Wow, Tiga Mahasiswa UNS Ciptakan Baterai Lithium dari Limbah Pabrik Semen

UNS — Tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil menciptakan baterai lithium dari limbah pabrik semen. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Annisa Puji Lestari, Rina Amelia Rosada dan Anisa Darma Briliant.

Kepada wartawan, Rina Amelia Rosada mengatakan, latar belakang ia dan teman-temannya menciptakan baterai lithium dari limbah pabrik semen lantaran melihat kondisi di Indonesia yang laju pembangunnya sangat pesat. Tentunya hal ini diikuti dengan meningkatnya produksi semen. Produksi semen yang besar membutuhkan bahan bakar batubara yang besar pula, sehingga menyebabkan limbah fly ash hasil pembakaran batubara belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Dibawah bimbingan Ir Arif Jumari MSc dan Dr Eng Agus Purwanto, ST, MT, tiga mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Teknik (FT) UNS ini berhasil memanfaatkan fly ash menjadi material anoda baterai Lithium-ion.

Saat ini baterai Lithium-ion sedang gencar dikembangan. Tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Salah satu bagian dari baterai Lithium-ion yang ada di pasaran saat ini adalah anoda yang sebagian besar unsur utamanya adalah karbon. Dan Fly ash dinilai memiliki potensi untuk meningkatkan kapasitas dan performa baterai Lithium-ion.

Pada penelitian ini limbah fly ash diaplikasikan pada baterai dengan cara mengambil kandungan silika (SiO2) dan dicampurkan sebagai bahan anoda baterai Lithium-ion. “Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan silika dari limbah fly ash pabrik semen dapat meningkatkan kapasitas baterai Lithium-ion sebesar 216 persen dibandingkan dengan baterai komersil di pasaran,” ujar Rina, Jumat (24/8).

Rina menambahkan, penelitian ini dilakukan pada berbagai komposisi silika terhadap karbon dalam material anoda baterai Lithium-ion. Semakin tinggi kandungan silika maka baterai yang dihasilkan akan memiliki kapasitas yang semakin besar. Puncaknya pada saat komposisi silika 10 persen. Baterai yang dihasilkan berkapasitas tinggi sebesar 1047 mAh dan lebih awet.

“Potensi penggunaan baterai Lithium-ion di Indonesia sangat beragam mulai dari barang yang berukuran kecil seperti powerbank hingga mobil listrik,” imbuh Rina.

Tiga mahasiswa UNS ini berharap bahwa baterai Lithium-ion dari limbah fly ash dapat diterapkan di dunia industri sehingga akan mengurangi limbah fly ash pabrik semen di Indonesia dan menambah nilai jual limbah tersebut. Humas UNS

Skip to content