Menjadi Guru dan Dosen Profesional, Kreatif, serta Berkarakter: Wujud Pengabdian kepada NKRI

FT-Rohmadi-UNS

 

Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
Dosen Prodi Pedidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS
Penulis dan Motivator Pendidikan
Ketua Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI)
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/HP 081391423540

 

 

“Seorang guru dan dosen harus melahirkan manusia-manusia yang mampu melakukan hal-hal yang baru, tidak sekadar mengulang apa yang dilakukan generasi sebelumnya, sehingga bisa menjadi manusia kreatif, penemu, penjelajah, cerdas, dan berkarakter kuat dalam segala konteks pembelajaran.”

 

Kuatnya arus pembelajaran berarti kuatnya guru dan dosen, kuatnya guru dan dosen berarti kuatnya pendidikan, dan kuatnya pendidikan berarti kuatnya bangsa Indonesia. Guru dan dosen adalah teladan bagi peserta didik di ranah pendidikan dasar, menengah. Keteladanan guru dan dosen dapat dilihat dari berbagai aspek dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai guru profesional dalam pembelajaran, khususnya untuk guru PAUD, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dalam rangka mewujudkan penguasaan empat kompetensi yang wajib dimiliki guru dan dosen, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian, maka harus dilakukan pembentukan karakter dan peningkatan kompetensi bagi guru dan dosen dalam bidangnya masing-masing. Dengan demikian akan tercetak guru dan dosen yang cerdas dan berkarakter kuat dalam bidang keahliannya.

Salah satu solusi alternatif dalam pembentukan guru dan dosen professional, kreatif, serta  berkarakter dapat dilakukan dengan  meneladani karakter Rasulullah Muhammad SAW. Karakter yang harus diteladani sebagai landasan pembentukan guru dan dosen berkarakter adalah:  (1) sidiq yang berarti benar/jujur, (2) amanah, artinya dapat dipercaya, (3) tabliqh, artinya menyampaikan kebenaran, dan (4) fatanah, artinya cerdas. Merujuk pemikiran di atas, apabila guru dan dosen meneladani karakter-karekter Rasulullah tersebut dan mengimplementasikan secara benar dalam pembelajaran  di kelas  atau di luar kelas maka akan mampu membentuk guru dan dosen professional, kreatif, serta berkarakter secara bertahap. Dengan terbentuknya karakter guru dan dosen sesuai dengan teladan Rasulullah, inysallah akan terjadi peningkatan kualitas proses dan hasil dalam pendidikan di ranah pendidikan dasar, dan menengah di seluruh wilayah Indonesia. Peningkatan kualitas pendidikan dalam bidang pembentukan profesionalisme dan karakter guru dan dosen  secara tidak langsung akan menyiapkan calon-calon pemimpin bangsa yang cerdas dan berkarakter di masa yang akan datang.

Guru dan dosen  memiliki peran penting dalam  rangka membangun peradaban bangsa. Hal ini sebagai wujud pengembangan profesionalisme guru dan dosen dalam mendidik, membimbing, mengevaluasi, dan menindaklanjuti proses belajar-mengajar di sekolah dan kampus kepada peserta didik serta mahasiswa. Seorang guru dan dosen harus memiliki visi yang jelas dan tegas untuk menjadi seorang guru dan dosen professional, kreatif, serta berkarakter. Oleh karena itu, seorang guru dan dosen harus memiliki niat yang tulus dan ikhlas untuk menjalani profesinya.

Niat tulus dan ikhlas ini harus dimiliki oleh seorang guru dan dosen sejak dini. Artinya komitmen dan loyalitas kepada lembaga tempat mengajar harus dimiliki sejak masuk atau terdaftar sebagai seorang guru dan dosen. Dengan demikian, akan terbentuklah karakter kuat dan komitmen diri sebagai seorang guru dan dosen itu karena visi “mendidik dengan hati” dan bukan “mendidik karena materi”. Apabila seorang guru dan dosen sudah memiliki komitmen kuat maka dalam konteks apa pun dia akan selalu mengutamakan pendidikan menjadi tujuan akhir pengabdiannya.

Komitmen seorang guru dan dosen kepada lembaga pendidikan, dapat meneladani komitmen seorang guru, dosen,  sekaligus kepala sekolah serta rektor seperti yang digambarkan dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata  pada kutipan berikut. ”Sekolah ini adalah sekolah dimana pendidikan agama, pendidikan budi pekerti bukan sekadar pelengkap kurikulum, kecerdasan bukan diukur dari nilai-nilai atau angka-angka itu, bukan itu tetapi dari hati” (Harfan, Laskar Pelangi). Merujuk kutipan di atas, komitmen seorang guru dan dosen  terhadap sekolah atau kampus harus direalisasikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru dan dosen. Dengan demikian, komitmen untuk menjadi guru dan dosen profesional, kreatif, dan berkarakter  harus diniati dengan ketulusan hati, bukan karena materi tetapi harus diniati untuk ibadah kepada Allah SWT.

Ketulusan niat dari seorang guru dan dosen  juga harus dimiliki oleh setiap insan cendikia yang mengajar di sekolah di seluruh wilayah NKRI. Ketulusan niat itu dapat diteladani dari seorang guru Muslimah, dalam novel Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata. Hal ini tampak, seperti kutipan berikut ini. Mimpi aku ini bukan jadi istri saudagar pak. Mimpi aku adalah menjadi guru. Dan bapak adalah orang yang langsung  percaya bahwa aku bisa  jadi guru.  Soal uang, aku bisa dapatkan dari menjahit. Alhamdulilah.” (Muslimah, Laskar Pelangi). Merujuk kutipan di atas, dapat diperhatikan ketulusan niat seoarang guru ”Muslimah” untuk mengabdikan dirinya sebagai seoarang guru. Pertanyaannya sekarang, bagaimana guru-guru dan dosen-dosen di Indonesia? Bagaimana dengan niat kita menjadi guru dan dosen? Mengapa animo masyarakat menjadi guru dan dosen sangat tinggi akhir-akhir ini? Marilah kita refleksi dan berbenah diri untuk menjadi guru dan dosen yang profesional dalam perspektif UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Komitmen dan keyakinan untuk mengabdikan diri menjadi guru dan dosen professional, kreatif serta berkarakter adalah sebuah panggilan jiwa dan pilihan hidup untuk mengabdikan diri kepada NKRI dan juga menjadi ladang amal untuk kemaslahatan umat di dunia dan akhirat. Dengan demikian, akan diperoleh generasi-generasi penerus bangsa yang selalu mendahulukan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi atau golongan di negeri ini. Akhirnya, selamat bekerja dan berkarya untuk guru, dosen, dan para calon guru dan dosen professional, kreatif, dan berkarakter di seluruh wilayah NKRI. Mengabdilah untuk berbagai ilmu untuk berpartisipasi mencerdaskan kehidupan generasi muda Indonesia sebagai calon-calon pemimpin bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

“Orang-orang hendaklah takut kepada Allah, andaikata sesudah wafatnya meninggalkan turunan yang lemah, yang mereka khawatirkan nasib mereka akan terlunta-lunta. Karena itu hendaklah mereka taqwa kepada Allah dan mengucapkan kata-kata baik”

(Q.S. an-Nisa’: 9)

Skip to content