LPPM UNS Dampingi Pengrajin Topeng Batik di Patuk, Gunung Kidul

LPPM UNS Dampingi Pengrajin Topeng Batik di Patuk, Gunung Kidul

UNS — Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan pengabdian masyarakat dengan memberikan pendampingan kepada pengrajin topeng batik yang tergabung dalam UKM Karya Manunggal di Dusun Bobung, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan pengabdian dari LPPM UNS dilakukan sejak tahun 2020 melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD).

Tim PPPUD terdiri atas 4 personil dengan ketua tim Prof. Slamet Subiyantoro guru besar bidang antropologi seni yang tupoksinya mengembangkan diversitas design topeng, kemudian Prof. Pujiyono dari Fakultas Hukum (FH) UNS ahli dalam bidang Hak Kekayaan Intelektual atau HKI, Dr. Kristiani pakar ekonomi bidang eksport produk UKM dan Dwi Maryono, M.Kom. pakar IT dari Prodi Pendidikan Teknik Informasi dan Komputer UNS.

Ketua tim Prof. Slamet Subiyantoro mengatakan, bahwa UKM Karya Manunggal ini memproduksi karya seni topeng batik kayu dan beberapa kerajinan berbahan kayu lainnya seperti berbagai jenis hewan, souvenir maupun boneka loro blonyo. Produk topeng ada yang corak klasik dan topeng hias batik, baik dengan Teknik batik tulis maupun Teknik cat.

“Program pengabdian ini bertujuan untuk memperkaya diversitas desain topeng serta membantu UKM agar dapat memproduksi topeng yang siap eksport,” terang Prof. Slamet di sela-sela acara kunjungan ke UKM Karya Manunggal, Kamis (23/6/2022).

Prof. Slamet menambahkan, Tim PPPUD UNS sejak tahun 2020 secara kompak membantu UKM Karya Manunggal yang mati suri akibat dampak pandemi Covid-19. Pada tahun pertama, berbagai upaya telah dilakukan oleh
Tim PPPUD untuk membantu UKM agar tetap bertahan di tengah sepinya penjualan produk karya seni di tengah pandemi Covid-19. Upaya pertama yang dilakukan oleh Tim adalah melakukan diversitas desain topeng. Diversitas topeng bertujuan untuk meningkatkan nilai fungsi, nilai estetika dan nilai ekonomi dari produk kerajinan topeng. Pengembangan diversitas produk tidak dapat dilakukan dengan spontan, oleh karena itu TIM PPPUD memberikan materi pendampingan terkait proses penggalian ide pengembangan produk.

LPPM UNS Dampingi Pengrajin Topeng Batik di Patuk, Gunung Kidul

“Luaran dari kegiatan ini berupa meningkatnya pengetahuan UKM dan berubahnya paradigma menuju ke memodernisasi topeng. Berdasarkan pendampingan yang telah dilakukan diversitas desain yang dihasilkan misalnya desain topeng yang diterapkan pada kepentingan praktis tempat hp, jam, informasi papan, tempat bolpoin, nomer rumah, tempat surat, tempat lampu, cermin, gantungan kunci dan lain-lain.

Kegiatan kedua yang dilakukan adalah Pendampingan pembukuan. Pendampingan ini bertujuan agar UKM tertib dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran penjual produk. Pembukuan terkait dengan cash flow yang baik juga dapat membantu UKM untuk menentukan harga produk yang dikaitkan dengan biaya proses produksi. Selain pembukuan manual Tim PPPUD juga melakukan pendampingan secara digital dengan menggunakan sebuah aplikasi pembukuan berbasis android. Pada awalnya pihak UKM mengakui bahwa proses pembukuan berbasis digital terasa sulit akan tetapi disadari bahwa manfaatnya lebih efektif dan efisien.

Kegiatan yang ketiga adalah pendampingan HKI atau Hak kekayaan Intelektual. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan bagi para pengrajin bahwa produk karya inovasi seni yang dihasilkan pengrajin harus dilindungi oleh hukum agar kelak kemudian hari tidak ditiru dan di klaim oleh pihak lain. Target dari kegiatan ini berupa kesadaran pengrajin UKM Karya Manunggal agar melindungi produknya dengan HKI supaya tidak dirugikan pihak lain. Beberapa HKI telah didaftarkan dan mendapatkan sertifikat hak kekayaan intelektual dari hasil diversifikasi desain produk yang telah dihasilkan.

Dampak pandemi Covid-19 yang menimpa UKM berimbas pada rendahnya penjualan yang dilakukan secara offline. Langganan yang sedianya rutin membeli produk dari UKM berhenti total karena memang produk karya seni dimasa pandemi sangat sulit untuk dijual karena kebijakan social distancing dan protokol Kesehatan sehingga terasa sulit dalam berinteraksi secara offline.

Mengatasi hal tersebut Tim IT PPPUD, Dwi Maryono M.Kom. berinisiatif mengajak UKM untuk mengembangkan pemasaran berbasis digital. Pemasaran berbasis digital dimulai dengan mengenalkan UKM dengan platform penjualan online seperti shopee dan tokopedia. Selanjutnya untuk menambah pangsa pasar yang lain tim juga membuat website penjualan topeng dan aplikasi topeng batik yang dapat di unduh di playstore.

LPPM UNS Dampingi Pengrajin Topeng Batik di Patuk, Gunung Kidul

Sementara itu, Ketua LPPM UNS, Prof. Okid Parama Astirin menambahkan, selain pendampingan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, Tim PPPUD juga memberikan sejumlah peralatan untuk UKM. Alat yang hendak diberikan didiskusikan terlebih dahulu kepada UKM agar spesifikasi dan kegunaan alat yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan. Setelah mencapai kesepakatan alat yang diberikan berupa gergaji chain saw, tatah ukir dan mesin alat aplas. Berbagai peralatan tersebut diharapkan dapat menekan biaya produksi sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan cepat namun tetap dengan kualitas yang terstandar.

Tim PPPUD juga membuat showroom di Disperindag Gunung Kidul, di UKM, di kampus UNS sebagai tanda kegiatan pengabdian yang telah dilakukan serta sebagai bagian dari upya tim untuk membantu pemasaran Produk Topeng. Selain showroom tim PPPUD juga aktif dalam mengikuti pameran misalnya di Jakarta, Bali dan Surakarta.

Sementara itu, Owner UKM Karya Manunggal, Sujiman mengucapkan terima kasih kepada Tim PPPUD UNS. “Terima kasih kepada Prof. Slamet dan tim karena sudah membina dan mendampingi kami. Bahkan 24 jam siap melayani konsultasi kami,” ujar Sujiman.

Sujiman mengaku selama pandemi Covid-19 penjualan topeng batik mengalami penurunan. “Alhamdulillah berkat pendampingan dari UNS, kini penjualan mulai bergairah. Selain diversifikasi desain, UNS juga memberikan bantuan peralatan untuk mendukung produksi topeng batik,” ujar Sujiman. Humas UNS

Reporter: Dwi Hastuti

Skip to content