Peran UNS dalam Program Restorasi Gambut di Indonesia

Oleh: Eksa Rusdiyana, S.P., M.Sc

Dosen Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian (FP)

eksarusdiyana@staff.uns.ac.id

Indonesia merupakan negara yang berada pada urutan ke empat yang memiliki luas lahan gambut terluas di dunia setelah Kanada, Uni Soviet, dan Amerika Serikat. Dengan luas kepemilikan lahan gambut yang mencapai lebih dari 17,2 juta hektar, Indonesia pernah memiliki pengalaman yang kurang baik dalam mengelola lahan gambut. Tahun 1995 pemerintah Indonesia pernah membuka lahan gambut secara masif untuk kegiatan perkebunan, pertanian maupun pemukiman. Akibatnya lahan gambut yang berfungsi sebagai lahan penyangga mulai kehilangan peranya tersebut. Bencana kebakaran lahan gambut di musim kemarau menjadi bencana tahunan yang harus dihadapi, selain merusak lingkungan, kesehatan dan mengganggu dunia penerbangan juga menyebabkan terganggunya hubungan bilateral Indonesia dengan negara tetangga. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya pengelolaan lahan gambut yang baik antara lain dilakukan dengan meningkatkan upaya konservasi lahan gambut. Dalam rangka merestorasi lahan gambut di Indonesia, Badan Restorasi Gambut (BRG) menggandeng beberapa mitra universitas termasuk Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk ikut berperan dalam program tersebut.

Sejak terlibat aktif mulai tahun 2017, UNS terlibat dalam 2 agenda utama yaitu riset paludikultur yang bertujuan untuk menemukan tanaman yang sesuai dengan karakteristik lahan gambut, serta riset analisis pendapatan masyarakat di lahan gambut yang bertujuan menemukan alternatif mata pencaharian masyarakat yang pro terhadap kelestarian lahan gambut.  Tim paludikultur terdiri atas Prof. Dr. Ir. Suntoro, MS, Prof.Dr. Bambang Pujiasmanto, MS., Prof. Dr. Supriyono, MS, Prof. Dr. Samanhudi, MS, Dwi Priyo Ariyanto, S.P., M.Sc, Ph.D. Ir.Sumarno, MS, Hery Widijanto, S.P., M.S., dan Dr. Agr. Rahayu, M.S. Sedangkan tim riset analisis pendapatan terdiri atas Dr.Joko Sutrisno, M.P., Dr.Agr.Sc Ernoiz Antriyandarti, Prof.Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS, Nuning Setyowati, S.P., M.Sc, Isti Khomah, S.P., M.Si, serta Eksa Rusdiyana, S.P., M.Sc. Revitalisasi lahan gambut bisa dilakukan dengan cara menemukan alternatif usaha tani non sawit dan non karet dengan menemukan komoditas lain yang sesuai dengan lahan gambut. Pengembangan mata pencaharian lain selain sawit dan karet diharapkan bisa mengurangi atau bahkan mengalihkan petani lahan gambut pada aktifitas pertanian lain yang lebih ramah lingkungan. Pilot project  paludikultur UNS dilakukan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, sedangkan pilot project analisis mata pencaharian masyarakat selain dilakukan di Desa Merbau, juga dilakukan di Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan. Program restorasi lahan gambut ini juga didukung dengan KKN UNS yang bertema restorasi lahan gambut di Desa Merbau yang terdiri atas 7 mahasiswa.

Berdasarkan riset paludikultur ditemukan sejumlah varietas tanaman yang sesuai dengan karakteristik lahan gambut (lahan gambut dangkal, sedang dan dalam) antara lain tanaman kopi liberika, nanas, serta tanaman pinang. Sedangkan jenis tanaman lain seperti kelapa, pisang, karet kurang bisa berkembang baik karena lahan yang kurang sesuai maupun tantangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti monyet, babi hutan, tikus dan OPT lainnya. Selanjutnya dalam rangka mempersiapkan pasca panen dari komoditas paludikultur yang dikembangkan, tim UNS juga memberikan pelatihan pengolahan pasca panen seperti pelatihan pembuatan manisan nanas kering dan basah, serta keripik singkong balado.

Selain mengaktifkan kelompok wanita, tim riset UNS juga memfasilitasi terbentuknya kelompok tani lahan gambut Merbau Jaya yang beranggotakan lebih dari 50 petani di Desa Merbau. Dalam pengembangan kelompok tani, tim UNS bersinergi dengan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Kecamatan Bunut, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan. Pada aspek penguatan kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), tim riset UNS bersinergi dengan fasilitator dari Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal. Apresiasi yang diberikan BRG terhadap kinerja dan peran UNS dalam program restorasi gambut di Riau diharapkan dapat memacu UNS untuk terus meningkatkan perannya dalam riset maupun pengabdian masyarakat berbasis pelestarian lingkungan. (***)

Skip to content