Peneliti UNS Lakukan Riset Mengenai Kemiskinan dan Kesenjangan Digital pada Masyarakat Miskin di Perkotaan

Peneliti UNS Lakukan Riset Mengenai Kemiskinan dan Kesenjangan Digital pada Masyarakat Miskin di Perkotaan

UNS — Tiga dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan riset bertajuk ‘Poverty and Digital Divide: A Study in Urban Poor Neighborhoods’. Mereka adalah Tri Mulyaningsih, SE., M.Si., Ph.D, Dr. Rutiana Dwi Wahyunengseh, , S.Sos.,M.Si., dan Sri Hastjarjo, S.Sos,Ph.D.

Riset yang dilakukan sejak tahun 2019 dan didanai oleh Dikti tersebut membahas tentang kemiskinan dan kesenjangan digital masyarakat miskin di perkotaan, khususnya di Kota Magelang. Kota Magelang menjadi sasaran penelitian karena kota tersebut menduduki peringkat nomor dua setelah Surakarta sebagai kota dengan angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa angka kemiskinan di Kota Magelang pada tahun 2016 mencapai 8,79% atau 10.630 ribu orang. Sementara pada tahun 2017, presentasi kemiskinan di Kota Magelang turun menjadi 7,85%. Namun, angka tersebut belum mencapai target angka kemiskinan di Kota Magelang. Wakil Walikota Kota Magelang yaitu Windarti Agustina mengatakan bahwa target angka kemiskinan di Kota Magelang adalah 6,44%. pada tahun 2021.

“Magelang itu merupakan kota di Jawa Tengah dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan tingkat kemiskinannya yang cukup tinggi,” ungkap Tri Mulyaningsih pada Rabu (4/8/2021).

Tri Mulyaningsih juga mengimbuhkan bahwa angka tersebut memiliki korelasi dengan penggunaan teknologi di era digital. Hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakan teknologi untuk berkomunikasi, begitu pun dengan masyarakat miskin di perkotaan.

Melalui kerja sama dengan Bappeda Kota Magelang, Tri Mulyaningsih dan tim memutuskan untuk terjun langsung ke lapangan guna memperoleh data penelitian. Sesuai dengan saran yang diberikan oleh Bappeda Kota Magelang, data tersebut diambil dari tiga kecamatan dengan angka kemiskinan tertinggi di wilayah Magelang. Ketiga kecamatan tersebut di antaranya Rejowinangun Selatan, Rejowinangun Utara, dan Wates.

Saat ditanya perihal hasil, Tri Mulyaningsih mengatakan bahwa masyarakat miskin di perkotaan mengalami keterbatasan akses digital, sebab tidak seluruh masyarakat tersebut memiliki smartphone. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah digital divide dalam hal akses. Selain mengalami digital divide dalam hal akses, masyarakat miskin di perkotaan juga mengalami digital literasi.

“Mereka hanya bisa mengkonsumsi media digital, beberapa belum bisa konsumsi secara kritis. Apalagi bisa memanfaatkan, misalnya untuk jualan online,” ujar Tri Mulyaningsih.

Hasil riset tersebut sesuai dengan dugaan yang dimiliki oleh Tri Mulyaningsih dan tim bahwa akses teknologi digital sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Oleh karena itu, Tri Mulyaningsih dan tim menyarankan dua kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan digital.

“Secara umum, policy implication- nya ada dua, yaitu bagaimana meningkatkan penetrasi digital dengan memberikan akses pada masyarakat dalam bentuk hardware tapi juga secara insfrastruktur, misalnya sinyalnya jadi lebih bagus baik di kota maupun di plosok-plosok. Dan yang kedua kemampuan untuk memanfaatkan teknologi atau literasi digital,” tutur Tri Mulyaningsih.

Tri Mulyaningsih juga mengatakan bahwa peningkatan literasi digital dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menyaring informasi. Selain itu, peningkatan literasi digital juga dapat dilakukan dengan mengadakan workshop pemanfaatan teknologi.

Kontribusi nyata yang dilakukan oleh Tri Mulyaningsih sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi digital di masyarakat adalah dengan melakukan pendampingan kepada 10 UMKM agar mampu memasarkan produk-produknya melalui platform digital.

Kedepannya, Tri Mulyaningsih mengungkapkan bahwa ia ingin meninjau apakah terdapat perubahan baik dalam hal akses maupun literasi digital selama pandemi Covid-19 terjadi. Selain itu, Tri juga ingin memperluas kajian risetnya di bidang pendidikan khususnya tentang pembelajaran online yang dihadapi oleh siswa di masa pandemi Covid-19. Humas UNS

Reporter: Alinda Hardiantoro
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content