Akbar Raihan, Mahasiswa UNS yang Ikuti Pejuang Muda Kemensos di Kabupaten OKU Sumatera Selatan

Akbar Raihan, Mahasiswa UNS yang Ikuti Pejuang Muda Kemensos di Kabupaten OKU Sumatera Selatan

UNS — Mahasiswa merupakan salah satu agen perubahan yang diharapkan dapat berkontribusi bagi kemajuan masyarakat dan negara di masa yang akan datang. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam mewujudkan perannya sebagai agen tersebut. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Mochamad Akbar Raihan, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Akbar turut berpartisipasi dengan program Pejuang Muda Kementerian Sosial (Kemensos) RI untuk melakukan beberapa program sosial di wilayah penerjunan. Pada kesempatan kali ini, Akbar menceritakan pengalamannya dalam mengikuti program tersebut kepada uns.ac.id.

Penerjunan
Selama dua bulan sejak 27 Oktober hingga 23 Desember 2021, Ia diterjunkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Ia ditempatkan bersama 6 mahasiswa dari Universitas Prima Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara Palembang, dan Universitas Sriwijaya. Mereka bertujuh mendapat tempat tinggal di rumah singgah milik Dinas Sosial Kabupaten OKU.

Akbar Raihan, Mahasiswa UNS yang Ikuti Pejuang Muda Kemensos di Kabupaten OKU Sumatera Selatan

Cakupan program yang mereka kerjakan meliputi Kecamatan Baturaja Barat, Baturaja Timur, dan Lubuk Batang.

“Kalau ditotal ada 14 kelurahan dan 15 desa yang harus kami data,” tutur Akbar, Senin (10/1/2022).

Program yang Dilakukan
Terdapat dua program yang harus dilakukan Akbar bersama rekan-rekannya. Dua program tersebut adalah verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial dan team based project.

“Verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial ini semacam sensus penduduk tapi ini khusus warga-warga yang pernah menerima bantuan dari Kemensos. Pendataannya menggunakan aplikasi Sagis. Kami datangi satu per satu rumah warga dan kami cek apakah benar masih tinggal di situ, terus keadaan ekonominya sekarang seperti apa. Kalau yang based project, kami melakukan pengembangan UMKM,” kata Akbar.

Pengembangan UMKM yang mereka lakukan adalah dengan membangun jejaring antar UMKM di OKU serta melakukan beberapa pelatihan-pelatihan kecil. Dalam menyiasati pendanaan, mereka mengajukan proposal kepada Corporate Social Responsibility (CSR) di perusahaan-perusahaan di Baturaja.

“Nah arah programnya melakukan kegiatan pemberdayaan UMKM ini adalah untuk menghubungkan pengusaha dengan pihak lain agar lingkungan kewirausahaan di sini jadi aktif dan besar. Tapi karena terbatasnya waktu dan sumber daya, kami baru bisa menjangkau satu usaha. Nama usahanya adalah Bubuk Jahe Tomosa, milik Bapak Zega yang ada di Desa Terusan, Kecamatan Baturaja Timur,” jelas mahasiswa Sastra Daerah tersebut.

Cerita Seru
Selama dua bulan penerjunan, banyak cerita yang seru yang Akbar alami. Terlebih, mereka harus terjun ke lapangan setiap hari, termasuk Sabtu dan Minggu secara berpindah tempat.

“Meskipun diterjunkan setiap hari, tapi aku dan teman-teman senang banget karena bisa jalan-jalan, kenal daerah baru, ketemu orang-orang yang bisa ngasih kita pelajaran yang tidak bisa kita dapatkan di kelas. That are priceless life lessons,” kenangnya.

Selain itu, terdapat cerita seru dari Akbar saat mendata salah satu warga yang rumahnya terletak di tengah-tengah ladang jagung. Akses menuju rumah tersebut hanya bisa dilalui dengan jalan kaki sekitar 1 jam.

“Jalannya kecil dan naik turun di antara hamparan kebun jagung dan perbukitan. Pas sampai sana, pemilik rumah sangat ramah dan mengkhawatirkan kami yang jauh-jauh ke sini jalan kaki. Nah, ternyata di sini ada anak kecil yang masih sekolah. Aku tidak bisa bayangin gimana setiap hari keluar buat sekolah, perjuangan banget. Ada satu hidden gems yang seru, ternyata di tengah ladang itu ada aliran sungai kecil yang jernih dan seger banget,” ceritanya.

Keberagaman
Banyak keberagaman yang ada di OKU, seperti bahasa, suku, dan kebudayaan. Hal ini membuat Akbar mendapat pengalaman baru dalam berbaur dengan berbagai masyarakat yang ada di sana.

“Bahasa di Kabupaten Ogan Komering Ulu ternyata ada banyak, mulai dari bahasa Palembang, bahasa Ogan, bahasa Komering, bahasa Melayu, sampai bahasa Jawa. Ternyata banyak kelompok masyarakat yang aslinya dari daerah Jawa dan melakukan transmigrasi ke daerah ini,” tuturnya.

Selain bahasa, terdapat keberagaman suku bangsa, seperti suku Ogan, suku Komering dan Daya, suku Tionghoa, suku Jawa, suku Batak hingga suku Minang.

“Kalau culture shock, engga sih. Mungkin lebih ke arah dapat cerita baru yang menarik, misalnya masih banyak masyarakat yang mandi di sungai, bahkan di sungai yang mengalir di tengah Kota Baturaja. Terus nyobain makanan yang belum pernah dimakan sebelumnya. Terus, yang pasti belajar banyak hal baru dan bisa belajar bahasa asli di sana,” imbuh Akbar.

Harapan
Akbar berharap semoga melalui program ini dapat memberikan solusi bagi masyarakat baik yang sudah maupun yang belum mendapatkan bantuan dari Kemensos.

Akbar Raihan, Mahasiswa UNS yang Ikuti Pejuang Muda Kemensos di Kabupaten OKU Sumatera Selatan

“Harapan buat diri sendiri semoga lebih peka terhadap masyarakat dan masalah sosial yang ada. Apalagi sebagai mahasiswa yang disebut agent of change pasti punya banyak kesempatan buat ngelakuin banyak hal positif yang membawa perubahan ke depan,” harapnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content