Dosen Psikologi UNS Berikan Psikoedukasi Manajemen Stres di Majelis Taklim Alima Surakarta

Dosen Psikologi UNS Berikan Psikoedukasi Manajemen Stres di Majelis Taklim Alima Surakarta

UNS — Riset Grup (RG) Indigenous Psychology Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berikan psikoedukasi terkait manajemen stress kepada jemaah Majelis Taklim Alima. Kegiatan ini dilaksanakan oleh para dosen Fakultas Psikologi UNS pada akhir Oktober kemarin. Antusiasme terlihat dari ramainya peserta yang hadir. Terdapat kurang lebih 160 jemaah majelis taklim mengikutinya.

Kegiatan ini berawal dari kerja sama dengan Riset Grup Indigenous Psychology Fakultas Psikologi UNS dengan Majelis Taklim Alima. Eka Nurma Yuneta, S.ST., M.Kes., selaku ketua kelompok kajian kala itu berharap ada program tambahan untuk mendukung pengembangan kesehatan mental para jemaahnya.

Hal ini pun disambut baik oleh Dr. Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si., selaku Ketua RG Indigenous Psychology. Bersama anggotanya para anggotanya, yakni Drs. Hardjono, M.Si., Farida Hidayati, S.Psi., M.Si., Selly Astriana, S.Psi., M.Si., Rin Widya Agustin, S.Psi., M.Psi., Psikolog., Pratista Arya Sadwika, S.Psi., M.Psi., Psikolog., mereka mengadakan kegiatan Psikoedukasi Manajemen Stres.

“Kegiatan dihadiri kurang lebih 160 peserta, melalui kegiatan ini diharapkan ada peningkatan kesehatan mental dari para peserta kajian di Majelis Taklim Alima Surakarta,” ujar Dr. Tri, Sabtu (26/11/2022).

Psikoedukasi terkait manajemen stres merupakan kegiatan pembelajaran yang berfokus pada strategi mengatasi masalah dengan melibatkan aktivitas berpikir, emosi, rencana, hingga jadwal pelaksanaannya. Awalnya, jemaah diajak mengidentifikasi sumber stres. Kemudian, mereka memilih cara penyelesaian masalah baik melalui koping emosi atau koping penyelesaian masalah. Jemaah juga dikenalkan pentingnya aspek kebahagiaan dalam beraktivitas. Rasa bahagia ini mampu memicu hormon endorfin dan dopamin yang berdampak dalam peningkatan kesehatan mental.

Dosen Psikologi UNS Berikan Psikoedukasi Manajemen Stres di Majelis Taklim Alima Surakarta

Kasus penularan Covid-19 saat ini semakin melandai. Namun, masa pandemi masih belum dapat dinyatakan usai di Indonesia. Kemungkinan munculnya varian baru menjadi tantangan bagi para ahli untuk terus berupaya menanganinya. Dalam situasi tersebut, masyarakat tidak semata mengandalkan tenaga ahli. Melainkan juga diperlukan upaya individu untuk tetap waspada dan selalu menjaga kesehatannya baik kesehatan fisik, mental, sosial, dan kesehatan spiritual.

Majelis Taklim Alima sebagai kelompok kajian agama dibentuk sebagai upaya dalam menjaga kesehatan spiritual masyarakat di masa pandemi Covid-19. Kelompok kajian yang diinisiasi oleh Eka Nurma Yuneta, S.ST., M.Kes ini pada awalnya dihadiri sekitar 40 peserta dan lambat laun meningkat hingga ratusan jemaah.

Salah satu kegiatan rutinnya adalah mengadakan kajian dua mingguan setiap Kamis pada minggu ke-2 dan ke-4. Kajian bertempat di Rumah Putih, Jalan Balong Baru, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Surakarta. Materi yang diberikan selama ini banyak berfokus pada pengembangan kesehatan spiritual.

RG Indigenous Psychology UNS menilai bahwa pemberian psikoedukasi merupakan keputusan yang tepat mengingat potensi jumlah jemaah yang banyak serta belum pernah ada kegiatan serupa yang diberikan sebelumnya. Melihat respon positif yang diberikan, kedepan sangat dimungkinkan adanya tindakan lebih lanjut. Mereka juga berharap kesadaran akan kesehatan mental dapat lebih meluas sehingga jemaah dapat peduli terhadap kondisi psikologinya.Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content