Entrepreunership dalam Budaya Kerja UNS ACTIVE

Budaya kerja merupakan suatu komitmen konkret dari Universitas Sebelas Maret untuk memberikan suatu semangat juang dedikasi dan pelayanan kepada semua pihak yang ada di lingkugan dalam maupun luar UNS. Budaya kerja ACTIVE merupakan singkatan dari Achievement Orientation, Customer Satisfaction, Team Work, Integrity, Visionary, Entrepreneurship, 6 prinsip penuh makna yang tengah gencar ditanamkan di lingkungan UNS. Menariknya dalam 6 budaya kerja UNS ACTIVE ini terdapat prinsip Entrepeneurship yang menjadi prinsip yang sangat menantang khususnya utuk mahasiswa karena hal ini menuntut kerja keras dan daya juang tinggi, sekarang ini terlihat masih sangat rendah nya kemauan mahasiswa untuk menanamkan sikap entrepreneurship pada dirinya dilihat dari masih sedikit sekali mahasiswa yang mau untuk berwirausaha entah dengan alasan gengsi, repot dan lain sebagainya. Hal itu ditunjukan pula dengan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) khususnya dalam bidang Kewirausahaan masih sangat sepi peminat dan dalam kancah kejuaraan pun UNS belum dapat menunjukan prestasi yang maksimal.
Perlu diketahui bahwa tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lainya tanpa kemajuan ekonomi, sedangkan kemajuan ekonomi akan dapat dicapai jika ada spirit entrepreunership atau kewirausahaan yang kuat dari bangsanya. Negara maju pada umumnya memiliki wirausaha yang lebih banyak dibandingkan negara berkembang. Amerika serikat misalnya memiliki wirausaha 11,5 % dari total penduduknya. Sektor swasta selaku pelaku ekonomi di Amerika dapat menyumbang pendapatan nasional negara sebesar 10% pada tahun 1994. Singapura memiliki wirausaha seanyak 7,2% dari total penduduknya maka wajar jika perkembangan ekonomi di singapura jauh melesat melebihi negara lain. Hal ini membuktikan betapa pentingnya Entrepreunership dalam pilar majunya suatu negara, ini yang telah disiasati oleh Universitas Sebelas Maret dengan memasukan entrepreunership atau kewirausahaan dalam tatanan prinsip kehidupan kampus. Namun ketika prinsip hanya tinggal slogan abu-abu maka tidak akan memberikan impact yang berarti dalam lingkungan universitas. Teringat sebuah petuah dari seorang wirausahawan sukses Bob Sadino dalam bukunya Belajar Menjadi Orang Goblok “Mahasiswa jangan hanya sekedar sebagai pemulung ilmu pengetahuan di kampus, mereka tidak berani belajar menjadi wirausahawan”. Menjadi tamparan yang cukup telak bagi para mahasiswa tentunya dan menarik untuk dicari apa sebab dan asal muasal penyebab serta penyelesaiaanya. Sebenarnya telah cukup banyak mahasiwa UNS yang mau berwirausaha baik melalui media Unit Kegiatan Mahasiswa yang dalam hal ini dinaungi oleh KOPMA (Koperasi Mahasiswa) namun rupanya prosentase anggotanya masih sangat kecil hanya 5% dari sekitar +- 30.000 mahasiswa aktif. Kenyataan menunjukan lingkungan kamus belum sepenuhnya “sadar” arti penting membentuk jiwa kewirausahaan. Menumbuh kembangkan jiwa entrepreunership memerlukan medium pembelajaran seperti melalui kegiatan simulasi bisnis yang dilakukan secara berkelompok dalam lingkungan bisnis, hal ini memang telah diterapkan di UNS itupun inisiatifdari fakultas ekonomi dan bisnis yang notabene memang berorientasi kepada disiplin ilmu berbisnis.

Baca selengkapnya : Entrepreunership dalam Budaya Kerja UNS ACTIVE

Penulis: Thorieq Mulya Milady

Beri Like jika kamu sepakat dengan ide Thorieq Mulya Milady

Skip to content