Prodi D-3 UPW UNS Gelar PBL Kembangkan Pariwisata Lokal sekaligus Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa

Prodi D-3 UPW UNS Gelar PBL Kembangkan Pariwisata Lokal sekaligus Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa

UNS — Program Studi (Prodi) D-3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Project Based Learning (PBL). Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi praktik mahasiswa dan membantu pengembangan potensi wisata daerah yang menjadi lokasi PBL.

PBL yang diikuti oleh mahasiswa semester empat ini, dibagi menjadi lima kelompok yang tersebar di berbagai lokasi. Pertama, di Desa Randugede, Kabupaten Magetan. Kedua, di Rumah Atsiri Indonesia, Kabupaten Karanganyar. Ketiga di Kampung Wisata Baluwarti, Kota Surakarta. Keempat, di Trangsan, Kabupaten Sukoharjo. Dan, kelima di Logede, Kabupaten Kebumen.

Salah satu kelompok PBL yang cukup aktif mendampingi dan mengedukasi masyarakat dalam PBL Prodi D-3 UPW SV UNS adalah di Desa Randugede, Kabupaten Magetan yang didampingi oleh Nanang Wijayanto, S.S.T., M.M. Par selaku dosen pembimbing.

Nanang Wijayanto, S.S.T., M.M. Par mengatakan kelompok PBL yang ia dampingi bernama “Avisena” dan menggelar PBL di Randugede Hidden Paradise. Ia menyampaikan mahasiswa bimbingannya telah mengikuti kegiatan ini sejak tanggal 2 Maret yang lalu.

“Nanti sampai 28 Juni 2021. Vokasi ini lebih banyak praktiknya. Kami harapkan mahasiswa terjun kelapangan langsung itu akan mendapati konkret kebutuhan industri dan kita dorong untuk melaksanakan program atau project menjadi sebuah karya,” ujar Nanang  saat dihubungi pada Senin, (19/4/2021).

Ia menerangkan dengan terselenggaranya PBL ini mahasiswa tidak lagi menjadi “objek pendengar” bagi dosen saat mengajar di dalam kampus, melainkan mahasiswa diharapkan dapat mempraktikkan teori yang telah didapat kepada masyarakat secara langsung.

Dalam hal ini, Nanang mengatakan dosen yang ditugaskan oleh SV UNS hanya sebatas mentor dan memberikan stimulus. Jika dalam praktiknya di lapangan mahasiswa menemui kendala, maka tugas dosen juga untuk mendampingi mendiskusikan permasalahan tersebut.

“Sekarang mahasiswa berpartisipasi dan berkolaborasi dengan dosen sehingga mahasiswa itu aktif. Aktif artinya dosen hanya memberikan stimulus dan tantangan mengubah teori menjadi sebuah instruksi dan mencoba dipraktikkan,” sambungnya.

Fokus PBL yang digelar oleh kelompok Avisena di Randugede Hidden Paradise, dipusatkan pada pengembangan potensi daerah menuju ekowisata berkelanjutan, pariwisata yang berbasis alam, dan konservasi.

Nanang menjelaskan dari beberapa konsep ekowisata, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu alam dan budaya. Sebab, ketika alam dan budaya tetap dilestarikan, maka kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

“Kesejahteraan juga akan diperoleh dari pada masyarakat yang menjaga dan melestarikan alam, itu untuk sebagai daya tarik pariwisata dan itu sebagai nilai tambah,” ucap Nanang.

Ia juga menambahkan konsep keberlanjutan di sebuah lokasi wisata juga perlu diperhatikan. Dalam hal ini, lokasi wisata jangan hanya viral di waktu-waktu tertentu saja, melainkan harus mampu menarik kunjungan wisatawan secara terus-menerus.

Prodi D-3 UPW UNS Gelar PBL Kembangkan Pariwisata Lokal sekaligus Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa

Output PBL

Selama menjalani PBL di Randugede Hidden Paradise, mahasiswa Prodi D-3 UPW SV UNS didorong untuk membuat produk berupa paket wisata yang berisi potensi kawasan yang berbasis masyarakat dan berbasis ekowisata.

Nanang menerangkan produk tersebut dibuat sebab banyak lokasi yang memiliki potensi pariwisata yang bagus, namun sayangnya kemampuan dan pengetahuan masyarakat setempat untuk mengelolanya masih kurang.

Selain itu, ia juga menjelaskan usaha untuk memperkenalkan potensi wisata daerah yang dilakukan oleh kelompok Avisena melalui Media Sosial (Medsos). Dalam pengelolaannya, Medsos dikelola oleh mahasiswa semester empat Prodi D-3 UPW SV UNS yang tidak mendapat izin mengikuti PBL dari orang tuanya.

Nantinya, mereka akan mengikuti PBL by remote alias dari jarak jauh dari tempat tinggalnya. Walau tidak terjun ke lapangan secara langsung, Nanang mendorong semua mahasiswa untuk memberikan kontribusi.

Alhamdulillah hampir semua kelompok antusias. Kalau terbiasa belajar di kampus itu hanya memanfaatkan ruang kelas dan memanfaatkan materi ajar. Sekarang kami memanfaatkan ruang industri dan pengalaman konkret lapangan untuk dan menjawabnya secara langsung permasalahan,” terang Nanang.

Nanang juga mengatakan jika kelompok PBL yang ia dampingi mendapatkan dukungan dari masyarakat. Bahkan, masyarakat setempat disebut Nanang sampai meminta pihak desa serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan untuk didorong menjadi desa wisata.

“Bahkan, Pak Bupati sendiri sampai mengunjungi dan secara langsung Pak Bupati minta bertemu untuk dengan kelompok PBL yang ada di Magetan. Cukup bagus responsnya,” ujar Nanang. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content