RG FK UNS Gelar Penyuluhan dan Pemeriksaan Kelainan Refraksi pada Anak-Anak

UNS — Tim Riset Grup (RG) Pregnancy Health Delivery and Child Development Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan dan pemeriksaan kelainan refraksi bagi murid SD Muhammadiyah 13 Serengan, Surakarta. Dihadiri oleh 30 murid dan 5 guru, kegiatan ini dilaksanakan pada akhir Agustus 2020 lalu di Masjid H. Inoe Potrojayan Serengan, Surakarta.

Dalam keterangan tertulisnya, Dr. Senyum Indrakila, dr, Sp.M., menyampaikan tujuan kegiatan ini untuk mendukung Program Vision 2020, the right to sight. Yakni program berupa komitmen yang ditandatangani setidaknya 40 negara saat World Health Assembly ke-56, tahun 2003 untuk mendukung program Elimination of Avoidable Blindness yaitu program untuk mengurangi penyakit mata yang bisa menimbulkan kebutaan.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan khususnya pada anak usia SD, dimana pada usia tersebut kemampuan penglihatan masih dapat berkembang secara optimal.

Penyakit tersebut salah satunya low vision atau kelainan refraksi yang dipilih menjadi fokus RG FK UNS. Kelainan ini adalah salah gangguan mata saat memproses suatu penglihatan akibat ketidakseimbangan pada optik mata, sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Kelainan refraksi merupakan salah satu kelainan mata yang sering dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Sementara itu, salah satu anggota tim RG, Erindra Budi, S.Kep.Ns,M.Kes menambahkan, di Indonesia, prevalensi kelainan refraksi sebesar 25% dari total populasi atau sekitar 55 juta jiwa masyarakat Indonesia. Menurut riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013 di Jawa Tengah, persentasi severe low vision sebesar 1,1% dari total populasi atau sekitar 329.428 jiwa yang memiliki keterbatasan penglihatan. Hal tersebut menjadi fokus permasalahan sehingga dibutuhkan peran aktif dalam mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan.

“Sebanyak 10 persen dari 66 juta anak sekolah di Indonesia menderita kelainan refraksi, Kondisi ini jika tidak ditangani segera akan menyebabkan kebutaan sehingga menurunkan kualitas generasi muda,” ujar Erindra Budi, S.Kep.Ns,M.Kes, Senin (21/12/2020).

Erindra Budi menambahkan melalui kegiatan ini semoga orang tua, murid, guru, dan pihak terkait lebih peduli terhadap penyakit yang bisa menimbulkan kebutaan melalui kegiatan preventif dan promotif. Sehingga melalui pengabdian ini bisa memberikan hak asasi anak agar bisa melihat dengan baik dan maksimal dalam belajar.

Kegiatan ini berlangsung dengan baik berkat kerja sama yang baik oleh tim RG Pregnancy Health Delivery and Child Development FK UNS dipimpin oleh Prof. Dr. Soetrisno, dr, SpOG(K), dengan anggota Dr. Senyum Indrakila, dr, SpM. Annang Giri, dr, SpA, Hary Wahyu, dr, SpA. Hafi Nurinasari, dr,SpOG, Tri Nugraha, dr, PhD, Erindra Budi, S.Kep.Ns,M.Kes. Kemudian dukungan dari berbagai pihak diantaranya Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, SD Muhammadiyah 13 Serengan, Surakarta, Takmir Masjid H. Inoe Potrojayan Serengan, Surakarta yang telah membantu kelancaran kegiatan ini. HUMAS UNS

Reporter: Ratri Hapsari
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content