Bahas Krisis Komunikasi Pandemi Covid-19, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNS Wakili Indonesia dalam Global Communication Forum

Bahas Krisis Komunikasi Pandemi Covid-19, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNS Wakili Indonesia dalam Global Communication Forum

UNS — Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjadi wakil Indonesia dalam Global Communication Forum. Ia yaitu Odie Yohandi, mahasiswa Ilmu Komunikasi yang saat ini duduk di semester tiga. Forum internasional ini diselenggarakan oleh Universiti Utara Malaysia secara daring melalui Zoom Meeting dan Facebook Live.

Odie yang juga aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom) FISIP UNS ini memaparkan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia, termasuk kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dan dampaknya pada sektor kehidupan.

“Di Indonesia, kebijakan PPKM (partial-lockdown) diterapkan pemerintah sejalan dengan peningkatan kasus positif harian. Kebijakan ini berpengaruh besar pada sektor ekonomi dan pariwisata akibat pembatasan mobilitas,” terang Odie di hadapan mahasiswa perwakilan lain dari Malaysia dan Pakistan.

Odie juga menambahkan, pemerintah Indonesia berusaha menyebarkan informasi melalui kanal-kanal media sosial dan menggunakan tokoh berpengaruh sebagai opinion leader.

“Komunikasi publik antara media baru dan konvensional terus memberitakan untuk menyasar sampai pada komunitas kecil. Influencers dari pemimpin komunitas, artis, tokoh pendidikan, dan figur terkenal pun turut membantu mengkampanyekan program pemerintah,” tambahnya dalam acara yang berlangsung pada Sabtu (17/7/2021).

Hubungan masyarakat (public relation) yang dilakukan pemerintah menjadi sangat penting untuk membangun kepercayaan publik dengan pemerintah. Odie menambahkan kutipan dari Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prof. Widodo Muktiyo yang juga merupakan Guru Besar Ilmu Komunikasi UNS, bahwa pranata humas sangat penting untuk membangun pesan yang bisa dimaknai oleh masyarakat luas, agar pesan tersebut tidak hanya sent, tetapi delivered.

“Di tengah pandemi seperti ini, virus Covid-19 sangat berbahaya, tetapi disinformasi tidak kalah berbahaya juga karena banyak sekali informasi atau berita bohong tentang pandemi Covid-19 yang sampai ke masyarakat dan membuat masyarakat bingung,” sambungnya.

Pada akhir diskusi, Odie menjelaskan kondisi pendidikan di Indonesia akibat Covid-19, yang menjadikan perangkat digital dan teknologi sebagai alat penyambung hidup.
“Kami melakukan kegiatan school from home menggunakan berbagai media pembelajaran daring. Setelah menjalani, dapat dirasakan dalam pembelajaran daring, respons siswa tidak sealami dalam kondisi kuliah luring. Akibat penggunaan media daring, siswa menjadi tidak mudah memahami peta pembelajaran, mengantisipasi respons, dan sulit mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dirinya,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content