TIM PKM UNS Tawarkan Obat Hipertensi dalam Bentuk Jelly

UNS — Tiga mahasiswa Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yaitu Irma Khikmawati, Savira Margi Rahayu dan Annisa Nur Amieni serta didampingi oleh Dr.agr. Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech menawarkan obat antihipertensi dalam bentuk jelly. Inovasi tersebut berhasil didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan lolos untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-33 tahun 2020.

Irma Khikmawati mengatakan, latar belakang ia dan tim membuat penawaran obat hipertensi (tekanan darah tinggi) karena merasakan keresahan adanya efek negatif obat hipertensi yang dikonsumsi penderita. Efek negatifnya yaitu meliputi batuk, sakit kepala, mual, muntah, diare atau konstipasi, gugup, ruam kulit dan lelah.

Hipertensi ini ditandai naiknya tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg dan tekanan diastolik melebihi 90 mmHg. Penyakit ini dapat terjadi tanpa disadari oleh penderitanya serta menjadi penyebab stroke, penyakit jantung dan kerusakan pada organ tubuh lain seperti otak, ginjal, mata, dan organ gerak. Secara keilmuan, hipertensi terjadi karena ketidakseimbangnya ekspresi Angiotensin Converting Enzyme (ACE), pengatur tekanan darah yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Pemicu ketidakseimbangan enzim tersebut diantaranya adalah stress, konsumsi alkohol, merokok, obesitas, asupan makanan yang tinggi sodium dan lemak serta kurangnya aktivitas bergerak.

Obat hipertensi dalam bentuk jelly dapat menjadi referensi penawaran terobosan obat baru. Obat tersebut berasal dari susunan protein pada tulang sapi berupa kolagen dikonversi menjadi gelatin. Dengan sifat gelling agent ini, dapat diubah menjadi jelly. Gelatin diketahui tersusun atas kolagen-kolagen yang dapat ditemukan pada protein hewani, termasuk pada tulang sapi. Struktur kolagen didalamnya ditemukan susunan peptida bioaktif yang bermanfaat sebagai ACE inhibitor. “Tulang sapi sebagai produk samping hasil ternak memiliki jenis protein yang disebut ACE inhibitor. ACE inhibitor ini memiliki sifat antioksidan dan antihipertensi yang biasanya terdapat pula pada protein hewani,” terang Irma, Senin (23/11/2020).

Uji antihipertensi pada gelatin telah dilakukan oleh beberapa ahli. Pengujian yang dilakukan oleh Kim et al. (2001) yang dicobakan pada tikus bertekanan darah tinggi diberikan 30mg/kg peptida dari gelatin kulit sapi dan ditemukan penurunan tekanan darah sebesar 15 mmHg. Uji lainnya oleh Faria et al. (2008) dengan gelatin sapi dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 22 mmHg dan 21,33 mmHg.

“Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ahli, gelatin tulang sapi memiliki potensi menurunkan tekanan darah tinggi. Potensi pada gelatin ini dapat dimanfaatkan sebagai obat dalam bentuk jelly yang mudah dimakan serta hampir setiap orang menyukainya,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Dwi Hastuti

Skip to content