Kembangkan Usaha Kentang, Mahasiswa UNS Wakili Indonesia di Panggung Entrepeneur Internasional

UNS – Menjadi negara agraris tentunya memberi kemudahan bagi masyarakat Indonesia dalam mengelola dan mengembangkan seluk beluk kegiatan pertanian di negeri ini. Tak hanya perihal tanam menanam, usaha dalam bidang pertanian juga mampu membantu kesejahteraan rakyat, yakni membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal tersebut yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, pria ini kembangkan budidaya kentang dan libatkan masyarakat sekitar di kampung halamannya, Desa Sumberejo, Ngablak, Magelang, Jawa Tengah.

Agus Wibowo, mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS merintis usaha kentang sejak tahun 2016. Suka duka berwirausaha sudah dijalaninya, mulai dari kualitas benih yang tidak memenuhi standar atau kebutuhan akan modal yang cukup tinggi. Pria yang akrab disapa Agus ini terus meyakini bahwa usaha kentang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hasilnya, kini usaha Agus menjadi usaha mandiri yang menyentuh segala sisi dengan skala besar. Pembuatan bibit, bercocok tanam kentang, dan pengelolaan pascapanennya menjadi keripik kentang dilakukan sendiri oleh Agus beserta masyarakat sekitar desa. Sistem pertanian ini disebut dengan “dari hulu ke hilir”.

“Sistem pertanian kita dari hulu sampai hilir. Pembuatan bibit dan bercocok tanam kentang sendiri. Selain produksi, kita juga mengelola pascapanen, yaitu keripik kentang sendiri. Budidaya kentang ini melibatkan petani sekitar karena volumenya lumayan besar, seperti kelompok tani dan juga Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani),” ujar Agus.

Agus menjelaskan, untuk kegiatan pascapanen, menggoreng keripik kentang dilakukan oleh ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya. Packaging dan pemasaran melibatkan para anak muda. Jadi, dari hulu sampai hilir melibatkan semua masyarakat sekitar.

“Kita juga membuka sistem investasi sebagai jembatan antara investor dan petani. Harapannya, kita bisa memberikan kesejahteraan kepada petani kampung dan meningkatkan ekonomi masyarakat,” tambah Agus.

Tak berhenti di pemasaran keripik kentang, mahasiswa kelahiran 90-an ini mengenalkan produknya lewat berbagai ajang entrepeneur. Ia mengawalinya dengan mengikuti kompetisi Wirausaha Muda Mandiri dari Bank Mandiri, Agus menyabet Juara 2 Nasional di Bidang Industri Pertanian dan Jasa. Semakin melebarkan sayap, mahasiswa akhir FP UNS ini mengikuti ajang entrepeneur bergengsi tingkat internasional, Global Student Entrepreneur Awards (GSEA).

GSEA merupakan sebuah kompetisi entrepeneur internasional tahunan bagi mahasiswa yang berwirausaha. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Entrepreneur’s Organization (EO) dan melibatkan lebih kurang seratus negara, termasuk Indonesia. Setiap negara anggota wajib mendelegasikan satu orang mahasiswa pewirausaha yang mewakili negaranya untuk mempresentasikan usaha yang dikembangkan di forum internasional (global stage) nantinya. Tahun ini, acara GSEA diselenggarakan pada April 2019 di Macau, Tiongkok.

Presentasi Agus Wibowo, mahasiswa Agroteknologi UNS, di GSEA Indonesia (18/1/2019).

Setelah mengikuti babak penyisihan dari 400 pengusaha muda Indonesia yang mengirimkan proposal bisnisnya, Agus terpilih menjadi 9 finalis terbaik yang berkesempatan untuk mempresentasikan usaha budidaya kentang yang telah ditekuni. Presentasi finalis GSEA Indonesia terbaik berlangsung di Jakarta pada (18/1/2019). Alhasil, dalam kesempatan tersebut Agus membawa pulang kabar gembira sebagai pemenang dan otomatis menjadi delegasi Indonesia di panggung entrepeneur internasional (global stage) GSEA.

“Untuk di Macau nanti, kompetisi secara internasional akan beradu gagasan lagi terkait dengan bisnis yang digeluti, dipresentasikan ke global stage dan pastinya yang menjuri orang-orang internasional. Karena ini kesempatan yang sangat luar biasa bagi saya, saya ingin membawa image pertanian di Indonesia bahwa ada petani muda yang bisa berkarya untuk masyarakat sekitar dan bisa berhasil di dunia bisnis, di bidang pertanian,” kata Agus,

Ia menambahkan, pada saat ini kebanyakan orang menganggap petani selalu identik dengan orang tua, penghasilan rendah, kotor, dan sebagainya. Meskipun di kompetisi ini Agus membawa produk kentang, Ia juga mengenalkan bahwa Indonesia kaya raya akan kesuburan tanahnya. Tidak fokus pada kentang saja, tetapi bisa mempromosikan pertanian Indonesia ke internasional dengan kekayaan alam yang luar biasa.

Melalui kerja kerasnya, kini usaha budidaya kentang dan keripik kentang yang digagas Agus semakin berkembang, bahkan mengantarkannya ke panggung entrepeneur internasional sebagai perwakilan Indonesia. Ibarat hukum Fisika, usaha berbanding lurus dengan hasil. Semakin keras usaha, maka semakin hebat pula potensi hasil yang didapatkan, begitu pula sebaliknya. Humas UNS–Zul/Isn

Skip to content