BEM FP UNS Ulas Peran Generasi Milenial dalam Pemberdayaan Desa

UNS — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar nasional dengan tajuk Community Development Summit (COMDES) 2021 pada Sabtu (3/7/2021). Acara yang digelar melalui aplikasi Zoom Meeting dan siaran langsung pada akun Youtube BEM FAPERTA UNS ini, mengusung tema Optimalisasi Generasi Milenial dalam Pemberdayaan Desa guna Menunjang SDG’s Desa.

Webinar yang dimoderatori oleh Nugroho Hasan ini, menghadirkan dua pembicara utama yaitu Rudy Suryanto, S.E., M. Acc., Ak., CA. dan Dr. Sapja Anantanyu, S.P., M.Si. Pada sesi pemaparan materi pertama, disampaikan oleh Rudy Suryanto, S.E., M. Acc., Ak., CA. selaku pendiri bumdes.id. Ia mengulas optimalisasi generasi milenial dalam mewujudkan kelembagaan.

Rudy menjelaskan bahwa terdapat dua alasan mengapa pemuda harus kembali ke desa. Alasan tersebut adalah; menjadikan pandemi sebagai momentum untuk berubah dan kembali pada cita-cita bangsa. Menurutnya, dalam menjalankan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang berkelanjutan terdapat lima tantangan yang dihadapi.
“Ada lima tantangan Bumdes berkelanjutan yaitu kelembagaan, model bisnis, tata kelola dan manajemen, pengelolaan sumber daya, juga akuntabilitas dan pengendalian,” terang Rudy.

Dibutuhkan pemberdayaan dan kolaborasi karena Bumdes adalah wadah yang berfungsi sebagai ruang bersama antar aktor desa untuk memfasilitasi usaha kolektif. Rudy menambahkan terdapat tiga peran kampus dalam hal ini. Pertama, mengenai input, kampus dapat memilih Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang siap maupun layak didampingi. Kemudian, proses. Diperlukan proses yang telah direncanakan dan dilaksanakan dengan supervisi yang baik. Terakhir adalah keluaran yang baik.

Materi kedua disajikan oleh Dr. Sapja Anantanyu, S.P., M.Si. Ia merupakan dosen Program Studi (Prodi) Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) UNS. Dr. Sapja membahas bagaimana peran generasi milenial dalam membangun desa.

Dalam menuju perubahan ke arah kemajuan, dibutuhkan tiga hal yang harus dimiliki generasi milenial. Mereka harus siap untuk memperbaiki, menumbuhkan, dan mengubah agar tercapai kemajuan. Menurutnya, dalam pemberdayaan masyarakat, upaya yang dilakukan mesti bersifat sistematis, terprogram, persuasif, dan partisipatif. Dr. Sapja menuturkan harus dilakukan intervensi agar masyarakat desa mampu berdaya mandiri.
“Diperlukan intervensi yang meliputi pemberdayaan masyarakat, penyuluhan, pengembangan masyarakat, dan menolong orang-orang untuk menolong mereka sendiri,” jelasnya.

Di akhir sesi, ia memberikan beberapa tips bagi mahasiswa dalam membangun desa. Beberapa tips tersebut adalah mahasiswa dapat meningkatkan kapasitas diri, membangun tim pelaksana, mengasah sensitivitas sosial, mengembangkan formalisasi kegiatan, membangun kerja sama dengan pemangku kepentingan, dan bekerja sama dengan masyarakat desa. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content