BIO-PE: Inovasi Sistem Pengelolaan Limbah Cair Tahu Ala Mahasiswa UNS

UNS – Sungai Garuda yang terletak di Desa Teguhan Kabupaten Sragen memiliki kondisi air yang buruk akibat tercemar limbah cair tahu. Warna air telah berubah menjadi cokelat kehitaman dan menyebabkan pencemaran udara sebab kandungan amonia di dalamnya.

Melihat kondisi tersebut, tiga mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, yaitu Feni Andriani, Alysa Nur Chasanah dan Alfan Rifai berupaya untuk turut menyumbangkan solusi. Hasilnya, sebuah inovasi sistem pengelolaan limbah cair tahu berhasil diciptakan.

“Limbah tahu itu mengandung suspensi solid yang dapat menutupi permukaan air dari sinar matahari. Dengan begitu juga akan mengganggu proses metabolisme makhluk hidup di air. Sifat limbah cair tahu yang asam dapat menyebabkan iritasi dan keracunan pada makhluk hidup,” jelas Feni A, salah seorang anggota tim kepada Humas UNS.

Konsep utama sistem ini memadukan agen bakteri Pseudomonas spp yang memiliki kemampuan surfaktan dengan agen remediasi tumbuhan enceng gondok ( Eichornia Crassipies ) sebagai akumulator.

“Sementara untuk konsep tata ruang kami menggabungkan konsep bioremediasi dan biosurfaktan dengan pembuatan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) aerob semi komunal,” imbuh mahasiswi angkatan 2016 ini.

Membanggakan lagi, ide tersebut meraih Juara 3 di Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Cfc2 di Universitas Bangka Belitung pada 21-23 Oktober 2019 yang diikuti oleh berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Terdapat dua tahap seleksi, yaitu seleksi abstrak dan seleksi full paper.

“Kami berhasil lolos ke tahap 10 besar dan berkesempatan untuk mempresentasikan karya kami dengan membawa desain dan kondisi air limbah tahunya. Berikutnya kami berencana membawa ide tersebut ke kompetisi internasional di Thailand.,” jelas Feni.

Secara lebih personal, Feni berkeinginan kuat untuk terus berkarya dan berguna bagi masyarakat dengan karya tersebut. Ia ingin membuktikan dan memotivasi mahasiswa lainnya bahwa meskipun mahasiswa Pendidikan Biologi sibuk dengan praktikum, mereka tetap bisa berkarya dan berkompetisi.

“Setiap orang pasti punya minat bakat masing-masing dan kita harus jalani itu dengan bahagia. Hasil dan eksistensi hanya bonus, tetapi kepuasan batin akan moralitas dan pemahaman ilmu pengetahuan adalah kunci agar diri kita menjadi pribadi yang lebih maju,” pungkas Feni. Humas UNS/Kaffa

Skip to content