Search
Close this search box.

PSJ UNS Bekerja Sama dengan Prodi Arsitektur dan Laboratorium URDC Mengadakan Advokasi Rumah Sehat pada Pemukiman Bantaran Sungai Bengawan Solo

UNS– Program advokasi Rumah Sehat pada Pemukiman Kampung Kota merupakan program pengabdian masyarakat Hibah Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI – UNS) 2024 Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M) Universitas Sebelas Maret (UNS), bidang unggulan pengelolaan dan mitigasi bencana yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Jepang (PSJ). Dalam kegiatan ini, PSJ UNS bekerja sama dengan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik (FT), Urban Rural Design and Conservation (URDC) Laboratorium UNS dan Fakultas Ilmu Teknik (Faculty of Engineering Sciences), Sekolah Pascasarjana Ilmu Teknik Interdisipliner (Interdisciplinary Graduate School of Engineering Sciences -IGSES), Kyushu University, Japan.

Program pengabdian masyarakat PKMI ini merupakan tindak lanjut dari program penelitian kenyamanan termal kawasan permukiman Kampung Kota yang telah dilakukan bersama Prodi Arsitektur FT UNS bersama Faculty Engineering Science, Kyushu University, Jepang sejak tahun 2019. Penelitian ini sudah menghasilkan beberapa jurnal terkait dengan evaluasi kenyamanan termal pada permukiman padat kota. Melanjutkan hasil penelitian ini maka program pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan advokasi wawasan hidup sehat melalui tata ruang dan kenyamanan fisik bangunan rumah kepada masyarakat.

Kegiatan ini melibatkan anggota PSJ UNS diantaranya Dr. Eng. Kusumaningdyah N.H., S.T., M.T.; Dr. Pandu Purwandaru, S.Ds., M. Ds., Ph.D.; dan Prof. Ir.Danar Praseptiangga. S.T.P., M.Sc,. Ph.D. Turut melibatkan aktif mahasiswa Prodi Arsitektur UNS angkatan 2021 diantaranya Anisa Anung Anindita Rachmaningtyas, Azkaluthfi Mahia Alif, Grace Angelica Nadapdap, Ilham Endra Pratama, Sandya Scorpio Danendra, Syamsul Ma’arif, Della Wahyu Putri, Adhwaa Ghossaan Wisiduan  dan Fatimah Khusnul Khasanah. Sekaligus menjadi kegiatan rekognisi Merdeka Belajar Belajar Merdeka (MBKM)  yang terekognisi pada mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Metodologi Penelitian Arsitektur (Metopen Ars) di semester Genap 2024.

Permukiman HP 00001 terletak di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, merupakan kawasan revitalisasi kawasan permukiman kumuh melalui program KOTAKU yang dilaksanakan pada tahun 2020. Pemerintah Kota Surakarta bekerja sama dengan Kelompok Kerja (POKJA) 00001 menginisiasikan peremajaan kawasan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas rumah dan tatanan lingkungan binaan. “Sejak ditempati hunian yang baru pada tahun 2022, hingga saat ini banyak diantara masyarakat yang telah menghuni masih kurang teredukasi mengenai pentingnya pola hidup sehat yang bisa menjadikan rumah menjadi nyaman dan sehat. Salah satu contohnya adalah kegiatan menumpuk barang di ruang luar menyebabkan beberapa permasalahan dan menimbulkan keluhan dari masyarakat. Dijumpai beberapa titik koridor kawasan cukup padat bahkan tidak bisa terakses dengan baik dan kurangnya sinar matahari masuk. Untuk itu diperlukan advokasi lingkungan rumah sehat kepada masyarakat,” terang Dr. Eng. Kusumaningdyah, Kamis (4/7/2024).

Advokasi ini merupakan bagian dari komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan lingkungan rumah yang sehat dan nyaman. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali apa yang menjadi kebiasaan pola tidak sehat dalam lingkungan rumah dan memberikan edukasi membagi pengalaman bagaimana rumah sehat seharusnya. Sebanyak 29 penghuni rumah terutama di klaster timur hadir dalam kegiatan FGD.

