Tim Pengabdian Masyarakat D-3 Farmasi UNS Kembangkan Formula Handsanitizer dan Handwash Minyak Serai Produksi UMKM di Samigaluh, Kulon Progo

Tim Pengabdian Masyarakat D-3 Farmasi UNS Kembangkan Formula Handsanitizer dan Handwash Minyak Serai Produksi UMKM di Samigaluh, Kulon Progo

UNS — Program studi (Prodi) D-3 Farmasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan pengabdian masyaralat melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UNS 2021. Bekerja sama dengan UMKM Surya Wulan, Kelurahan Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Prodi D-3 Farmasi kembangkan produk handsanitizer dan handwash dengan bahan aktif minyak serai wangi produksi UMKM tersebut.

Tim PKM UNS 2021 diketuai oleh Dian Eka Ermawati, M.Sc., Apt., dengan anggota Wisnu Kundarto, M.Biomed., Apt., dan M. Fiqri Zulpadly, M.Biomed., Apt. Potensi penjualan handsanitizer dan handwash dinilai sedang meningkat pesat. Hal ini seiring dengan adanya himbauan penyediaan produk tersebut di setiap sarana umum guna mencegah penularan Covid-19.

Minyak serai wangi atau dikenal dengan lemongrass kaya akan kandungan minyak atsiri yaitu citronelal 30-45% dan geraniol 60-80% yang memiliki aktivitas antibakteri spektrum luas dan antijamur. Kecamatan Samigaluh terkenal sebagai sentra pembuatan minyak atsiri yang disebut masyarakat setempat dengan sebutan minyak kleyang. Ada sekitar 20 pengepul yang tergabung dalam paguyuban Koperasi Sari Jaya.

“Minyak atsiri diproduksi untuk memenuhi permintaan dari berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Solo, Purwokerto, dan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta,” tutur Iffah Mufidiati, Kepala Disdagdin Kabupaten Kulon Progo, Sabtu (5/6/2021).

Produk handsanitizer dan handwash dengan bahan baku minyak atsiri milik UMKM Surya Wulan tentunya perlu dilakukan serangkaian pengujian sifat fisik, kimia, stabilitas sediaan, uji aktivitas antibakteri, dan antijamur. Hal ini guna memastikan klaim khasiat dan mutu produk.

Kendala yang dihadapi akibat pandemi Covid-19 berimbas pada mandeknya produksi minyak atsiri. Ini dikarenakan permintaan pasar yang menurun. Hal tersebut mengakibatkan harga minyak atsiri pun anjlok.

“Pemasaran produk pun hanya dilakukan secara konvensional, yaitu sebatas area lokal dengan daya beli masyarakat yang masih rendah,” tutur Bambang Suryanto, pemilik UMKM Surya Wulan.

Tim Pengabdian Masyarakat D-3 Farmasi UNS Kembangkan Formula Handsanitizer dan Handwash Minyak Serai Produksi UMKM di Samigaluh, Kulon Progo

Sementara itu, Dian Eka Ermawati, M.Sc., Apt. mengatakan, salah satu cara alternatif yang ditawarkan tim PKM UNS untuk meningkatkan kapasitas penjualan yaitu melalui pemasaran online. Metode ini berfokus pada pemasaran digital melalui situs jual beli dan media sosial. Penjualan produk UMKM Surya Wulan melalui aplikasi ponsel dalam masa pandemi Covid-19 diharapkan dapat beradaptasi seiring dengan diberlakukannya social distancing. Perubahan trend perilaku konsumen dalam berbelanja produk diyakini akan terjadi seiring berlangsungnya social distancing. “Melalui transformasi digital tersebut diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh UMKM Surya Wulan saat ini,” ujar Dian Eka Ermawati, M.Sc., Apt.

PKM yang terselenggara di UMKM Surya Wulan ini diharapkan dapat mendorong kegiatan UMKM lainnya dalam rangka meningkatkan kemakmuran bersama di era pandemi Covid-19. Hal ini juga akan menginisasi terbentuknya jejaring Academic-Business-Government yang berorientasi pada pemberdayaan. Jejaring tersebut akan semakin menguatkan misi program UNS. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content