Dosen UNS Ciptakan Sendi Tulang Pinggul Tiruan

UNS— Tiga dosen dari Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil membuat Sendi Tulang Pinggul Tiruan berdasarkan data CT-Scan pasien. Ketiga dosen tersebut yaitu Dr. Joko Triyono, ST., MT. dan
Dr. Eko Pujiyanto, S.Si, MT. dari Fakultas Teknik (FT) serta dr. Suyatmi, M.BiomedSc dari Fakultas Kedokteran (FK) UNS.

Latar belakang ketiga dosen tersebut membuat sendi tulang pinggul tiruan karena sendi tulang pinggul tiruan impor yang beredar di Indonesia, secara anatomi tidak cocok dengan anatomi tulang orang Indonesia karena material implan tersebut mengacu pada standar orang-orang Eropa. Struktur tulang orang-orang Indonesia lebih kecil dibandingkan orang-orang Eropa. Ukuran diameter kepala sendi tulang panggul tiruan orang Indonesia berkisar 41-43 mm, sementara orang-orang Afrika dan Eropa 43-47 mm. Terdapat perbedaan ukuran 2-4 mm.

“Adanya perbedaan ukuran tersebut menyebabkan material harus dilakukan modifikasi dan penyesuaian tertentu agar menjadi pas ketika diimplan dalam tubuh pasien. Kasus cidera tulang pinggul di Indonesia rata-rata disebabkan karena kecelakaan dan karena faktor usia,” terang Joko kepada wartawan di sela-sela acara Roadshow Monitoring Penelitian oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Kamis (12/9/2019).

Joko menambahkan, salah satu upaya yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah melakukan proses fabrikasi sendi tulang panggul tiruan berdasarkan data CT Scan pasien. Proses rancangbangun tulang tiruan diawali dengan mengambil data tulang pasien dengan citra Computed Tomography (CT Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). File data CT Scan dalam format dicom kemudian diolah dan dikonversi ke dalam software inVesalius. Software ini mampu merekonstruksi bagian tubuh manusia dengan mengolah data gambar 2 dimensi (2D) menjadi data 3 dimensi (3D) dalam format stereolithography (stl). File gambar 3D kemudian dilakukan proses editing dengan software 3Ds Max untuk memilih bagian desain yang akan dikembangkan. Data file 3D yang diperoleh dijadikan sebagai data masukan ke mesin cetak 3D (3D printer). Hasil cetak 3D dijadikan pola untuk proses pengecoran logam.  Material logam yang digunakan dari Stainless Steel atau titanium yang merupakan material terbaik sebagai material implan.

Pengujian yang dilakukan adalah uji kekuatan tekan, kekerasan, ketahanan aus dan korosi. Luaran penelitian ini ada empat yaitu prototipe sendi tulang pinggul tiruan, proseding konferensi Internasional, jurnal Internasional terindeks Scopus dan usulan paten.

“Pengembangan lebih lanjut dari prototipe sendi tulang pinggul tiruan ini diharapkan menjadi cikal bakal pengembangan produk tulang tiruan dari bahan titanium yang selanjutnya diharapkan menjadi rintisan produk komersial dalam negeri,” harap Joko. Humas UNS

Skip to content