjual diri dari pengalaman kamu sebelumnya. Serta pastikan kemampuan kamu sekarang sesuai dengan posisi yang kamu lamar,” terang Josephine.

Sebagaimana yang diungkapkan Josephine, adanya proses interview untuk mengenal diri kamu lebih dalam.  Adapun tujuan dari interview adalah untuk memvalidasi CV atau resume yang dibuat, kecocokan kamu dengan budaya kerja perusahaan, mengetahui motivasi kamu melamar suatu pekerjaan, serta menggali aspirasi kamu seperti tujuan kamu ke depan juga bagaimana kamu berkontribusi terhadap perusahaan.

Rahasia Taklukan Interview dari Sisi Rekruiter

“Ketika interview jangan lupa untuk memperhatikan attitude kamu. Biasanya kriteria kandidat yang dilihat rekruiter saat interview meliputi kemampuan problem solving, kemampuan leadership, baik memimpin diri sendiri, memimpin orang lain, dan sikap bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, memiliki inisiatif, berjiwa inklusif, mau bekerja sama dengan siapa saja tanpa memandang ras, suku, agama, dan sebagainya, memiliki dampak pada pengalaman sebelumnya, serta memiliki jiwa entrepreneurship,” jelas Josephine.

Selanjutnya untuk behavioral interview, rekruiter menerapkan teknik Behavioral Event Interview (BEI). BEI adalah teknik interview untuk menggali informasi mengenai pengalaman kandidat yang pernah dilakukan sebelumnya. Karena teknik ini mampu memprediksi kinerja kandidat di masa depan.

Sementara itu, kesalahan yang biasanya dilakukan saat sesi interview adalah tidak mempersiapkan dengan baik, terlambat dan tanpa mengabari, suka memotong pembicaraan, memberikan jawaban palsu atau berbohong, jawaban tidak konsisten dan bertele-tele, serta memiliki keterbatasan kosa kata.

“Cara menjawab interview yang terstruktur bisa mengunakan teknik Situation, Task, Action, dan Result (STAR). Pada situation kamu bisa menceritakan kondisi kamu saat mengerjakan pekerjaan itu bagaimana, tantangan apa yang dihadapi, tugasnya seperti apa. Kemudian pada task kamu bisa menyebutkan tujuan yang ingin dicapai. Selanjutnya pada action kamu bisa memberitahukan hal yang menjadi tantangan kamu diawal untuk dicari solusinya. Serta pada result kamu bisa menceritakan hasil dari apa yang kamu kerjakan,” lanjut Josephine.

Adapun tips dari Josephine ketika menjawab pertanyaan interview yakni memberikan jawaban yang relevan, tidak bertele-tele, dan fokus pada substansi. Kemudian rekruiter juga memahami jika kamu membutuhkan waktu sejenak untuk menyusun jawabanmu. Serta jangan membual tentang pengalaman kamu maupun perusahaan yang pernah kamu bekerja sebelumnya.

Terakhir Josephine juga berpesan untuk yang saat ini sedang merancang career path kedepan, hal yang harus  dikenali terlebih dahulu adalah know yourself. Kemudian membuat strategi jalan apa yang mau diambil. Buat juga tujuan ke depan dan apa saja yang ingin diraih. Karena dengan berjalannya waktu hal ini akan membantu kamu untuk mengetahui titik berangkat kamu mulai dari mana. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Editor: Dwi Hastuti

Mahasiswa UNS Bagikan Tips Mengatasi Sesak Napas

Mahasiswa UNS Bagikan Tips Mengatasi Sesak Napas

UNS — Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan sosialisasi penanganan pertama sesak napas. Kegiatan ini dilakukan saat kegiatan vaksinasi di FK UNS.  Gejala sesak napas adalah pengalaman subjektif berupa ketidaknyamanan seseorang dalam bernapas akibat tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke paru-paru yang menyebabkan pernapasan menjadi cepat, pendek, dan dangkal.

Aisyah Dhiya Salma, salah seorang tim KKN kelompok D1 dan D4 mengatakan bahwa sosialisasi ini dilaksanakan saat peserta vaksinasi sedang melakukan observasi KIPI.

“Sosialisasinya dilakukan saat peserta sedang menunggu untuk dipanggil masuk ke auditorium atau yang sedang melakukan observasi KIPI. Media yang digunakan dalam melakukan sosialisasi ini berupa banner dan power point yang ditayangkan di LCD dan TV. Isi materi sosialisasi mengenai sesak napas ini berisi definisi, klasifikasi, langkah yang dilakukan, dan ciri kondisi darurat saat mengalami sesak napas,” jelas Aisyah dalam kegiatan yang berlangsung pada Rabu (18/8/2021).

Sesak napas merupakan salah satu gejala yang umumnya timbul pada penderita Covid-19.  Oleh karena itu, penting bagi masyarakat memahami cara penanganan Ketika seseorang terkena sesak napas. Namun, masih ditemukan beberapa masyarakat Ketika mengalami sesak napas, justru cenderung panik, bingung atau bahkan menganggap hal tersebut biasa saja.

“Hal tersebut mungkin dapat terjadi karena kurangnya penyuluhan mengenai apa yang harus di lakukan jika mengalami gejala di era covid ini. Sangat disayangkan jika terjadi  keterlambatan penanganan akibat kelalaian kepekaan pada masyarakat pada sesak napas ini. Sehingga hal tersebut menimbulkan kepekaan pada kami untuk membuat penyuluhan mengenai sesak napas,” imbuhnya.

Melalui bimbingan Yusuf Ari Mashuri, dr., M.Sc., Aisyah mengatakan bahwa ini merupakan salah satu upaya meminimalisir tingkat keparahan Covid-19. Ia juga menjelaskan bahwa terdapat tiga klasifikasi dari sesak napas, yaitu ringan, sedang, dan berat.

“Kalau ringan, saturasinya masih di atas 95%, sesak saat aktivitas berat. Kemudian status sedang saturasi sekitar 93-95%, ciri-cirinya napas cepat, dangkal, dan pendek saat beraktivitas. Terakhir berat, saturasi di bawah 93%. Ciri-cirinya pucat, frekuensi napas meningkat, sesak napas Ketika beraktivitas, dan penurunan kesadaran,” jelasnya.

Mahasiswa UNS Bagikan Tips Mengatasi Sesak Napas

Mahasiswa FK UNS tersebut juga menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil dalam mengatasi sesak napas.

“Pertama, cek kesadarannya. Kemudian cek saturasi. Setelah itu lakukan pursed lip breathing, duduk atau berdiri membungkuk, dan melakukan posisi proning. Lalu lakukan pernapasan diafragma,” terang Aisyah. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti