Ironi Danau UNS, Kegersangan di Balik Gelar Hijau

Istilah green campus atau kampus hijau sudah tidak terdengar asing bagi mahasiswa-mahasiswi UNS. Pepohonan hijau yang berjajar rapi di sepanjang jalan kampus menjadikan UNS memang patut diakui sebagai salah satu kampus hijau di Indonesia. Kampus yang terletak di kota Solo ini bahkan berhasil mendapat penghargaan sebagai perintis kampus berwawasan lingkungan dari Kementerian Lingkungan dan Kehutanan. Penghargaan tersebut diberikan pada Sabtu (29/11) tahun 2014 lalu di Wonogiri, bertepatan dengan Hari Penanaman Pohon dan Gerakan Penanaman satu miliar pohon oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya (m.antaranews.com).

Salah satu indikator kehijauan di UNS adalah danau. Bila diamati lebih saksama kondisi danau yang terletak di samping Fakultas Pertanian ini cukup memprihatinkan. Kesan gersang dan tidak terawat langsung terlihat ketika mengunjungi danau. Apabila sedang musim kemarau, danau akan terlihat sangat kumuh karena ada banyak genangan air yang disebabkan permukaan danau yang tidak rata dan banyak sampah, seperti botol, kayu, plastik, dan dedaunan kering yang berserakan. Selain sampah, rumput liar yang tumbuh subur di tepi danau membuat danau semakin terlihat memprihatinkan. Sedangkan ketika musim hujan, danau akan penuh dengan air. Kondisi ini terlihat lebih baik daripada ketika musim kemarau. Meskipun begitu, air danau berwarna hijau tua kotor dan sampah yang mengapung di permukaan danau sangat banyak.

Selain danau yang kotor, ada satu fenomena yang cukup menarik perhatian di danau UNS. Setiap hari danau dikunjungi oleh para pemancing Meskipun sudah ada larangan tertulis, fenomena hilir-mudik pemancing ini seperti tidak pernah absen. Tidak pernah terlihat ada satpam yang menegur atau mahasiswa yang memperingatkan. Mahasiswa berlalu-lalang setiap hari namun terkesan acuh tak acuh terhadap fenomena ini. Padahal sudah barang tentu menjaga kehijauan UNS merupakan kewajiban setiap penduduk kampus.

Berdasarkan survei yang dilakukan penulis dengan responden adalah 50 mahasiswa UNS terhadap kebersihan dan kelayakan danau sebagai tempat bersantai, 42 mahasiswa (84%) menilai danau kurang baik, 6 mahasiswa (12%) menilai danau cukup baik, dan sisanya (4%) menilai danau sudah baik. Salah satu responden memberikan komentar tambahan bahwasanya danau UNS cukup bagus untuk dijadikan tempat berfoto hanya saja kurang bersih. Hal ini dapat menjadi salah satu gambaran bahwa danau UNS sebetulnya merupakan tempat yang cukup menarik namun perlu dilakukan pembenahan.

Tahun 2014 lalu, danau UNS sempat dibenahi namun bukan dalam rangka membersihkan danau. Pembenahan yang dilakukan justru untuk membangun jembatan penghubung ke kantin danau UNS yang menghabiskan dana Rp 400.000.000,00 (lpse.uns.ac.id). Pembangunan ini cukup ironis, melihat kondisi kebersihan danau yang jauh dari kata layak dan justru dibiarkan saja.

Melihat kondisi danau yang seperti itu maka perlu dilakukan pembenahan yang tepat sasaran. Tahap-tahap yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas danau antara lain:

  1. Sosialisasi untuk para pemancing.
    Sosialisasi dapat berupa ajakan untuk menjaga kelestarian danau dengan cara tidak memancing ikan yang ada di danau. Pemanfaatan ruang kelas perkuliahan dapat menjadi salah satu strategi pendekatan agar para pemancing lebih mudah diajak berdiskusi akan pentingnya menjaga kelestarian danau.
  2. Pembersihan danau.
    Pembersihan danau dapat dilakukan dengan memberdayakan warga setempat sehingga memberikan kesan bahwa UNS tidak hanya peduli dengan kepentingannya sendiri namun juga memberikan dampak positif bagi warga yang tinggal di sekitar kampus
  3. Penyediaan fasilitas tempat sampah
    Penyediaan fasilitas tempat sampah dapat menekan tingkat pembuangan sampah sembarangan di samping perlu adanya kesadaran dari masing-masing individu.
  4. Pembangunan filter sampah.
    Pembangunan filter dapat menggunakan kawat ram yang dipasang di ujung aliran air yang menuju ke danau (terletak di samping kiri Gedung Rektorat). Kawat ram akan menghalangi sampah ke danau sehingga sampah akan lebih mudah untuk diambil dan tidak mengotori danau.

Baca selengkapnya:Ironi Danau UNS, Kegersangan di Balik Gelar Hijau

Penulis: Miracle Pulung Suka Slamet
Beri Like jika kamu sepakat dengan ide Miracle Pulung Suka Slamet

Skip to content