Papan “DILARANG PACARAN” Untuk Semua Ruang Publik di UNS

Seiring dengan pembangunannya, Ruang Publik di kampus UNS sudah sangat banyak. Hal ini seharusnya bias mencerminkan sumber daya mahasiswa di UNS yang kreatif, inovatif dan memiliki gagasan dalam menciptakan suatu ide baru pada ranah pendidikan.

Pada dasarnya ruang public dibangun untuk berkumpulnya para mahasiswa di luar jam perkuliahan. Ruang public juga memiliki kekuatan positif dalam menciptakan ide kreatif, gagasan baru dan masih banyak lagi nilai positif yang bisa dipetik.

Ruang publik yang unik dan teratur dapat menciptakan lingkungan yang mendukung masyarakatnya menjadi kreatif, kata pakar teknologi dan desain Saxion University Belanda Prof MettinaVeenstra pada gelaran Bandung Creative Movement di Kampus Telkom University Bandung, selasa (9/8/15) dilansir telkomuniversity.ac.id. “Ruang publik yang tertata dapat memberikan energy positif pada masyarakatnya. Saat seseorang merasa nyaman dengan lingkungannya, maka mood-nya untuk berkreasi pun meningkat.” Imbuh Mettina dalam acara tersebut.

Terlepas dari nilai positif yang didapat dari banyaknya ruang public di area kampus UNS, nilai negative pun terkadang juga bias didapat. Salah satu nilai negatif yang nyata adalah banyaknya ruang publik di kampus yang digunakan untuk pacaran atau yang paling ngetren di kalangan mahasiswa dengan sebutan “Mojok Berduaan”. Padahal ruang publik di kampus seharusnya dibangun untuk berkumpulnya mahasiswa di luar jam perkuliahan untuk berdiskusi tentang materi perkuliahan di luar jam perkuliahan.

Saya pernah melihat ketika saya pulang kuliah malam, waktu itu saya pulang melewati lembah teknik kurang lebih jam delapan malam, ada seorang laki-laki dan seorang perempuan sedang berduaan di lembah teknik, tepatnya area di sebelah barat gedung Rektorat. Terlepas dari apa yang sedang mereka lakukan, karena saya tidak mengamatinya terlalu detail, hal tersebut memang tidak mencerminkan kegiatan seorang pelajar atau mahasiswa yang dilakukan di dalam kampus.

Mungkin jika pacaran dilakukan di luar kampus, masih bias dimaklumi. Karena pacaran adalah hak setiap orang. Tetapi jika mencoba melihat dari sudut pandang dunia pendidikan, yang pada dasarnya area kampus adalah area pendidikan atau area untuk menimba ilmu, alangkah baiknya jika mahasiswa itu sendiri tahu dam memiliki norma bahwa hal tersebut tidak baik dilakukan di area kampus.

Selain untuk berkumpulnya mahasiswa, ruang public di area kampus juga bias dikatakan sebuah ruang tempat dibentuk dan dimatangkannya opini publik. Di dalamnya orang-orang berkumpul, saling bertukar pendapat, saling memahami dan sampai pada satu keputusan tentang satu masalah di dalam hidup bersama. Selain itu jika adanya ruang publik yang digunakan sesuai dengan fungsinya oleh mahasiswa, hal tersebut bias menuntut mahasiswa agar tetap produktif dalam menciptakan ide baru.

Berdasarkan ulasan beberapa paragraf di atas, mungkin dapat dicari solusi untuk meminimalisir adanya tindakan pacaran yang dilakukan di area kampus oleh mahasiswa. Salah satunya membuat papan bertuliskan “DILARANG PACARAN” di setiap ruang publik yang ada di kampus UNS. Papan tersebut bertujuan untuk membuat jera mahasiswa yang melakukan kegiatan pacaran atau berduaan. Bisa juga untuk membuat mereka malu, bahwa hal tersebut tidak baik di lakukan di area kampus.

Baca selengkapnya: Papan “DILARANG PACARAN” Untuk Semua Ruang Publik di UNS

Penulis: Aditya Utama
Beri Like jika kamu sepakat dengan ide Aditya Utama

Skip to content