Tools FGD berupa model maket rumah Type 30 digunakan untuk membantu warga lebih menjelaskan dimana area ketidaknyamanan di dalam rumah maupun di luar rumah. Hasil FGD dapat diketahui beberapa masyarakat menyampaikan keluhannya mengenai keterbatasan ruang sekitar 30 m2 yang pada umumnya dihuni oleh 4 orang atau lebih. Keterbatasan ruang menyebabkan menumpuknya barang di area tertentu yang menyebabkan kualitas penghawaan menjadi terganggu. Beberapa bangunan tidak memiliki plafon atap, menyebabkan kondisi kenyamanan termal ruang dalam menjadi sangat panas berkisar sekitar 34 derajat.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan pemetaan beberapa sample rumah sebanyak 9 rumah dan 13 selasar rumah/ koridor.  Pemetaan titik ketidaknyamanan dan kumuh pada permukiman dilakukan dengan metode dokumentasi observasi lapangan dan gambar kerja teknis untuk menentukan titik permasalahan ketidak nyamanan berupa titik penumpukan barang baik di luar rumah (antar serambi atau gang rumah) maupun di dalam rumah – interior. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama warga dimana beberapa sample rumah terambil pada (26/5/2024).

Sunarno salah satu warga berpendapat biasanya kalau lagi di rumah lebih sering duduk di depan rumah, karena kalau di dalam rumah terasa panas. “Di semua tempat yang belum ada plafon, hitungannya orang yang memiliki plafon itukan orang sudah berduit, kalau orang yang biayanya pas, itu 1×24 jam kipas tidak pernah mati,” terangnya

Selain itu, terdapat tanggapan lain dari warga mengenai kurangnya area untuk menempatkan barang-barang mereka. “Saya kalau naruh barang biasanya di depan rumah kalau tidak muat di dalam, atau biasanya kalau barangnya sering dipakai keluar ditaruh depan rumah,” ujar Supre.

Selain proses FGD dilakukan, pendapat warga terkait dengan persepsi lingkungan nyaman dan sehat dilakukan melalui angket. Angket kuesioner dibagikan kepada 29 warga yang bertujuan untuk menghimpun data kuantitatif warga terkait dengan kondisi dalam dan luar rumah. Sebanyak 66 % mengatakan tidak nyaman pada ruangan disebabkan oleh suhu yang panas oleh material bangunan. Sebanyak 45,5 % responden menyatakan suhu panas disebabkan aktifitas yang terbatas pada ruangan dalam yang penuh.

Hasil dari FGD dan angket kuesioner, bahwa kondisi kenyamanan di dalam maupun di luar rumah terkait dengan kepadatan barang, suhu ruang yang panas, aksesibilitas, dapat dikategorikan belum mencapai kenyamanan dan kesehatan ruang yang ideal. Oleh karenanya pada proses FGD konsultasi secara informal juga dilakukan. Bagaimana sebaiknya upaya adaptasi bisa dilakukan dalam pengaturan barang di dalam dan di luar rumah untuk bisa memberikan kenyamanan bermukim. Penataan barang yang tidak mengganggu cross ventilation di dalam rumah juga disarankan dalam diskusi ini .

Keberlanjutan program advokasi masyarakat kedepannya adalah menyelenggarakan kegiatan “Klinik Arsitektur” menjadi target program selanjutnya. Program selanjutnya adalah rekomendasi alternatif desain adaptif pengembangan rumah Type 30. Bentuk advokasi rumah sehat ini menitikberatkan pada efisiensi praktis mengatur tata letak dan penghawaan rumah untuk mencapai tingkat kenyamanan dan kesehatan yang ideal. Selain melibatkan mahasiswa Prodi Arsitektur juga akan melibatkan Prodi Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS. Tak hanya itu, kedepannya kegiatan ini akan menggandeng profesional profesi Arsitek di Surakarta, Ikatan Arsitek Indonesia  Surakarta. Klinik Arsitektur diharapkan dapat membantu warga mendapatkan informasi lebih terkait bagaimana memilih dan memilih material yang murah untuk melengkapi kenyamanan rumah, serta desain pengembangan dalam adaptasi rumah tumbuh Type 30 pada umumnya. Dengan harapan kegiatan advokasi selanjutnya dapat lebih meningkatkan kenyamanan lingkungan huni bagi warga HP 00001 Mojo.

HUMAS UNS

Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content